14

1.2K 123 53
                                    

•••

"Ya, menurut kamu aku bakal diem disini nungguin kamu berani ngomong buat apa kalau bukan karena aku juga mau kita ada status?"

Khal yang mendengar itu lantas terdiam, lidahnya seakan kelu untuk menjawab pertanyaan tersebut.

"So, we're finally official?"Tanya khal setelah bebeeapa saat.

Fab yang mendengar pertanyaan tersebut kemudian mengangguk pelan sambil tersenyum.

"Iya, khal."

Khalifah tidak dapat menyembunyikan wajah senangnya, ia bahkan dengan tanpa sadar kembali memeluk fab disana.

Hal tersebut pun dilihat oleh beberapa Taruna Taruni lain, bahkan, sore itu taman tempat mereka berpelukan sekarang bisa terbilang cukup ramai, karena terdapat beberapa adik tingkat mereka juga yang sedang lari sore.

Hampir 2 menit berpelukan, fab mendorong pelan khal.

"Malu, khal. Kita masih di area akademi."Tegur fab yang sama sekali tidak mengurangi ekspresi bahagia dari pria didepannya.

Tentu saja khal bahagia, ia menunggu waktu yang tepat untuk mengungkapkan perasaannya. Sudah cukup lama, mungkin sekitar hampir 2 tahun.

Selama ini, ia ingin sekali cepat-cepat mengungkapkan perasaannya itu, namun, ia takut jika hal itu malah mengganggu pertemanan baik mereka dan juga fokus mereka akan menempuh pendidikan.

Oleh sebab itulah, ia baru berani mengungkapkan hal itu sekarang, saat ia rasa tidak ada hal yang bisa membuat keduanya tidak nyaman jika menjalin hubungan.

Begitu matahari hampir terbenam sepenuh nya, mereka memutuskan untuk kembali ke kamar asrama mereka masing-masing.

Berbeda dari 3 tahun belakangan, kali ini, untuk pertama kalinya, mereka berjalan sambil bergandengan tangan dengan perasaaan sebahagia itu, terlihat masih kaku karena jujur saja, mereka jarang sekali yang namanya bergandengan tangan, tapi percayalah, mereka akan terbiasa seiring berjalannya waktu.

•••

Begitu sampai di kamarnya, Fabiola melihat eunike sudah duduk di atas kasur sambil bermain game, wanita itu kemudian menoleh saat mendengar suara pintu yang fab buka.

Tentu saat fab sidang tadi, eunike juga turut hadir, namun, sama seperti yang lain, ia ikut pergi saat melihat khal sedang menunggu mereka untuk bergantian berbicara dengan fab.

"Buset, lama bener ngobrolnya neng."

"Itu juga tumben muka nya mesem-mesem, lo masih waras kan, Fab?"

"Apaansih, yun. Biasa aja kali."

"Cie-cie ada apanih. Tumben banget muka lo berseri-seri gitu. Iyasih tau lo udah beres sidang, tapi, perasaan tadi begitu keluar dari ruang sidang, lo ga sebahagia ini, deh."

Melihat fab yang hanya tersenyum dan tidak menanggapi dirinya, membuat eunike semakin di buat penasaran.

"Fab, jujur ga sama gue, lo abis diapain sama si nasif."

"Ga diapa-apain, yun. Udah ah gue mau mandi."

Eunike yang tidak mendapatkan penjelasan apapun semakin dibuat penasaran karenanya. Mau tidak mau, ia harus menunggu sampai Fab ingin cerita padanya. Mungkin habis mandi nanti.

Rencana SemestaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang