Whatever

285 32 7
                                    

Melihat Pete yang berjalan menjauh Vegas dan blue kembali menatap tajam satu sama lain.

"Apa yang kau inginkan." Tanya Vegas penasaran dengan tatapan yang dari tadi diberikan blue.

"Tidak ada."

"Lalu apa yang coba kau lakukan dengan pete disini?" Nama Vegas tidaklah asing ditelinga blue. Dia juga bekerja di bidang yang sama dan setahu blue Vegas bukan lah orang yang bisa diajak bersenang-senang dan meluangkan waktunya apalagi hanya untuk menemani seseorang pergi ke pantai. 

" That's none of your business." Vegas juga baru ingat dia pernah bertemu dengan blue di beberapa pertemuan di perusahaan. Mungkin setelah ini dia harus mencari tahu latar belakang blue.

"Tentu saja, tapi jika itu bersangkutan dengan Pete akan berurusan dengan ku."

"Apa kau tuli?? Dia mengatakan kau hanya temannya. Kurasa itu cukup menyadarkan dimana posisimu."

"Kita lihat saja nanti Khun Vegas." Blue meninggalkan Vegas dan pergi menyusul Pete.

"Kau masih sama seperti dulu." Pete menoleh dan menemukan blue yang sudah berdiri dibelakangnya.

"Apa yang sama??"

"Sama-sama bodoh." Blue tertawa saat melihat wajah cemberut Pete.

Sore harinya Pete dan Vegas duduk ditepi pantai menatap ke arah barat dimana matahari mulai tenggelam. Sebenarnya tadi Pete mengajak blue tapi karena dia harus kembali ke kota dengan alasan pekerjaan yang tidak bisa ditunda akhirnya Pete bersama Vegas sekarang.

"Apa kau menyukainya?" Tanya Vegas.

"Aku sangat menyukainya, melihat matahari terbenam di tepi pantai seperti ini rasanya sangat menyenangkan. Apa kau tahu Vegas saat aku kecil dulu aku sering diajak kakek mencari ikan dipantai tidak peduli itu pagi atau malam pasti aku akan ikut. Seringkali saat pulang nenek akan memarahi kakek yang sudah mengajakku. Tapi nenek akan kembali senang saat melihat ikan hasil tangkapan kami." Pete sedikit tertawa saat menceritakan kenangan nya dulu.

"Itu menjadi salah satu alasan kenapa kau menyukai pantai?"

"Eummm saat sore hari aku dan teman ku biasanya akan mencari rumput laut dan sebelum kita kembali kita pasti akan melihat matahari terbenam di tepi pantai seperti ini."

"Apa kau masih ingin berada disini ?" Vegas akan menyewa penginapan jika Pete ingin bermalam disini.

"Apa aku bisa?" Pete terlihat excited mendengar tawaran Vegas.

"Hmm, kita bisa menyewa penginapan untuk malam ini. Besok kita juga bisa melihat matahari terbit disini jika kau mau."

"Tentu saja, tapi apa kau tidak pergi ke kantor besok? Kau terlalu sering mengambil cuti."

"Perusahaan itu milikku siapa yang berani menegurku jika aku tidak datang. Lagipula, penerbangan ku besok diundur." Pete hanya memutar bola matanya malas.

"Terserah."

.
.
.
.
.
.
.
.

"Selamat datang Khun ada yang bisa saya bantu?" Tanya seorang wanita yang bertugas sebagai resepsionis tempat penginapan yang didatangi Vegas dan Pete.

"Kami memesan dua kamar untuk malam ini." Jawab Pete ramah.

"Maaf atas ketidak nyamanan nya tapi di penginapan kami hanya tinggal satu kamar yang tersisa, apa anda masih berminat memesannya?"

"Tid..."

"Ya." Pete menoleh seperti meminta penjelasan pada Vegas yang sudah mengatakan 'ya' untuk satu kamar itu. Tapi Vegas malah mengabaikan tatapan Pete.

"Baik, jika saya boleh tahu atas nama siapa?"

"Vegas."

"Mohon diterima terlebih dahulu kunci kamar nya."

"Kamar nya berada dilantai dua, anda bisa mengikuti anak tangga ini atau bisa menaiki lift supaya lebih cepat. Kamarnya bernomor 28."

"Terima kasih dan Selamat beristirahat."

Sesampainya di kamar, Pete segera melepaskan tangan Vegas yang tadi sempat dia seret untuk segera pergi dari tempat resepsionis.

"Apa yang kau lakukan sebenarnya?"

"Tidak ada." Jawab Vegas santai saat menatap Pete yang terlihat kesal.

"Aku hanya memesan satu kamar untuk kita berdua. Apa itu menjadi masalah?"

"Bukankah ini bukan pertama kalinya kita tidur di ranjang yang sama Pete."

"T-tentu saja berbeda, S-saat itu aku tidak bisa berbuat apa-apa karena kau memaksa."

"Tapi sekarang kita tidak punya pilihan lain. Jadi, apa kau mau pindah ke penginapan lain atau tetap disini bersamaku?" Tanya Vegas yang memberikan kebebasan untuk Pete supaya bisa memilih.

"I-ini sudah malam apa kau berniat membiarkan ku sendirian di luar sana?"

"Kau tahu pasti apa jawabanku kenapa masih bertanya."

"Apa dia benar-benar akan membuktikan ucapannya waktu itu."

"Tidak ada pilihan lain selain aku tetap disini bersama mu. Aku juga terlalu malas keluar mencari penginapan lagi."

Sebelum mereka beristirahat Vegas lebih dulu membersihkan tubuhnya dikamar mandi dan Pete menjadikan ini sebagai kesempatan untuk menyusun strategi nya. Sampai Vegas yang keluar dari kamar mandi sempat terkejut dengan apa yang dilakukan Pete di ranjang.

Ditengah tempat tidur ada 2 guling sebagai pembatas tidak lupa dengan tumpukan bantal diatasnya membuat itu seperti benteng pertahanan.

"What are you doing?" Vegas berjalan mendekat keranjang.

"Tidak ada hanya menyusun ini sebagai pembatas saat kita tidur nanti."

"Untuk apa?" Vegas sama sekali tidak memahami maksud Pete  berbuat seperti ini.

"Tentu saja sebagai pertahanan dan kau harus ingat jangan melewati pembatas ini nanti." Pete menepuk bantal yang menggunung itu. Vegas hanya bisa menghela nafas panjang sebagai tanggapan.

" Tapi aku tidak yakin kau bisa melakukannya."

"Tentu saja bisa, sudahlah aku ingin tidur aku sudah mengantuk." Pete menarik selimut bersiap untuk tidur.

Malam ini seperti mimpi indah untuk Vegas yang bisa kembali tidur bersama Pete . Rasa kantuk Vegas menghilang saat dia menoleh menghadap Pete yang sudah tertidur pulas. Jangan lupakan dengan tangan nya yang terus bergerak-gerak membuat satu persatu bantal dan guling yang sebelumnya menjadi benteng sekarang sudah tidak ditempatnya lagi.

"Aku tidak memindahkan nya. kau sendiri yang melakukan ini jadi, jangan salahkan aku besok pagi." Ucap Vegas mengecup dahi Pete sebelum perlahan menutup matanya untuk tidur.













Hii I back
Aku mau mengucapkan terimakasih pada kalian yang sudah membaca dan mungkin ada yang masih nunggu story' ini walaupun gak yakin sih.

Lama ya? Sorry  sebenernya mau tetap terusin story' ini tapi itu gak mudah karena udah gak ada lagi inspirasi. Mereka yang aku jadiin tokoh disini udah jauh banget dari jangkauan. Tapi aku tetap akan mendukung mereka walaupun tidak seperti dulu lagi.

And Finally Build membuktikan dia tidak bersalah.  Aku tidak hanya senang tapi juga bangga dia bisa melalui ini semua.

That's what made me enthusiastic about continuing this story. Aku tahu ini berat tapi setidaknya aku bisa membuat mereka terus bersama dalam story' ini.







See you Next Chapter 💙💙


I will get you againTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang