Keesokan paginya...
Calynn sudah bangun dari tidurnya, gadis itu sekarang sedang membuat sarapan pagi untuk keluarganya. Tidak lupa para koki ikut membantunya.
"Rendang ayam jangan terlalu asin." Ucap Calynn.
"Tahu dan tempe goreng jangan sampai gosong, tapi harus krispi." Lanjutnya.
"Baik, nyonya." Ucap para koki.
Calynn membuat nasi goreng untuk bekal ketiga anaknya dan sahabat Laurell, dia teringat dengan dia yang masih menginjak bangku SMA selalu membawa bekal ke sekolah. Terlihat terlihat Joy berjalan menghampiri sang nyonya.
"Nyonya Calynn, tuan Edward dan tuan Vincent ingin menemui anda. Sekarang mereka berdua berada di ruang tamu." Ucap Joy sambil menunduk kepalanya.
"Terima kasih, Joy." Ucap Calynn sambil tersenyum tipis.
"Wendy, tolong tongseng nasi goreng nya. Kalau sudah berbau harum, tolong masukkan ke empat kotak bekal di sana." Calynn menunjuk ke arah 4 kotak bekal.
"Baik, nyonya Calynn." Ucap Wendy.
Calynn berjalan menuju ke ruang tamu, saat tiba di sana dia melihat Edward dan Vincent duduk di sofa ruang tamu.
"Ada gerangan apa ayah dan bang Vincent datang bertamu di pagi ini?" Tanya Calynn langsung duduk di single sofa.
"Tidak usah basa-basi, Calynn. Apa alasan mu menyuruh guru BK menuliskan nama Hannah dan Reyes di buku hitam?kamu tahu kan artinya apa." Ucap Edward menatap tajam sang menantu.
"Aku tahu artinya, tapi aku melakukan ini karena mereka sudah berani memfitnah Laurell." Ucap Calynn sambil bersedekap dada.
"Itu hanya masalah sepele, Calynn." Ucap Edward.
"Masalah sepele?" Calynn langsung tertawa sinis mendengar ucapan sang mertua.
"Kenapa kamu tertawa?" Edward menarik alis sebelahnya menatap Calynn.
"Sebelum aku menikah dengan om Cain, aku mencari informasi tentang tiga calon anak tiri ku. Apa yang aku dapat dari Laurell?aku mendapatkan di mana Hannah selalu memfitnah Laurell dan dia juga sudah mengambil tunangan Laurell." Ucap Calynn datar.
"Lalu kalian tidak melarang Hannah menjalin hubungan dengan Xaiden yang jelas-jelas tunangan Laurell, keluarga macam apa kalian?" Lanjutnya dengan nada datar.
"Kamu tidak berhak ikut campur urusan keluarga kami." Ucap Vincent.
"Oh benarkah?tapi aku sudah menjadi bagian keluarga D'Alsthon, tuan Vincent." Ucap Calynn sambil tersenyum sinis.
"Mommy..."
Terlihat Rowan berlari menghampiri Calynn tapi sayangnya balita itu tersandung kakinya sendiri, dia pun terjatuh.
"Makanya jangan lari, jatuh kan jadinya." Calynn beranjak dari tempat duduknya dan berjalan menghampiri Rowan, lalu dia menggendong anak tirinya.
"Maaf, mommy." Ucap Rowan sambil menunduk kepalanya.
"Tidak apa-apa, lain kali jangan lari seperti itu." Ucap Calynn sambil mengelus rambut Rowan.
Edward dan Vincent melihat Calynn tampak begitu lembut memperlakukan Rowan, sekarang gadis itu kembali duduk di single sofa dan Rowan duduk di pangkuannya.
"Kenapa opa dan papa di sini?" Rowan menatap Edward dan Vincent.
"Mereka menumpang sarapan pagi di sini, Rowan." Jawab Calynn.
"Oh benarkah?" Ucap Rowan.
"Itu benar, Rowan." Ucap Edward dan Vincent bersamaan.
"Mommy jadi kan datang ke sekolah ku hari ini?" Tanya Rowan menatap Calynn.
"Tentu saja, baby boy." Ucap Calynn sambil tersenyum tipis.
