Malam harinya...
Calynn sedang makan malam bersama ketiga anak tirinya tanpa kehadiran Cain, karena pria itu belum pulang dari perusahaannya.
"Mommy, jadi 'kan datang ke lomba melukis di TK ku?" Tanya Rowan menatap Calynn.
"Iya, mommy akan datang." Ucap Calynn.
Calynn mulai menerima dirinya di panggil dengan sebutan mommy dari ketiga anak tirinya, meskipun begitu dia belum menerima pernikahan ini.
"Kalian makan yang banyak-banyak." Ucap Calynn menatap ketiga anak tirinya.
"Baik, mommy." Ucap mereka bertiga.
Mereka berempat makan dengan begitu tenang, hanya terdengar suara dentingan sendok dan piring saja.
⭐⭐⭐⭐⭐
Calynn dan ketiga anak tirinya sudah selesai makan malam bersama, sekarang mereka berempat di ruang keluarga sambil menonton film kartun di televisi. Rowan mulai mengantuk menonton kartun.
"Wendy." Calynn memanggil Wendy.
"Iya, nyonya Calynn." Wendy berjalan menghampiri Calynn.
"Tolong bawa Rowan ke kamar." Ucap Calynn.
"Baik, nyonya." Ucap Wendy.
Wendy menggendong Rowan yang sudah tertidur pulas dan meninggalkan tempat itu, sekarang hanya Calynn dan kedua anak tirinya yang berada di sana.
"Bagaimana kuliah mu di kampus, Milo?" Tanya Calynn menatap Milo.
"Seperti biasanya, mom. Mendengar penjelasan dari dosen dan langsung di beri tugas." Ucap Milo.
"Apa cita-citamu?" Tanya Calynn.
"Aku ingin menjadi dokter." Ucap Milo sambil menunduk kepalanya.
"Lalu jurusan kuliah mu?" Tanya Calynn.
"Bisnis, Daddy menyuruh ku untuk mengambil jurusan itu karena aku akan menjadi ahli waris perusahaannya. Jadi aku mengubur dalam-dalam cita-cita ku itu." Ucap Milo sedikit sendu.
"Lalu apa cita-citamu, Laurell?" Calynn menatap ke arah Laurell.
"Aku ingin menjadi model, mommy." Ucap Laurell sambil tersenyum tipis.
"Kalau begitu tepati cita-cita mu itu." Ucap Calynn sambil tersenyum tipis.
"Iya, mommy. Eumm mommy bercita-cita mau jadi apa?" Laurell menatap ke arah Calynn.
"Pengangguran kaya raya." Ucap Calynn sambil tersenyum manis, karena dia benar-benar ingin menjadi pengangguran kaya raya.
"Memangnya ada cita-cita seperti itu, mommy?" Tanya Milo sedikit terkejut mendengar cita-cita Calynn.
"Tentu saja ada, Milo." Ucap Calynn.
"Aku baru tahu kalau ada cita-cita seperti itu." Ucap Laurell.
"Sebaiknya kalian berdua segera tidur sekarang, ini sudah jam 9 malam." Ucap Calynn sambil menatap ke arah jam di ponselnya.
"Baik, mommy." Ucap Milo dan Laurell.
"Selamat malam dan mimpi indah." Ucap Calynn.
"Selamat malam juga, mommy." Ucap Milo dan Laurell.
Milo dan Laurell meninggalkan tempat itu, mereka berdua begitu nyaman saat bersama Calynn. Mereka juga bisa mendapatkan kasih sayang seorang ibu yang tidak mereka dapatkan dari Audrey mommy kandung mereka.
"Om Cain lama sekali pulangnya?ini sudah jam 9 malam, tapi belum pulang-pulang juga." Gumam Calynn sambil sesekali menatap ke jam di dinding.
"Mungkin om Cain lembur karena banyak pekerjaan?kalau begitu aku bisa begadang menonton." Lanjutnya sambil menonton film kartun.
Jam sudah menunjuk jam 11 malam, Calynn mulai mengantuk dan matanya memberat. Gadis itu pun tertidur pulas di sofa ruang keluarga dan televisi masih menyala.
Tap
Tap
Tap
Terlihat 2 pria tampan yang menuju ke ruang keluarga, mereka berdua melihat Calynn tertidur pulas di kasur dan televisi masih menyala. Kedua orang itu adalah Cain dan Haiden, mereka berdua baru sampai di mansion karena mengurus perusahaan.
"Haiden, kamu langsung beristirahat." Ucap Cain datar.
"Baik, tuan." Ucap Haiden langsung meninggalkan tempat itu.
Cain mulai mengangkat Calynn dan menggendongnya dengan ala bridal style, lalu masuk ke dalam lift. Tidak lama kemudian mereka tiba di lantai 5, Cain keluar dari lift dan berjalan menuju ke kamar mereka berdua.
Cain masuk ke dalam kamar dan pria itu menempatkan Calynn ke kasur mereka berdua, lalu dia menutup pintu kamarnya dan tidak lupa di kunci dari dalam.
"Dia pasti menunggu kepulangan saya." Gumam Cain sambil menatap Calynn yang tampak tertidur pulas.
"Maaf sudah membuat mu menunggu saya pulang." Lanjutnya.
Cain tidak tahu kalau sebenarnya Calynn tidak menunggu kepulangannya tapi tertidur gara-gara menonton film kartun.
"Mimpi indah, little wife." Gumam Cain.
Cain masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan badannya, lalu beberapa menit kemudian dia keluar dari sana dan memakai baju kasual dan celana hitam. Pria itu membaringkan tubuhnya di samping Calynn dan memeluknya, lalu dia pun tertidur.
⭐⭐⭐⭐⭐
Di mansion utama D'Alsthon...
Terlihat Edward dan kedua anak laki-lakinya berada di ruang keluarga, keluarga mereka lainnya sudah tidur.
"Calynn memasukkan nama Hannah dan Reyes ke buku hitam Everlux High School?" Ucap Edward sedikit terkejut mendengar ucapan Vincent.
"Iya, ayah. Padahal ini masalah sepele." Ucap Vincent.
"Itu bukan masalah sepele, bang. Anak mu itu sudah memfitnah Laurell." Ucap Jacob D'Alsthon, adik bungsu Cain dan suami Isabelle.
"Abang tahu itu, Jacob. Tapi tidak seharusnya istri baru bang Cain memasukkan nama Hannah dan Reyes ke buku hitam, Reyes juga anak mu." Ucap Vincent menatap sang adik.
"Aku tahu itu tapi aku tidak mau berurusan dengan kakak ipar yang sekarang, entah kenapa aku merasakan dia tidak seperti yang kita lihat." Ucap Jacob.
"Apa maksud mu, Jacob?" Edward menatap ke arah anak bungsunya.
"Aku tidak akan berurusan dengan kakak ipar yang sekarang." Ucap Jacob.
Jacob meninggalkan tempat itu, Edward dan Vincent menatap kepergiannya dengan tatapan penuh penasaran.
'apa maksud Jacob?' batin Edward dan Vincent.
TBC...
Jangan lupa vote dan coment ya teman-teman karena itu gratis.
Nyambung gak ceritanya?
KAMU SEDANG MEMBACA
MOMMY CALYNN|| HAPPY ENDING
FanfictionCalynn Olenna Leandra terpaksa harus menikah dengan seorang pria duda beranak 3 untuk melunasi hutang sang ayah, tentu saja sang ayah menolaknya. Dia tidak mau putri semata wayangnya harus menikahi pria duda itu, tapi dia tidak berbuat apa-apa. Cal...