Chapter 5

1.6K 159 7
                                        

Seorang gadis sedang menatap fokus pada beberapa foto polaroid yang tertempel di dinding depan tempat ia belajar. Beberapa foto ia beri tanda berbentuk hati berwarna merah muda. Dengan desain panah warna kuning pada hati tersebut. Dalam foto itu, terdapat foto dirinya, bersama sang kekasih  yang memamerkan senyuman manis. Saling menatap penuh cinta.

Tapi kekasihnya sekarang tengah tak ada kabar. Semenjak beberapa jam lalu. Tentu membuat gelisah pada hatinya.

"Kak gith, kak freya udah ngabarin belum?" Flora menelpon gith untuk mencari tahu, sudah tengah malam bahkan.

"Belom sih flo"

"Oh yaudah, makasih ya kak"  gadis itu langsung menutup panggilannya. Tidak menunggu tanggapan dari lawan bicara. Gadis tersebut lebih memilih untuk menanyakan langsung pada sumber kekhawatirannya.






To: k'Fre nyebelin😽

Kak fre, kalo
udah nyampe rumah
Kabarin ya kak
00:03







Setelah memberi kabar pada pacarnya, flora tersungkur dimeja belajarnya.

Sebagai Pacar, ia sangat khawatir pada freya, yang dari tadi tak kunjung memberikan kabar, dia khawatir. Dia melamun di meja belajarnya. Matanya tak sengaja melihat ke sebuah kantong plastik. Tadi dirinya membeli beberapa makanan ringan di minimarket. Saat pulang bersama gith. Flora yang belum merasakan kantuk lebih memilih untuk memakan  cemilan, sekalian mengurangi kegelisahan.

×××××

















Matahari terbit menampakkan sinarnya, pertanda pergantian hari sudah terjadi. Disini, dikantor polisi. Freya mendapat perawatan. Memar dimana mana, wajah itu terlihat dominan warna keunguan karena lebam lebam. Makhluk itu masih tertidur pulas.

"Pak, freya mana?" Datanglah papa dan mama Freya untuk melihat kondisi anaknya. Mereka khawatir sejak mendapatkan telepon beberapa menit lalu.

"Bersama bapak aran? Dan Bu chika?"

Keduanya mengangguk. Seperti terburu buru ingin bertemu anaknya.

"Oke, mari saya antar"

Polisi mengantarkan kedua orang tua freya untuk menemui anaknya. Dan orang yang dikhawatirkan, ternyata masih tertidur pulas, mungkin karena kelelahan.

Melihat kondisi anaknya yang babak belur, wajahnya terlihat banyak bekas pukulan, chika berlari untuk segera mendekati anak tunggalnya itu.

"Kok bisa sampai begini?" Tanya chika, terdengar hampir menangis "pak, ini kenapa?" Tanyanya ke polisi.

"Nanti keluarga korban akan datang, ibu tunggu saja disini"

"Korban?" Lirih chika terlihat bingung. Korban apa yang dibicarakan? Bukan kah Freya adalah korban? Lihatlah anaknya yang tak berdaya ini.














Beberapa menit kemudian, oniel dan indah beserta anaknya marsha, datang ke kantor polisi. Mereka datang untuk dimintai keterangan lebih lanjut, mengenai kejadian semalam.

"Oniel. kenapa kmu disini?" Heran aran, pria itu sedikit dibuat bingung dengan keadaan saat ini.

Sosok gagah yang ditanyai itu tak menjawab pertanyaan dari aran, bahkan melihat wajahnya saja dia tak sudi. Semakin heran saja Aran dengan ini semua. Kenapa oniel tidak mau menatapnya?





Polisi membangunkan freya dari tidurnya. Pria itu bangun dengan Ling lung, hampir tidak ingat dengan kejadian semalam. Lalu dia dibawah ke ruang utama kantor polisi untuk interogasi. Karena tubuhnya masih sangat lemas, polisi memberi kursi roda untuknya kesana.

Selfish || Fresha Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang