29✨

166 21 2
                                    

.

.

.

Happy Reading!!

Di sebuah kamar yang terlihat mewah terdapat seorang gadis yang memejamkan matanya, perlahan mata cantik itu terbuka. Veline memfokuskan pandangannya saat matanya terbuka. 

Ugh!

Veline memegangi kepalanya yang terasa pusing. "Gue di mana?" Gumam Veline. Ia mengitari matanya ke seluruh ruangan. "Cerah banget nih kamar, mata gue sakit lama-lama." Cibir Veline, ia berjalan menuju pintu. Saat ia hendak membukanya tiba-tiba pintu tersebut sudah terbuka duluan.

"Selamat pagi." Sapa orang tersebut.

"Lo-lo yang udah bawa gue ke sini?!" 

Pria itu mengangguk. "Maafkan aku, tapi aku tak bisa jika membiarkan dirimu pergi begitu saja." 

"Maksud lo apa hah?!" 

"Sangat sayang bukan jika kita tidak bersama padahal-"

"KEYLAND!" Sentak Veline menyebut nama pria tersebut. "Gue udah menikah, ngga seharusnya lo kaya gini."

Keylan terkekeh kecil. "Astaga, aku tak suka mendengar kau telah menikah, bukankah harusnya kau menikah denganku, sayang?" 

"Key, kalau suami gue tau lo ngomong gitu abis lo sama dia," desis Veline dengan tajam.

Keyland tertawa pelan kemudian.

Akhh!

Tiba-tiba Keyland mencekik leher Veline. "Siapa habis dengan siapa, hm?" Ucap  Keyland dengan nada yang menyeramkan.

"S-sakit, l-lepasin gu-gue ng-nggak bisa na-nafas," ucap Veline patah-patah.

Keylan berdecih sinis. "Kemana sifat sombongmu tadi?" Ucap Keyland dengan wajah yang sombong setelah itu dengan kasar Keyland melepaskan cekikannya hingga Veline jatuh ke lantai.

Uhuk! uhuk!

Veline terbatuk-batuk, dengan rakus Veline meraup udara sebanyak-banyaknya. "K-kenapa lo lakuin ini ke gue?" Tanya Veline yang masih belum mengerti keadaan.

Keyland berjongkok, ia mencengkam rahang Veline dengan kuat. "Kau masih belum mengerti?" Keyland semakin mengencangkan cengkamannya. "Kau seharusnya menikah denganku, bukan dengan pria kaku itu, sayang. Kau harusnya denganku, aku yang harusnya menjadi suamimu." Tekan Keyland lalu menghempaskan rahang Veline tanpa berperasaan.

'Ngga, gue ngga boleh nangis, semakin gue nangis maka gue bakalan kelihatan lemah di mata dia, lalu dia bakalan  nindas gue seenaknya.'

"Gue mau pulang." Lirih Veline.

Keyland mendengar lirihan kecil itu. "Kau ingin kembali? Haha, mustahil sayang. Kau itu milikku, jika kau ingin kembali maka kembalilah padaku, rumah mu sekarang adalah aku tidak ada yang lain Eveline." 

Veline menggeleng. "Ini bukan lo key, lo ngga akan berbuat seperti ini. Kenapa lo jadi kaya gini?" Ucap Veline. "Lo dulu ngga kaya gini, key." 

Keyland tersenyum tipis. "Aku senang kau memperhatikan diriku. Tetapi itu dulu, bukan sekarang. Diam di sini dan jangan berusaha untuk kabur," Ucap Keyland lalu prgi dengan menutup pintu.

"Key! tunggu. Buka pintunya Key!" Teriak Veline.

Brak! Brak! Brak!

"Keyland buka pintunya!!" Tak ada sahutan dari luar, keylan benar-benar mengurung Veline. "Gue harus bisa kabur dari sini," gumam Veline. Ia mencari cara untuk kabur.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: a day ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NavelineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang