2

1.5K 106 13
                                    


First year in Police Academy.

Di tahun pertama ini, para Taruna dan Taruni tingkat satu diberikan berbagai pembelajaran dasar mengenai ilmu-ilmu kepolisian.

Dimulai dari latihan fisik yang dilath dengan sangat ketat untuk mempersiapkan kemampuan fisik setiap anggota, serta melatih bagaimana para Taruna & Taruni untuk selalu disiplin.

Hal ini dibuktikan dengan jadwal para Taruna & Taruni yang sudah diatur dengan sedemikian rupa oleh akademi agar mereka senantiasa hidup dengan disiplin selama masa pendidikan disana.

Kegiatan Para Taruna & Taruni dimulai tepat pukul 04:00 pagi, hal ini dilakukan agar setiap Taruna Taruni dapat menyiapkan diri mereka masing masing sebelum masuk ke pukul 04:30 pagi yaitu waktu dimana para Taruna Taruni beragama muslim beribadah subuh. Setelah nya, barulah mereka di berikan waktu untuk sarapan bersama sekitar 40 menit lamanya, mengingat saat itu tidak diperbolehkan berkumpul secara langsung dalam kapasitas yang banyak.

Setelah sarapan, tepat pukul 06:00, para Taruna Taruni akhirnya di berikan arahan untuk segera menuju ke lapangan, tempat mereka semua melalukan latihan fisik selama 3 jam.

Pada saat latihan ini, di bagi menjadi 2 sesi, yaitu lari mengelilingi lapangan sebanyak 12 putaran dan melakukan latihan seperti push up, sit up, dll.

Sejauh ini, terdapat beberapa siswa yang terlihat cukup siap dalam melakukan berbagai latihan fisik, salah satunya adalah Taruna bernama Khalifah Nasif, sedari awal, dirinya sudah menunjukkan semangat luar biasa dalam proses latihan.

Tidak ingin kalah oleh para Taruna, salah satu anggota di Taruni juga terlihat mendominasi, namanya Fabiola Umaida.

Jika Khalifah menjadi bahan pembicaraan oleh para Taruni, maka Fabiola sebaliknya, dirinya menjadi topik yang belakangan sering dibicarakan oleh para Taruna karena terlihat sungguh mendominasi dari Taruni lainnya, jujur saja, mereka cukup tertarik.

Sayangnya, kedua idola masing masing Taruna & Taruni ini tidak saling mengenal secara pribadi, wajar saja, mereka bahkan baru berada di tahun pertama mereka di Akademi, bisa bayangkan bagaimana interaksi mereka jika sudah saling mengenal dekat?

•••

"Baik, untuk latihan fisik kali ini cukup sampai disini, silahkan kalian semua menuju kamar masing-masing dan bersiap untuk kelas selanjunya, mengerti?!"

"Siap, Mengerti!"

Begitu sang komandan berbalik arah menuju kantor nya, para Taruna Taruni yang terlihat sedikit kelelahan itu segera ikut membubarkan diri.

1 jam lagi, kelas teori akan dimulai, tentu mereka tidak ingin menyia-nyiakan waktu yang diberi untuk bersiap di kamar masing-masing.

"Fab, bisa banget ya lo semangat terus tiap kita latihan fisik. Ga cape?" salah satu Taruni bername-tag Eunike bersuara disana.

"Udah biasa, eun. Gue dah biasain olahraga keras kaya gitu dari SMP. Lo tau sendiri masuk akpol itu impian gue dari jaman bocah kan."

"Gila, salut gue sama lo fab. Nyesel baru sering latihan fisik menjelang naik ke kelas 12"

"Gapapa eun, sedikit-sedikit dulu. Ntar kalau udah biasa juga mudah kok lo jalaninnya, semangat."

Tanpa keduanya sadari, dibelakang mereka terdapat 2 orang yang secara tidak sengaja ikut mendengarkan percakapan, tebak siapa?

Keduanya hanya tersenyum mendengarkan percakapan tersebut, merasa ikut diberikan semangat oleh sosok Taruni didepan mereka.

•••

Tanpa terasa, sudah 1 tahun mereka menjalani pendidikan di Akpol.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, setiap setahun sekali, setiap siswa akan diberikan kesempatan untuk berlibur selama kurang lebih 2 minggu.

Sayangnya, karena keadaan saat itu yang masih marak sekali akan virus mematikan yang sedang menyebar di Indonesia, Fabiola tidak bisa pulang ke kampung halamannya di Lampung.

Tentu saja, dirinya sungguh sedih. siapa yang tidak sedih saat sudah mendapatkan kesempatan untuk berlibur dari kegiatan yang menguras tenaga di akademi, malah keadaan yang memaksa dirinya untuk tidak mengambil kesempatan itu.

Teman sekamarnya—eunike bahkan menangis saat fabiola mengantar taruni itu ke depan gerbang akademi untuk pulang kerumah keluarganya.

Oh, ya. Hanya beberapa siswa yang tidak pulang untuk berlibur, untuk siswa yang tinggal di satu pulau di tempat akademi berada lah yang bisa pulang kerumah nya.

Sayang sekali kampung halaman Fabiola berada di Lampung, cukup jauh dari tempat akademi berada, Semarang.

Hampir separuh dari murid diangkatan nya bisa pulang, setidaknya itu menurut pandangan Fabiola.

Untuk mengisi kebosanan akan menghabiskan hari liburnya di akademi, Fabiola memutuskan untuk Jogging di daerah tempat mereka biasa latihan fisik.

Dirinya berencana untuk singgah di Taman bagian belakang dari Akademi ini.

Jujur saja, bahkan setelah satu tahun dirinya berada disana, fabiola baru beberapa kali pergi ke Taman itu.

Padahal, sudah menjadi rahasia umum bahwa pemandangan saat senja dari Taman tersebut sangatlah indah. Apalagi terdapat danau di sana.

Tak ingin waktu menjadi semakin sore, Fabiola segera bersiap untuk pergi jogging. Tentu sebelum dirinya berlari, ia melakukan pemanasan terlebih dahulu—menghindari cedera atau kemungkinan akan pegal yang akan menyerang diri nya nanti.

•••

Setelah kurang lebih 30 menit berlari, sampailah Fabiola ke Taman yang sudah disebutkan sebelumnya.

Untuk beristirahat, ia menduduki salah satu kursi taman yang berada tepat di tengah tengah taman tersebut, menatap kedepan—matahari mulai terbenam.

"Kemana aja gue selama ini baru pertama liat senja disini." ucap nya.

"Hi? sorry boleh aku duduk disini?" mendengar sapaan dari samping kanan nya, sontak membuat Fabiola menoleh.

Netra keduanya sontak bertatapan, cukup lama untuk dua orang yang tidak saling mengenal untuk bertatapan selama itu.

"Oh, boleh. Silahkan" sahut Fabiola kemudian.

•••

Haloo guys, sorry kepanjangan
apa ya chapter kali ini?
aku ga kebiasaan nulis chap
yang pendek soalnya huhu.

chap sebelumnya pendek karena
baru awal, gapapa kan kalau
sepanjang ini? hehehe.

Semoga suka dengan chap ini!
sabar ya tunggu momen mami papi kita, HAHAHAHA.

Sepertinya aku akan terus update di jam jam begini karena ide lebih lancar.

30 vote untuk story ini baru aku luncurkan chapter 3, oke?

Tolong terus beri dukungan pada
karya ini ya!

Salam hangat,
penulis.

Rencana SemestaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang