"tumben lo ngajak ketemuan, lagi butuh gw ya?" Juni.
"gak usah ngebacot dulu, gw cuman mau tanya tentang biodata deren, lo pasti tau kan?" Justin.
Kini kedua lelaki itu sedang berada disebuah cafe, sepertinya justin yang mengajak juni untuk bertemu.
"ohh si cowo brengsek itu" Juni.
"lo juga ada masalah sama dia?" Justin.
"iya, belum lama ini gw sering liat dia berusaha ngedeketin vania, entah apa tujuannya si kadal tak berekor itu" Juni.
"lo demen ama vania?" Tanya justin yang mendapat anggukkan dari Juni.
"gw bisa bantu lo buat dapetin vania tapi lo juga harus bantu gw" Justin.
"oke gw setuju" kedua lelaki itu pun berjabat tangan sebagai tanda kerjasama mereka.
Keesokan harinya jihan datang agak pagi ke sekolah, ia ingin berbicara berdua dengan justin.
"Justin!" Panggil jihan saat justin memasuki kelas, namun justin sepertinya masih enggan untuk berbicara dengannya.
"kamu masih marah sama aku? itu semua cuma salah paham justin" Jihan.
Justin menghela nafasnya sebelum menarik tangan gadis itu lalu membawanya ke taman belakang sekolah.
"jelasin" Justin.
"malam itu deren telfon aku, dia bilang mau pinjem buku aku buat ngerjain tugas, aku udah bilang sama dia buat pinjem sama yang lain aja tapi dia tetap ngotot buat pake buku aku" Jihan menghela nafasnya sebelum melanjutkan ceritanya.
"terus aku izinin dia buat pinjem buku aku, jadi kami ketemuan di taman tapi pas aku mau pulang tiba-tiba dia meluk aku gitu aja, aku bahkan reflek nampar dia, maafin aku justin" Lanjut Jihan.
Jihan menundukkan kepalanya karena takut jika justin akan memarahinya, tapi bukannya mendengar bentakan malahan jihan merasakan tangan yang mengelus rambutnya.
Jihan mendonga dan melihat justin yang tersenyum padanya.
"seharusnya aku yang minta maaf karena udah salah paham sama kamu, maafin aku juga karena udah bentak kamu malam itu" Justin.
"iya gak papa, aku paham kamu pasti cuma kebawa emosi aja pas itu" Jihan.
Setelah selesai dengan kesalahpahaman diantar keduanya mereka pun kembali ke kelas.
"cie yang udah baikan" Vania.
"jihan ini buku lo, makasih ya" Deren.
Jihan mengambil buku itu lalu menyimpannya tanpa merespon ucapan deren.
"udah kan? sekarang pergi sono" Justin.
Deren kembali ke bangkunya dengan wajah kesalnya.
"pulang sekolah aku ke apartemen kamu ya" Ucap justin yang langsung mendapatkan persetujuan dari jihan.
Materi pertama telah selesai, dan para murid mulai berkeliaran karena setelah ini tidak ada materi lagi di kelas mereka (jam kos).
"sayang kamu tau gak?" Justin.
"ya enggak lah, orang kamunya aja belom cerita" Jihan.
"si juni suka sama vania" Justin.
"serius?!" Jihan.
Justin mengangguk.
"kamu tau dari mana?" Tanya jihan.
"dari mulut Juni sendiri lah" Justin.
"tapi menurut aku, mereka emang cocok sih" Jihan.
"si juni juga minta tolong biar vania suka sama dia" Justin.
"itu mah gampang" Jihan.
"Jihan, Vania ke kantin yuk" Ajak Elvira.
"aku ke kantin dulu ya" Ucap jihan pada justin.
Saat ke kantin lagi-lagi mereka bertemu dengan keyla dan syifa, tiba-tiba keyla dengan sengaja menyenggol bahu Vania.
"HEH TU MATA UDAH GAK BERFUNGSI?!" Vania.
"dih, dasar pelakor" Ucap keyla yang menghentikan langkahnya.
"maksud lo?" Vania.
"dia suka sama Juni tapi juninya kaga mau ama dia" Elvira.
"mana mungkin juni demen sama modelan kek gitu" Vania.
"Lo kira juni bakalan suka sama lo?!" Keyla.
"aduh sayangnya juni emang suka sama vania" Jihan.
"APA LO BILANG?!" Keyla.
"cabut yuk manteman, enek gw lama-lama liat muka nenek lampir" Elvira.
Kini mereka duduk di salah satu bangku di kantin dan mulai menyantap makanan mereka.
"yang lo bilang tentang Juni tadi bener?" Tanya vania.
"cieee berharap nih ceritanya" Jihan.
"is gw serius" Vania.
"ya elah mana ada cowo yang rela pinjemin baju dia buat cewe yang gak dia suka" Elvira.
"yang gw bilang tadi itu beneran, si juni emang demen ama lo" Jihan.
"lo tau dari mana?" Vania.
"Justin" Jihan.
"lah, bukannya mereka gak akur ya?" Elvira.
"ya mana gw tau, udah berteman kali" Jihan.
🏍️ BECAUSE YOU ARE MINE 🏍️
saat ini justin sedang membantu jihan di dapur, mereka sedang memasak untuk makan malam.
Jihan memotong sayuran sedangkan justin menggoreng bahan lainnya.
"hati-hati motongnya takut kena tangan" Justin.
"iya iya" Jihan.
Selang beberapa menit akhirnya masakan mereka telah siap untuk disajikan, Jihan menyiapkan alat makan untuk dirinya dan justin.
"dah yuk makan, aku udah laper" Jihan, setelah itu mereka pun menyantap makanan mereka dengan lahap.
.
.
.
"udah malem, aku pulang dulu ya sayang" Justin.
"yahh, entaran napa" Jihan.
"ya udah aku temenin kamu sampai tidur abis itu baru aku pulang" Justin.
Setelah menggosok gigi dan mencuci mukanya jihan pun merebahkan tubuhnya di atas kasur, ditemani oleh justin yang duduk disampingnya.
"sweet dreams babe" Justin.
Jihan mulai menutup matanya dan tak lama akhirnya ia tertidur.
Saat jihan telah tertidur, justin perlahan meninggalkan apartemen itu.
Justin menyalakan motornya dan langsung menancapkan gasnya.
"lama banget ya" Juni.
"nidurin cewe gw dulu" Justin.
Kini justin dan juni berada disebuah gudang tua, sepertinya telah terjadi sesuatu disana sebelum justin datang.
Dapat dilihat ada beberapa orang yang terkapar tak berdaya di lantai.
"udah kelar nih?" Justin.
"belom, tu cowok berhasil kabur" Juni.
"ya elah, udah pake orang bayaran aja tetep kalah tu orang" Justin.
Thank You gays yang udah baca 🤗
jangan lupa votenya ya
love uuuuu ❤️❤️❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Because you are mine
Romance"SIAPA YANG GANGGU CEWE GW?! MAJU LO SINI!!" Teriak Justin. ⚠️Cerita ini tidak ada sangkut pautnya dengan dunia nyata.