Be patient

465 39 4
                                    

Diruangan yang didominasi dengan warna gelap itu seseorang tengah menunggu telpon dari bawahannya. Sudah 2 jam lebih dia menunggu tapi tidak ada telpon yang masuk. Jadi ia memutuskan untuk keluar sekedar mengambil minuman, tapi sebelum dia membuka pintu perhatiannya beralih pada suara dering telepon yang berbunyi.

"Cepat katakan apa yang kau ketahui." Tanya Vegas tidak sabaran.

"Pete tidak jadi ikut ke Jepang bersama dengan Khun kinn. Tapi dia akan kembali ke desanya." Nop melaporkan apa yang ia dapat dari keluarga utama

"Itu bagus, tapi kenapa Pete kembali ke desa?"

"Itu karena nenek Pete sedang sakit Khun Vegas. Khun kinn juga sudah memberi ijin untuk Pete menemani neneknya selama ia masih berada di Jepang." Sudut bibir Vegas terangkat dia senang karena Pete tidak jadi pergi dengan kinn. Dan mengenai Pete yang akan pergi ke desa sepertinya itu menjadi kesempatan bagus untuk Vegas  bisa mendekati Pete lagi.

"Baiklah, apa kau tahu dimana tempat neneknya Pete tinggal."

"Di chumphon Khun. Apa perlu saya kirimkan alamatnya." Tanya Nop.

"Hmmm, kirimkan alamatnya padaku." Vegas menutup telpon nya dan memikirkan apa saja yang perlu ia siapkan untuk bisa membawa Pete kembali.

.
.
.
.

"Aaiii Pete, apa kau harus pergi?" Ini sudah satu jam lebih thakhun bergelantungan di lengan Pete, tidak membiarkan Pete nya pergi. Jika seperti ini usaha thakhun untuk membujuk adik nya tadi pagi menjadi sia-sia.

"Tapi Khun nuu, nenek saya sedang sakit." Pete menjelaskan dengan penuh kesabaran menghadapi sikap tuannya.

"Lihat pete apa ku bilang tadi kau harus pergi sebelum Khun nuu kembali. Tapi bukannya segera pergi kau malah ingin berpamitan padanya. Hal ini terjadi karena kau tidak mendengarkan ucapan yang lebih tua." Porsche yang berada Disamping Pete sedikit tertawa melihat sahabatnya itu.

"Diam kau Porsche. Kau hanya lebih tua 2 tahun dari ku tapi sikapmu seakan kau 10 tahun lebih tua."

"Heiii apa yang kalian bicarakan? Bicaralah dengan keras aku tidak bisa mendengarnya." Thakhun berdiri ditengah keduanya.

"Tidak ada khun nuu kami hanya sedang  membicarakan makanan."

"Benarkah??"

"Tentu saja iya kan pete." Ucapan porsche mendapatkan anggukan dari pete.

"Sudahlah khun biarkan pete pergi. Lagipula aku juga sudah memberinya ijin." Kinn yang  akan berangkat berhenti hanya untuk melepaskan pete dari kakaknya itu.

"Diam kau kinn. Pete akan menemaniku disini iya kan pete." Tanya thakhun yang hanya dibalas senyuman dari pete.

Kinn yang tidak mempunyai banyak waktu akhirnya mengangkat tangannya memberi isyarat pada arm dan pol untuk membawa thakhun masuk.

"Khun nuu drama yang kemarin tidak jadi tamat, ayo kita lihat akhirnya." Arm dan pol memegang kedua tangan thakhun agar dia tidak memberontak. Mereka berdua mendorong pelan thakhun untuk masuk ke rumah.

"HEIII ARM POL APA YANG KALIAN LAKUKAN AKU INGIN BERSAMA DENGAN PETE."

"Pete harus menjenguk neneknya khun jadi biarkan dia pergi."pol menahan thakhun yang ingin berlari menghampiri pete.

"Pete ayo pergi." Kinn menarik tangan pete untuk segera pergi.

"Tapi..." Pete merasa tidak enak meninggalkan thakhun tapi dia juga ingin menjenguk neneknya.

"Pete pergilah, nenek mu lebih membutuhkanmu sekarang. Ada aku, pol dan arm yang bisa menemani khun thakhun disini." Porsche menepuk pundak pete pelan dan meyakinkan jika dia bisa pergi. Dan pete akhirnya pergi meninggalkan kediaman Therapanyakul setelah diyakinkan porsche jika thakhun akan baik-baik saja. Mungkin dia hanya sedikit berteriak dan marah-marah tidak jelas tapi setidaknya dia tidak akan pernah melukai mereka. Dia hanya merasa kesal karena ditinggalkan pete bodyguard kesayangannya lagi.





Continued...





Don't forget
To vote and comment 💙

I will get you againTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang