"Biarin aku, obatin luka kamu kali ini"
.
.
.Bagaimana perasaan kita, ketika akhirnya apa yang kita tunggu-tunggu akhirnya tercapai.
Pasti senang bukan?
Hmmm, tapi jika dikatakan senang, menurut Marsha itu kurang cocok. Karena merasa senang sekarang juga adalah kekejaman, lalu apa yang cocok untuk keadaan saat ini.
Dimana freya akhirnya tertidur lelap tepat disampingnya. Di atas ranjang yang sama, bukan disofa seberang sana, setelah beberapa kali suaminya itu menghindar.
Dengan kondisi yang memprihatinkan. Dahinya berbalut kapas kecil dan plester luka yang baru saja Marsha pasang. pria itu memejamkan matanya beberapa menit yang lalu.
Jadi pantaskah Marsha merasa senang?
Flashback
"Biarin aku, obatin luka kamu kali ini" masih diiringi isak lirih. setelah beberapa menit Marsha berada dipelukan Freya. Ia mau mengganti semua kesalahannya dengan hal baik. Kali ini jangan ditolak freya.
Entah kenapa mendengar Marsha menangis terisak seperti itu, dirinya tidak tega. Apalagi wanita itu sempat frustasi beberapa menit yang lalu. Sampai menyalahkan bayinya bahkan.
Tanpa menjawab apapun, Freya akhirnya melepas pelukannya, dan perlahan menegakan tubuhnya. Ia tidak terlihat akan menolak, juga tidak terlihat mengiyakan.
Biar Marsha saja yang mulai...
Dengan tidak adanya penolakan dari freya, wanita itu tidak sadar tersenyum sangat tipis. Sampai sampai tidak terlihat bahwa itu adalah senyuman.
Marsha segera mengambil p3k dilaci mejanya. Kemudian naik kembali ke kasur. Dan mulai memberi pengobatan terbaik untuk freya.
Selama mengobati dahi freya. tidak ada satupun dari mereka yang mau memulai obrolan. Sampai...
"Sha..." Panggil freya lirih.
"Mulai hari ini, janji sama gue. Jangan pernah lagi untuk coba nyakitin bayi itu" lanjutnya. Marsha diam...
Gerakannya sempat terhenti beberapa detik. Sampai akhirnya ia berhasil menutupi luka di dahi Freya.
Marsha belum menjawab permintaan freya, mungkin sengaja menghindar?. Dia malah sibuk mencari gunting untuk menggunting plester lukanya.
"Sha..." Tiba tiba saja sebuah tangan secara mengejutkan memegang pinggang marsha. Membuat wanita itu tersentak.
"Kalo Lo ga berani janji. Berarti Lo pengecut sha" lanjut freya. "Selain pengecut, Lo juga pembunuh"
Mendengar semua kalimat freya, membuat Marsha akhirnya menatap bertanya tanya padanya. Kenapa Freya sangat ingin anak ini lahir? Kenapa? Katakan.
Sebenarnya, ada dua hal yang Freya pikirkan saat mengatakan kalimat itu. Pertama, Freya tidak ingin melihat ibu yang menyalahkan anaknya lagi untuk yang kedua kali. Anak tidak bisa memilih kapan dia dilahirkan. Dan menurut freya, menyalahkan adanya anak adalah hal paling hina didunia ini.
Kedua, jika anak itu tidak jadi lahir. Akankah Freya terjebak bersama Marsha selamanya? Mengingat pintarnya Marsha dalam memainkan peran. Freya akan kembali menghadapi drama baru yang Marsha buat nanti. Entah drama apa yang muncul nanti. Freya lebih baik menunggu bayi itu lahir, dan bukti begitu jelas.

KAMU SEDANG MEMBACA
Selfish || Fresha
FanfictionMarsha, Seorang gadis yang memiliki hubungan yang baik baik saja dengan pacarnya, tiba tiba harus menerima kenyataan bahwa dirinya telah di bodohi. Gadis itu menemukan sebuah cara untuk mengatasi masalah pribadinya. Tapi cara itu membuat banyak pe...