Hari minggu pun tiba, terlihat Calynn dan Laurell mau bersiap-siap berangkat ke rumah sakit. Sebenarnya Cain mau ikut tapi Milo mengajaknya bermain catur, apalagi sudah lama dia tidak bermain catur dan jarang menghabiskan waktu bersama anak-anak.
Hubungan Cain dan Calynn sudah mulai dekat, apalagi tiap malam mereka berdua selalu melakukan hubungan intim agar bisa membuahkan hasil. Tidak jarang juga Cain membawa sebuket bunga untuk Calynn saat dia pulang dari perusahaan.
"Ayo kita berangkat." Ucap Calynn menatap ke arah Laurell.
"Iya, mommy." Ucap Laurell.
"Mommy, bolehkah aku juga ikut?" Tanya Rowan menatap ke arah Calynn.
"Lain kali saja ya, mommy dan kakak mu pergi ke rumah sakit." Ucap Calynn sambil mengelus rambut Rowan dengan lembut.
"Kamu bersama bang Milo dan Daddy dulu, habis pulang dari rumah sakit nanti mommy beli kue Red Velvet untuk mu." Lanjutnya.
"Janji ya, mommy." Rowan mengangkat jari kelingkingnya.
"Mommy janji." Calynn mengangkat jari kelingkingnya dan tersenyum tipis.
"Hati-hati di jalan." Cain mengecup bibir Calynn sehingga membuat kedua pipinya memerah, apalagi jantungnya berdegup kencang.
Milo dan kedua adiknya langsung memalingkan wajah mereka, begitu juga para maid dan bodyguard di sana memalingkan wajah mereka.
"Om suka sekali mencium bibir ku." Ucap Calynn menatap kesal Cain.
"Saya ini suami mu, jadi saya berhak mencium bibir mu. Apalagi bibir kamu itu manis." Ucap Cain sambil tersenyum tipis dengan mengelus pipi Calynn dengan lembut.
"Emm kalau begitu aku dan Laurell berangkat, jaga Rowan ya." Ucap Calynn.
"Iya, sayang." Ucap Cain sambil tersenyum tipis.
"Ayo Laurell." Calynn menatap ke arah Laurell, lalu wanita itu masuk ke dalam mobil Lamborghini.
Laurell masuk ke dalam mobil, lalu Calynn menyalakan mobilnya dan meninggalkan tempat itu. Cain menatap kepergian mereka berdua, lalu dia menatap ke arah Milo dan Rowan.
"Kita main catur di halaman belakang saja." Ucap Cain.
"Aku mau main puzzle, Daddy." Ucap Rowan.
"Nanti Haiden yang akan bermain bersama mu." Ucap Cain sambil mengelus rambut Rowan dengan lembut.
"Ayo kita ke halaman belakang, Daddy. Aku tidak sabar untuk mengalahkan Daddy." Ucap Milo dengan penuh semangat, dia tampak begitu bahagia karena sang Daddy mau bermain catur dengannya.
Cain dan kedua anaknya menuju ke halaman belakang mansion, para maid dan bodyguard tampak begitu bahagia melihat tuan mereka sudah mulai hangat dengan anak-anaknya semenjak menikah dengan Calynn.
⭐⭐⭐⭐⭐
Di mansion utama D'Alsthon...Terlihat pertengkaran antara Vincent dan Jacob di ruang keluarga, bahkan istri mereka berdua tidak berani melerai mereka berdua. Kecuali Reyes berusaha melerai sang ayah dengan pamannya.
"Papi, jangan bertengkar lagi." Ucap Reyes.
"Tidak bisa Reyes, papa kamu itu sudah menyuruh mata-matanya untuk membuat masalah perusahaan papi di Paris." Ucap Jacob menatap tajam ke arah Vincent.
Jacob sakit hati saat tahu penyebab perusahaan nya bermasalah karena mata-mata suruhan dari Vincent, dia tidak tahu kenapa abang keduanya melakukan semua ini.
