Chapter 23

1.2K 173 26
                                        

#ashelside







Flashback

"Maaf ya shel... Gue gak bisa"

Kalimat penolakan yang membuat gadis didepannya seperti ditusuk jarum tak kasat mata.

Laki laki yang barusan menolak ungkapan cinta ashel, langsung pergi meninggalkan tempat, tanpa memberi alasan apapun. Tidak mengatakan apa yang membuatnya menolak tanpa berpikir sekali saja.

Air mata ashel pun turun dengan derasnya. Baru saja dirinya merasakan cinta.

Tapi harus ia buang pula cintanya itu dengan cepatnya.

Gadis itu mulai berpikir, bahwa mengungkapkan perasaan adalah hal yang sangat salah.

Ia menyesal pada akhirnya.

Flashback end













Setelah sampai dirumah ashel, kedua gadis yang baru saja pulang dari rumah Kathrin itu langsung merebahkan tubuhnya dikasur empuk milik ashel.

Sedari sampai hingga sekarang, Marsha sama sekali belum mengatakan sepatah katapun. Yang dilakukannya hanyalah menangis dan menangis.

"Sha... Udah" ashel mencoba untuk menenangkan sahabatnya.

"Cowo kek gitu gak pantes Lo tangisin. You deserve better" tutur ashel. Namun Marsha masih melanjutkan untuk menangis.

Jika disuruh memilih, Marsha mungkin bisa untuk marah. Tapi tidak untuk hatinya. Terlalu sensitif dan mudah tersakiti.

Tidak mendengar jawaban apapun dari Marsha. Ashelpun jadi kepikiran tentang ucapan Marsha saat bertengkar dengan Freya tadi.

"Lo... Beneran mau cerai sama Freya?" Ashel tau, saat Marsha mengucapkan kata cerai, itu hanyalah ancaman semata agar Freya melepaskan genggamannya pada lengan Marsha. Tapi, dilubuk ashel sendiri. Dia begitu penasaran.

Keduanya terdiam untuk beberapa saat. Sampai akhirnya Marsha mulai menegakkan tubuhnya dari kasur nyaman ashel.

Masih ditemani suara sesak karena menangis, dan juga mata yang sembab. Marsha mencoba untuk mengusap air matanya agar tidak keluar lagi. Kemudian ia melihat kepada ashel yang masih menunggu jawaban Marsha.

"Gue ngerasa... Dia emang ga pernah suka sama gue shel" ucapnya sedikit goyah pada suaranya. "Gue cuma kegeeran aja selama ini" sambungnya dengan tawa paksa yang teramat sakit.

"Gue udah berusaha. Buat dia lihat gue. Tapi nyata dia selalu ngehindar"

Wanita itu menangis lagi. Ia tidak bisa menahan diri lagi. Air mata sialan, kenapa tidak bisa diajak kerja sama.

"Gue..." Wanita itu ingin mengatakan sesuatu, namun isakkannya sangat mengganggu dia, untuk melanjutkan kalimatnya.

"Sedangkan gue.." lagi, isakkan Marsha menginterupsi kalimat.

"Sedangkan gue.. udah terlanjur dalam cinta sama dia, shel" terucap juga pada akhirnya.

"Tapi, Yang dia cinta cuma flora" Marsha semakin keras menangis. Sembari mengingat ingat kejadian tadi.

Mendengar cerita dari Marsha, hati kecil ashel juga ikut terenyuh. Gadis itu merasakan hal yang sama.

Dia pernah mendapat penolakan dari seorang laki laki, yang sudah punya seorang crush. Itu membuat ashel merasa bersalah pada Marsha, karena bertanya sembarangan seperti tadi.

"Udah.. sekarang Lo tidur dulu ya... Gaboleh terlalu tertekan kayak gini. Nanti baby-nya ikutan stress"

Ashel mencoba untuk menghentikan obrolan mereka. Semakin ashel mendengar cerita Marsha, semakin bersalah juga yang ia rasakan.

Selfish || Fresha Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang