IIC (26)

762 69 30
                                    

"Kenapa nggak kamu aja yang hamil?" serang Ayla balik. Merasa diinjak-injak sama laki-laki tak punya otak seperti Auden.

Auden terdiam, bereaksi serba salah mungkin sadar telah salah bicara.

Rasa geram membuat Ayla ingin menjambak Auden hingga botak. Arghhhhh!!!!! Rasanya dia ingin mencakar-cakar wajah sang suami yang sialnya tampan itu.

"Emme," tegur Auden ketika Ayla sudah berlari dari tempat itu dan menggeleng, mencoba menghela napas kuat-kuat agar tidak tumpah ruah air matanya karena perasaan sial ini.

"I hate you!"

Auden hanya mengangguk dan terus mengejar Ayla yang beneran berlari karena begitu muak dengan laki-laki bangsat ini, padahal dia terus saja menyiksa diri untuk bertahan sejauh ini, tetap saja tidak diharapkan.

"Kenapa nggak kamu aja yang hamil? Kenapa nggak minta istrimu aja hamil kembar lima!" teriak Ayla keramaian sambil menunjuk gambar Sandra yang tersenyum cantik di sana.

"Istriku sudah hamil," jawab Auden santai membuat Ayla kian mencak-mencak.

Bukannya berlari menjauh, wanita itu berbalik dan mendekat ke arah lawan. Ingin menjambak rambut laki-laki itu!

Auden tersenyum dan menangkap tubuh Ayla dan memeluk dari belakang, merangkap agar dia tidak lagi kabur jauh.

"Lepasin aku! Aku benci bangat sama kamu!" Ayla berontak, tapi tubuhnya sudah terkurung.

Dia mencubit-cubit tangan Auden agar laki-laki ini melepaskannya, mencabut bulu tangan Auden tapi sepertinya tidak mempan. Akhirnya masih dengan rasa kesal dia menggigit tangan sang suami karena kesal.

"Ahhhhh!!! Lepaskan!" pekik Ayla karena tubuhnya sudah digendong membuatnya terkejut, tapi juga merasa begitu malu. Sial! Dengan kondisi tubuhnya yang sudah bengkak sana-sini, pasti sangat jelek dilihat orang lain.

"Lepasin!"

"Jangan banyak bergerak kalau tak mau kita berdua jatuh," tegur Auden membuat Ayla kian berontak dan menjambak rambut laki-laki itu, tapi dari lubuk hati paling dalam dia menikmati wangi rambut Auden. Dari ujung kepala hingga ujung kaki, Ayla suka semua tentang Auden.

Auden akhirnya memilih pesan taksi karena mereka tidak bisa berdebat dilihat orang-orang.

"Ahhhhhh! Sial!" Ayla mengerang kesal sambil memukul-mukul pintu mobil yang sudah dikunci dan Auden duduk di sampingnya dengan santai.

"Aku udah beri kamu anak tiga, sampai kapan kamu akan berhenti terobsesi dengan istrimu?" tanya Ayla sudah sanggup tak menahan bulir-bulir bening yang jatuh, menatap suaminya dengan sorot penuh luka, walau dia tahu laki-laki di depannya tidak akan peduli dengan perasaannya.

Menyadari jika ada orang lain di antara mereka, Ayla memilih diam dan melihat keluar sambil menyeka air matanya pelan-pelan.

Ketika Auden menyusupkan jarinya pada jarinya membuat Ayla menoleh dan mencoba untuk melepaskan genggaman keduanya, tapi begitu ketat hingga dia tidak bisa melepaskannya.

Akhirnya dia memilih untuk memalingkan wajah dan kembali menoleh saat Auden mencium-cium tangannya menenangkan, membuat Ayla begitu bingung apa mau laki-laki ini, sedetik kemudian dia berlakon seperti sangat memujanya, detik berikutnya dia merasa seperti orang yang tidak diinginkan sama sekali.

"Jangan terus seperti ini, Emme," mohon Auden sambil mengelus-elus pipinya sedangkan Ayla memalingkan wajah masih dengan rasa kesal yang kentara.

"Please, semuanya tidak harus seperti ini."

"Emme kenapa buat semuanya makin rumit?" tanya Auden pelan.

WHAT??!!! Matanya melotot tajam dengan mulut terbuka lebar. Tolong! Dia tidak salah dengar, kan? Apa barusan dia bilang? Dirinya yang buat semakin rumit?

ISTRIKU INGIN CERAI! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang