54

735 125 92
                                    

Grateful Memories.

••

Waktu sudah menunjukkan pukul 22:00  waktu Thailand setempat.
Waktu sudah cukup larut, dan Eunike serta Gomgom belum juga kembali ke hotel, padahal, besok pagi mereka akan pergi ke Bandara untuk pulang ke Jakarta.


Incoming call from Always 🖤

"Assalamualaikum, kenapa sayang?"

"Waalaikumsalam, Gomgom udah ada bareng kamu ga, Khal? Kok Yuyun belum balik-balik, ya."

"Gomgom belum balik, kok. Masih diluar ini."

"Coba telfon Gomgom, tadi aku udah nelfon yuyun ga diangkat. Takut kenapa-napa, sayang."

"Yaudah abis ini aku telfon Gomgom, ya. Nanti aku kabarin."

"Oke, makasih, Khal."

"You're welcome, sayang."

"Ngapa, Khal?" Tanya Steven.

"Si Febi nelfon, nanyain si Gomgom udah balik belum, khawatir dia si nike belum balik-balik ke kamar."

"Paling bentar lagi juga nyampe tuh berdua." Ujar Steven.

"Bentar gue telfon dulu, udah bilang sama Febi soalnya."

Baru saja Khal ingin menekan ikon panggilan suara pada nomer Gomgom di handphonenya, suara bel terdengar dari pintu kamar mereka.

Sudah bisa keduanya tebak, yang menekan bel sudah pasti Gomgom, siapa lagi.

[suara pintu dibuka]

"Ngapa nih anak, balik-balik udah mesem-mesem kaya gini."

"Biarin masuk dulu kek, emang gue pegawai hotel, dibiarin didepan doang." Celetuk Gomgom, tadinya ia bahagia sekali, begitu belihat wajah Khal, kadar kebahagiaannya berkurang.

"Manja amat tinggal masuk doang." Jawab Khal, kembali masuk kedalam kamar, meninggalkan Gomgom dengan pintu yang masih terbuka lebar.

"Gimana, diterima ga lo?" Tanya Steven begitu melihat Khal dan Gomgom yang jalan masuk beriringan.

"Bukan Gomgom namanya kalau gagal, liat aja besok, udah ada tuh cincin tersemat ditangannya Yuyunku sayang."

"Beneran lo lamar di depan gereja yang gue bilang?" Tanya Khalifah.

"Hooh, tadinya gue mau sesuai plan awal aja, ngelamar pas kita abis dinner. Tapi gajadi, kayanya bakal lebih memorable kalau di depan Gereja kaya yang lo bilang."

"Apa gue bilang, tuh tempat emang bagus. Cocok ama lu bedua kan."

"Yoi, thanks bro. Dukungan lo berdua bikin gue pd buat ngajak dia serius." Ujar Gomgom, menepuk bangga bahu kedua temannya.

"Btw, gue mau nanya." Ujar Gomgom.

"Apa?"

"Lo berdua kapan nyusul?"

•••

[suara bel]

Mendengar suara bel didepan sana, Fabiola beranjak dari kasur, berniat membukakan pintu.

Rencana SemestaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang