Chapter 4

1.5K 154 11
                                        

Mata Freya melebar saat dirinya melihat pemandangan tak enak didepan sana, rahang pria itu mengeras.Tanpa basa-basi, freya mendekati zee, menariknya dengan kasar lalu menghantam zee dengan pukulan keras diperutnya. Freya mendorong zee hingga tersungkur ke lantai. Kemudian menendangnya berkali kali tanpa ampun.

"Brengsek!" Teriak Freya, mencekam rambut Zee.

Bugh

"Anjing Lo!"

Bugh

"Sini!" Satu lagi pukulan mendarat di sebelah bibir zee.

Bugh

Marsha menangis setelah kehadiran freya. Entah itu karena perasaan lega atau perasaan sesal, dia begitu rapuh. Diranjang itu tidak ada selimut atau apapun, jadi marsha tidak bisa menutupi tubuhnya. Dirinya hanya bisa memeluk kakinya sendiri.

Dirasa zee sudah tidak ada energi untuk melawan. Freya melihat ke arah marsha. Freya pun melepas jaketnya lalu memberikannya pada marsha. Dan langsung diterima oleh wanita itu, segera dipakailah jaket itu. Freya berjalan mengambil baju marsha yang berada di lantai lalu menaruhnya di atas kasur tepat disebelah marsha.

"It's ok sha, gue disini" kata Freya, memeluk marsha agar wanita itu sedikit lebih tenang. "Lo aman" lanjutnya.

Freya melepas pelukannya, dan menghapus sisa air mata di pipi marsha. Mata mereka bertatapan. Tatapan milik freya terlihat seperti tatapan meyakinkan seseorang. Bahwa semuanya akan baik baik saja. Sedangkan tatapan wanita didepannya, terlihat  seperti ketakutan pada semua yang baru saja terjadi padanya.

Bugh!

Zee menedang freya dari belakang. Entah sejak kapan zee sudah memakai celana pendeknya. Freya terjatuh didepan marsha. Membuat wanita itu sedikit kaget, namun cepat cepat dia membantu freya agar segera berdiri.

Setelah memberi tendangan pada freya, dia berlari kabur sesegera mungkin. Pria itu bahkan sudah bersiap menyalahkan motornya, entah sejak kapan zee mengambil kunci motornya.

Freya ingin mengejar pria itu, mana mungkin dirinya diam saja. Dia sangat ingin menghabisi pria brengsek itu.

Tapi selangkah freya berlari, marsha menarik tangannya "Lo disini aja... Gausah dikejar hiks" pinta marsha menahan freya, terdengar isakan saat mengatakan itu. Marsha mulai menangis lagi, mengeluarkan semua air matanya.

Freya masih berdiri kala itu, sebenarnya dia sangat ingin mengejar zee. Tapi melihat kondisi sahabatnya sekarang, freya terlihat bimbang. Marsha begitu rapuh. Wanita itu butuh dia disampingnya.

"Marshaa" panggil seseorang yang baru saja datang dari balik pintu. "Lo gak papa kan?" Tanya ashel berlari, langsung menyingkirkan freya dari tempatnya.

"Sheell!!! Hiks" kedatangan ashel, membuat marsha langsung menangis dengan keras. Marsha memeluk ashel begitu erat.

"Gue.,..udah.... gak perawan... Lagi shel hiks" curhatnya terbata bata sambil menangis.

"Shel gue ... Huaaa" tangisnya kencang.

Freya yang melihat itu merasa kasian dan sedikit miris dengan marsha.

Ashel melepas pelukannya "tenang ya" pinta ashel "ada gue kok disini... Ada freya juga" ashel berusaha menenangkan temannya itu. Freya mengangguk setuju dengan perkataan ashel.

"Gue ambilin minum dulu.. Lo tunggu disini" ashel segera berdiri "ditemenin freya nih" kemudian mencari dapur di kosan itu.

Tersisa freya dan marsha saja sekarang. Freya berjongkok didepan marsha, menggenggam kedua tangan gadis itu bermaksud ingin menenangkan. Marsha menikmati apa yang freya lakukan.


Selfish || Fresha Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang