Dada Gendhis bergemuruh. Nafasnya terasa sesak. Ingatan tentang Bryan yang menyembunyikan fakta dia beristri kembali menghantui Gendhis.
Apakah Genta tak ada bedanya dengan Bryan? Mengaku lajang padahal sudah punya pasangan.
B. Nama itu hanya satu huruf, tapi ada dua tanda hati yang mengapit huruf itu. Bila pemilik nomor itu bukan orang yang istimewa bagi Genta, tak mungkin kontaknya disimpan dengan simbol hati.
Apalagi orang itu menulis i love you dengan banyak emoticon kiss. Tidak mungkin itu adalah pesan dari seorang pria.
Gendhis bingung mau melakukan apa dengan segala pikiran liar di benaknya. Haruskah ia melarikan diri seperti saat pertama melihat Genta menggandeng Gladys yang dulu ia kira adalah istri Genta? Atau tetap di sini dan meminta penjelasan dari pria yang masih terlelap di tempat tidur itu.
Gendhis berdiri terpaku di depan ranjang, memandang Genta dengan penuh pertimbangan.
Please...please...don't turn into an asshole that broke my heart. Gendhis memohon dalam hati saat menatap wajah Genta.
Beberapa saat kemudian Genta menggeliat pelan, matanya terbuka, lalu senyumnya terkembang melihat Gendhis.
"Kamu ngapain di situ? Sini, kembali ke pelukanku." Genta merentangkan tangan ke arah Gendhis, namun wanita itu bergeming, membuat Genta merasa heran.
Pemuda berusia 28 tahun itu pun bangkit ke posisi duduk. Menangkap ekspresi risau di wajah kekasihnya membuat Genta bertanya-tanya.
"Gendhis, ada apa?"
Gendhis memandang Genta nanar. Lalu dengan suara bergetar ia bertanya.
"Siapa B?"
"B?" Genta balik bertanya
"Aku ngga sengaja lihat pop up WhatsApp kamu. Seseorang yang kontaknya kamu berinama "B" ngirim pesan kalau dia udah transfer uang ke kamu sambil bilang i love you."
Genta mengerutkan kening lalu mengambil ponselnya untuk memeriksa pesan apa yang dimaksud oleh Gendhis.
Gendhis mempersiapkan hati kalau-kalau Genta akan mulai mengarang seribu alasan. Namun Genta hanya tersenyum membaca pesan itu kemudian mengetikkan balasan.
Senyuman itu membuat hati Gendhis terasa perih. Hingga isi hatinya keluar tanpa difilter oleh otaknya lebih dulu.
"Siapa dia? Apa dia pacar kamu? Tunangan? Atau istri?"
"Woah woah. Tunggu Dis, ini nggak seperti yang kamu pikirkan." Genta bangun dari tempat tidur dan berdiri di depan Gendhis. "Dia bukan pacar, tunangan apalagi istri aku. Umurnya aja udah lima puluh tahun lebih."
"Jadi dia siapa? Apa dia sugar mommy kamu?"
Genta tersentak mendengar tuduhan Gendhis hingga ia mundur selangkah ke belakang.
"What?! Kok prasangkamu jelek banget sih sama aku." Genta tampak tersinggung.
"Ya kalau begitu ngapain seorang perempuan paruh baya ngirimin kamu uang sambil bilang i love you ke kamu kalau kalian ngga ada hubungan yang spesial?" Gendhis mendesak. "Jangan bilang kalau kamu kerja sampingan jadi gigolo."
"Aku bukan gigolo!" Teriak Genta.
"Lalu B itu siapa, Ta? Jawab!" Gendhis juga ikut berteriak, hatinya terasa sakit, takut terhianati untuk kedua kalinya.
"Dia ibu aku. B for Bunda. Dia sendiri yang menyimpan kontak namanya di ponselku seperti itu."
Gendhis terhenyak, mulutnya ternganga, kakinya mundur selangkah saking terkejutnya. Tak menyangka jawaban itu akan keluar dari mulut Genta.
KAMU SEDANG MEMBACA
When I Kiss You
General FictionSejak aku dihianati oleh saudara kembarku sendiri, sejak itu pula aku menutup rapat pintu hatiku. Setelah pernikahan Gauhar dan Azalea, aku memilih pergi, jauh dari mereka semua. Luka yang mereka berikan padaku, entah sampai kapan bisa disembuhkan...