"Aku tidak sabar untuk mengikuti lomba melukis nya, mommy." Ucap Rowan sambil tersenyum manis.
"Kamu mau melukis apa?" Tanya Calynn.
"Kata miss Louisa, tema nya tentang keluarga." Ucap Rowan.
Calynn mengangguk kepalanya, gadis itu mengelus rambut Rowan dengan begitu lembut. Tidak lama kemudian terlihat Cain berjalan menuju ke ruang tamu, pria tersebut memasang wajah datarnya. Tidak lupa Milo dan Laurell mengikutinya dari belakang.
"Kenapa ayah dan Vincent di sini?" Tanya Cain sambil menatap Edward dan Vincent berada di ruang tamu.
"Sebaiknya kita sarapan dulu, takutnya makanan kita menjadi dingin." Calynn beranjak dari tempat duduknya dan menggendong Rowan.
"Mommy, kita sarapan apa hari ini?" Laurell berjalan mendekati Calynn.
"Ayam rendang dan tahu tempe." Ucap Calynn.
"Aku sudah lama tidak makan ayam rendang, mommy." Ucap Milo.
Calynn tersenyum tipis mendengar ucapan Milo, tidak lama kemudian mereka tiba di ruang makan. Terlihat makanan sudah tersaji di meja makan, mereka pun duduk di kursi masing-masing.
"Sarapan di mulai." Cain memimpin sarapan pagi.
Calynn mengambil paha ayam rendang dan menempatkan ke piring Rowan, lalu dia makan dengan begitu tenang.
"Rendang ayam mommy sangat enak." Ucap Laurell.
"Ya tentu saja, tapi koki juga ikut memasak." Ucap Calynn sambil mencelupkan tahu ke cabe.
"Kakak ipar bisa memasak?" Tanya Vincent menatap Calynn.
"Tentu saja aku bisa memasak." Ucap Calynn.
"Masakan buatan mommy sangat enak." Ucap Rowan.
"Makan yang banyak." Ucap Calynn menatap ke arah ketiga anak tirinya.
"Ooo iya apakah om Cain lembur lagi malam ini?" Lanjutnya menatap ke arah Cain yang makan dengan begitu tenang.
"Iya, saya lembur lagi malam ini." Ucap Cain datar.
'hore, aku bisa menonton sepuasnya malam ini.' batin Calynn.
"Malam ini kamu jangan menunggu kepulangan saya, seperti tadi malam." Cain menatap Calynn.
"Siapa yang menunggu kepulangan om tadi malam?" Calynn menatap sinis Cain, mana ada dia menunggu kepulangan Cain. Yang ada dia menonton film kartun lucu.
"Lalu kenapa kamu tertidur di ruang keluarga kalau bukan menunggu saya?" Tanya Cain sambil menarik alis sebelahnya.
"Menonton kartun," Jawab Calynn dengan begitu santai.
Cain terkejut mendengar jawaban Calynn, dia tidak menyangka kalau gadis itu tertidur karena menonton film kartun bukan menunggu kepulangannya.
"Om pasti berharap aku menunggu kepulangan om, kan?" Calynn menatap ke arah Cain dengan senyum mengejek.
"Tidak." Ucap Cain datar.
Calynn berdecih mendengar ucapan Cain, gadis itu kembali makan dengan begitu tenang. Terlihat Wendy membawa 4 kotak bekal dan meletakkan ke atas meja makan.
"Terima kasih, Wendy." Ucap Calynn menatap Wendy.
"Sama-sama, nyonya." Ucap Wendy.
Wendy meninggalkan tempat itu, mereka yang berada di meja makan menatap ke arah keempat kotak bekal tersebut. Lalu mereka kembali fokus sarapan pagi dengan suasana tenang, hanya terdengar suara dentingan sendok dan piring saja.
TBC...
Jangan lupa vote dan coment ya teman-teman karena itu gratis.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOMMY CALYNN|| HAPPY ENDING
FanfictionCalynn Olenna Leandra terpaksa harus menikah dengan seorang pria duda beranak 3 untuk melunasi hutang sang ayah, tentu saja sang ayah menolaknya. Dia tidak mau putri semata wayangnya harus menikahi pria duda itu, tapi dia tidak berbuat apa-apa. Cal...