"Karena aku tidak mau kau memenangkan tender proyek itu, Jacob. Hanya aku saja yang boleh mendapatkannya." Ucap Vincent.
"Kenapa kau begitu serakah, bang?" Ucap Jacob menatap Vincent dengan tatapan penuh kecewa dan marah.
"Karena aku mau." Ucap Vincent.
"Biarkan saja abang mu mendapatkan tender proyek itu, Jacob." Ucap Jihana menatap ke arah Jacob.
"Aku tidak mempermasalahkan hal itu, Bu. Tapi perusahaan ku hampir bangkrut karena bang Vincent, aku sangat kecewa kepada nya." Ucap Jacob.
Jacob meninggalkan tempat itu, Reyes mengikuti sang papi dari belakang karena dia mengerti apa yang di alami oleh ayahnya.
"Papi."
"Iya, Reyes." Jacob menatap ke arah Reyes karena sekarang mereka berdua berada di halaman belakang mansion.
"Apa sebaiknya kita keluar dari mansion ini dan membeli mansion baru?" Ucap Reyes.
"Kenapa kamu berbicara seperti itu?" Tanya Jacob sedikit bingung dengan anak pertamanya, apalagi selama ini dia tidak terlalu dekat dengan kedua anaknya karena terlalu fokus pada pekerjaannya.
"Mansion ini sudah tidak hangat lagi seperti dulu, entah itu perasaan ku atau bukan. Tapi aku ingin kita keluar dari mansion ini." Ucap Reyes menatap ke arah langit.
"Aku suka dengan suasana mansion milik Daddy, di sana mommy selalu bersikap lembut kepada kami saat papi dan mami ke Paris. Meskipun aku dan Desmond hanya menginap 3 malam saja di sana tapi kami berdua bisa merasakan kehangatan keluarga." Lanjutnya.
"Benarkah?" Ucap Jacob menatap ke arah Reyes.
"Iya, papi. Mommy juga membuat bekal untuk kami saat mau berangkat ke sekolah, pokoknya mommy itu baik. Terkadang Daddy menanyakan kami tentang apa yang kami lakukan di sekolah." Ucap Reyes dengan begitu antusias.
'ternyata bang Cain sudah berubah, aku sangat senang dengan perubahannya.' batin Jacob.
"Sepertinya kamu bahagia menginap di sana?" Ucap Jacob sambil tersenyum tipis menatap putra sulungnya.
"Iya, papi." Ucap Reyes.
"Kalau di pikir-pikir lagi, papi sepertinya akan membeli mansion baru dan kita bisa keluar dari mansion ini." Ucap Jacob.
"Aku setuju, papi." Ucap Reyes.
"Maafkan papi ya karena selama ini papi selalu fokus pada pekerjaan, tapi papi akan berusaha untuk meluangkan waktu untuk kalian." Ucap Jacob.
"Aku mengerti, papi. Papi melakukan ini demi mencari uang untuk masa depan ku dan Desmond agar terjamin, Mommy yang bilang seperti itu." Ucap Reyes.
"Sepertinya kamu banyak belajar dari mommy mu." Ucap Jacob sambil mengelus rambut Reyes dengan lembut.
Devon berdiri tidak jauh dari sana, dia sedikit iri melihat Jacob tampak begitu lembut kepada Reyes. Sedangkan Vincent tidak pernah memperlakukannya seperti itu.
TBC...
Jangan lupa vote dan coment ya teman-teman karena itu gratis.
Maaf kalau Chapter ini gak terlalu nyambung.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOMMY CALYNN|| HAPPY ENDING
FanfictionCalynn Olenna Leandra terpaksa harus menikah dengan seorang pria duda beranak 3 untuk melunasi hutang sang ayah, tentu saja sang ayah menolaknya. Dia tidak mau putri semata wayangnya harus menikahi pria duda itu, tapi dia tidak berbuat apa-apa. Cal...