Kini Cain dan Calynn sudah tiba di mansion pribadi milik pria itu, terlihat para maid dan bodyguard berjejer rapi menyambut kedatangan mereka berdua. Tidak lupa Milo dan kedua adiknya menyambut kedatangan mereka sambil memasang wajah datar.
"Selamat datang, tuan dan nyonya." Ucap para maid dan bodyguard sambil menunduk kepala.
"Calynn, saya akan pergi ke perusahaan. Jaga anak-anak." Ucap Cain menatap Calynn datar.
"Oh oke." Ucap Calynn sambil mengangguk kepalanya.
Cain masuk kembali ke dalam mobil dan meninggalkan halaman depan mansion D'Alsthon, Calynn menghela nafasnya lalu dia menatap ke arah ketiga anak tirinya.
"Oh hai anak-anak." Calynn menyapa ketiga anak tirinya sambil melambaikan tangannya.
"Jangan harap anda bisa menjadi ibu sambung kami, kami tidak pernah menerima anda menjadi ibu sambung kami." Ucap Milo menatap datar Calynn.
"Itu benar, apalagi aku yakin kalau kau hanya menginginkan kekayaan Daddy kami seperti mantan mommy kami." Ucap Laurell.
"Itu benar." Timpal Rowan sambil bersedekap dada.
Meskipun usia Rowan masih berusia 5 tapi dia anak yang genius karena keturunan keluarga D'Alsthon anak-anaknya sangat genius.
"Asal kalian bertiga tahu, aku menikah dengan Daddy kalian karena terpaksa. Di garis bawahi terpaksa, kalau bukan hutang keluarga kami yang begitu banyak bahkan menjual ginjal juga tidak cukup membayar hutang. Mana mungkin aku mau menikah dengan Daddy kalian yang seperti kulkas 30 pintu itu." Ucap Calynn sinis.
"Kami tidak percaya." Ucap Milo.
"Terserah kalian mau percaya atau tidak, ooo iya apakah kalian bolos?ini kan hari Senin." Ucap Calynn.
"Jangan mengatur kami." Ucap Laurell.
'benar-benar keras kepala seperti ayah mereka.' batin Calynn.
"Daddy kalian menyuruh ku untuk menjaga kalian bertiga." Ucap Calynn.
Milo dan kedua adiknya masuk ke dalam mansion meninggalkan Calynn yang masih di pintu depan, sedangkan para maid tidak bisa berbuat apa-apa.
Calynn menghela nafasnya dan masuk ke dalam mansion mewah milik Cain, entah sudah berapa kali dia terus menghela nafasnya.
"Mansion ini cukup mewah." Gumam Calynn sambil menatap interior design mansion milik Cain.
Calynn tiba di ruang tamu, ruangan itu sangat luas dan ada air pancuran berukuran mini, juga ada kolam ikan mas berukuran besar di sana, beberapa guci antik berjejer di samping-samping dinding.
"Tuan muda Rowan, anda harus makan."
Terlihat baby sitter yang membujuk Rowan untuk makan, tapi balita itu fokus membaca buku dongeng bahasa Inggris.
"Biarkan aku saja." Calynn berjalan menghampiri sang baby sitter dan Rowan.
"Baik, nyonya." Ucap Wendy, baby sitter Rowan.
Wendy meninggalkan tempat itu, sekarang hanya Calynn dan Rowan yang berada di ruang tamu.
"Baby boy." Ucap Calynn sambil memegang sendok makan.
"Jangan sok baik pada ku." Ucap Rowan menatap datar Calynn.
"Makan." Ucap Calynn datar.
"Aku tidak lapar." Ucap Rowan.
"Baiklah kalau begitu." Ucap Calynn.
Calynn mengambil boneka beruang yang di samping Rowan, balita itu penasaran apa yang akan di lakukan oleh ibu tirinya.
"Makan." Ucap Calynn menatap boneka.
Boneka beruang itu menggeleng kepalanya dan Calynn yang menggerakkannya, lalu gadis tersebut memukul kepala boneka beruang. Rowan menjadi sedikit takut dengan perlakuan Calynn kepada boneka beruang itu.
Calynn sering melakukan hal ini kepada sepupu-sepupunya saat tidak mau makan, jadi dia mengambil boneka dan memukul kepalanya kalau boneka itu menggeleng kepala. Para sepupu-sepupunya menjadi takut, mereka tidak mau di pukuli, aksi Calynn pun berhasil membuat sepupu-sepupunya makan.
"Kenapa kamu memukulnya?" Tanya Rowan penasaran.
"Dia tidak mau makan, makanya aku memukulnya." Ucap Calynn.
"Apakah aku juga di pukuli seperti itu kalau tidak makan?" Tanya Rowan menatap Calynn sedikit takut.
"Iya." Ucap Calynn datar.
"Kalau begitu aku akan makan." Ucap Rowan.
"Bagus kalau begitu." Ucap Calynn sambil tersenyum tipis.
Wendy dan beberapa maid sedikit terkejut melihat aksi yang dilakukan Calynn berhasil membuat Rowan mau makan, padahal mereka sangat tahu kalau tuan muda bungsu mereka susah di bujuk makan.
"Mau di suapi atau makan sendiri?" Tanya Calynn menatap Rowan.
"Suapi." Ucap Rowan.
"Pesawat datang..."
Calynn menyuapi Rowan dengan telaten, dia sudah berpengalaman merawat anak-anak. Tidak jarang paman dan bibinya menitipkan anak mereka kepada Calynn.
Calynn menyadari kalau Milo dan Laurell berada tidak jauh dari sana dan sedang menatap dirinya yang sedang menyuapi Rowan makan.
"Kyaaa imutnya..." Calynn mencium pipi chubby Rowan berulang kali sehingga membuat balita itu tersipu.
"Aku tidak imut." Ucap Rowan.
"Kamu imut, baby boy." Ucap Calynn sambil menyuapi Rowan.
Wendy dan beberapa maid sedikit senang Calynn menjadi istri Cain, apalagi gadis itu tampak begitu baik dan lembut kepada Rowan.
"Nah sekarang makanan mu sudah habis, sekarang minum airnya." Calynn memberikan segelas air kepada Rowan.
Rowan minum air putih, lalu dia memberikan kepada Calynn. Jujur saja, mommy nya dulu tidak pernah melakukan hal ini kepadanya.
Cain dan istri pertamanya bercerai beberapa bulan yang lalu karena istrinya ketahuan berselingkuh dengan musuh bisnis Cain, nama istri pertamanya adalah Audrey Sanjaya.
Audrey tidak pernah memperhatikan anak-anaknya, karena dia begitu sibuk dengan pekerjaannya di butik dan sibuk berselingkuh. Apalagi Audrey menikah dengan Cain karena menginginkan kekayaannya saja bukan karena cinta.
TBC...
Jangan lupa vote dan coment ya teman-teman karena itu gratis.
Rowan mulai terbuka sama mommy Calynn.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOMMY CALYNN|| HAPPY ENDING
FanfictionCalynn Olenna Leandra terpaksa harus menikah dengan seorang pria duda beranak 3 untuk melunasi hutang sang ayah, tentu saja sang ayah menolaknya. Dia tidak mau putri semata wayangnya harus menikahi pria duda itu, tapi dia tidak berbuat apa-apa. Cal...