#17

13 4 0
                                    

"Lo harus bertahan demi gw han" Batin justin.

Beberapa detik kemudian dokter keluar dengan tergesa gesa.

"apa anda dari keluarga pasien?" Tanya dokter.

"bukan dok, saya pacarnya, Jihan gakpapa kan dok?" Justin.

"pasien harus segera dioperasi, apakah anda bisa menghubungi orang tua pasien segera, kami butuh persetujuan dari keluarga pasien" Dokter.

Justin benar benar dibuat bingung sekarang, bagaimana ia bisa menemukan kedua orang tua jihan? bahkan ia saja tidak tau wajah mereka.

"baik dok, saya suruh keluarganya datang kesini dulu ya" Ucap justin yang mendapat anggukkan dari dokter tersebut, setelah dokter itu kembali masuk kedalam ruangan Jihan.

Justin mengambil ponselnya dan menelfon seseorang.

terhubung...

"kenapa tin?" mama.

"mama bisa kerumah sakit sekarang gak?" Justin.

"kamu kenapa nak?!" Panik mamanya.

"Justin gak papa ma, cuman justin minta tolong sama mama buat setujuin operasi pacar justin" Justin.

"mama kesana sekarang" mama.

telfon diakhiri...

Beberapa saat kemudian mama justin pun tiba.

"memang orang tuanya kemana?" tanya mamanya.

" dia di tinggal sama orang tuanya dari kecil, sekarang orang tuanya gak tau kemana" Justin.

"kasian sekali anak itu" Batin mama justin.

"apa wali pasien sudah datang?" Tanya dokter yang baru saja keluar dari ruangan.

"saya dok" Mama justin mengangkat tangannya.

"kalo gitu silahkan ikuti saya, anda harus menandatangani persetujuan untuk operasi pasien" Ajak dokter itu.

Setelah itu dokter membawa mama justin untuk mengurus surat persetujuan operasi Jihan.

Justin berjalan kearah kaca yang ada di depan ruangan itu, lelaki itu mengintip kondisi kekasihnya dari sana.

Terlihat jihan yang sudah terbaring lemah dan penuh dengan peralatan medis disana.

"sayang...kamu pasti kuat, please bertahan" Batin justin.

"JUSTIN! GIMANA JIHAN?" Itu suara vania yang berlari ke justin yang kini menahan air matanya agar tidak terjatuh.

"Jihan harus dioperasi" Jawab Justin.

"kemarin elvira sekarang jihan" Vania menangis, gadis itu benar benar sedih melihat keadaan yang terjadi pada kedua sahabatnya itu.

"sayang udah jangan nangis terus, aku jadi sedih liat kamu kaya gini" Juni mencoba menenangkan kekasihnya.

"aku takut kehilangan sahabat aku Jun..." Vania.

"kita harus yakin jihan sama elvira pasti bakalan bertahan, mereka pasti sembuh" Ucap juni sambil memeluk tubuh mungil di hadapannya itu.

Tak lama dokter datang dan kembali masuk kedalam ruangan jihan, lalu membawa jihan keruangan operasi, sepertinya mama justin telah menandatangani persetujuan operasi gadis itu.

Justin mengikuti ranjang jihan yang sedang dibawa ke ruang operasi, lelaki itu terus menggenggam tangan jihan walaupun tidak ada balasan dari gadis itu, yang dapat ia rasakan hanyalah tangan jihan yang mulai terasa dingin.

Because you are mineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang