Seperti janji yang dia buat, kini Freya mengantar Marsha untuk check kandungannya ke dokter. Dia izin untuk tidak bekerja pada shani. Sepertinya Freya harus banyak berterima kasih pada Shani karena beberapa kali pengertian dengan kondisi Freya.
"Selamat ya ibu, bapak, bayinya perempuan" Freya langsung menatap Marsha berseri seri mendengar hal itu. Dia merasa bangga atas perkembangan bayi Marsha.
Marsha juga tak kalah senangnya. Dia bahkan meneteskan air mata tanpa disengaja.
Freya yang merasa senang, menggerakkan tangannya untuk membelai perut Marsha. Kemudian berbisik bangga "Alana sha" dia menatap marsha. Ternyata insting Marsha benar terjadi, kalau bayi ini adalah perempuan.
****
Setelah check, mereka langsung pergi untuk belanja bulanan. Bahan bahan dirumah sudah mulai mengering. Kini mereka ada di pasar.
"Sha... Bentar ya, gue mau bayar ini dulu" perubahan sikap Freya juga semakin nyata. Tutur katanya lembut.
Marsha duduk disalah satu kursi plastik yang ada disana. Wanita itu masih sangat senang, dia tidak berhenti membelai perutnya.
"Ma, beli ini satu dong" Marsha tidak asing dengan suara itu, wanita itupun mendongak dan melihat. Ternyata didekatnya ada icel.
Marsha bergegas untuk berdiri dan menyapa. Sungguh kebetulan sekali bisa bertemu icel dipasar. "Icel..." Wanita itu menepuk pundak icel. Membuat sedikit terlonjak karena kaget.
"Kak Marsha?" Gadis itu juga nampaknya kaget, karena secara random bertemu. "Iiii... kakak sama siapa?" Tanya icel. Tidak ada siapa siapa yang menemani Marsha kala itu. Tentu saja icel heran.
"Aku sama Freya... Dia mau bayar belanjaan kita"
"Ooh. Aku kira sendirian tadi. Kakak kan lagi hamil ya... Kok sendirian gitu" gadis itu heboh, sama seperti kakaknya.
"Marsha, belanja juga?" Disana juga ada mama icel. Sepertinya mereka belanja banyak hal, untuk acara penting.
"Iya Tante" jawab Marsha tersenyum. Marsha baru kepikiran sesuatu, icel kok bisa dipasar begini. Yang mana seharusnya dia kan berada di sekolahan "kamu gak sekolah icel?"
"Iya. Izin dia. Kami dirumah lagi ngadain acara sha. Jadi mama udah izinin ke gurunya" penjelasan mama icel, hanya mendapat anggukan dari Marsha.
Saat sedang asik berbincang. Dari kejauhan marsha melihat sosok yang tidak asing. Sosok yang sangat dikenalinya. Marsha tersenyum beberapa saat. "Icel, kamu belanja sekeluarga ya?"
"Ha? Sekeluarga? Enggak kok. Aku belanja sama mama aja" balasan icel membuat bingung Marsha. Karena beberapa kali dari tempat Marsha berdiri, ada kakaknya icel.
"Sama mama aja?" Marsha memastikan, dia masih dibuat bingung.
"Iya kak Marsha. Ngapain juga belanja gini ngajak sekeluarga?" Benar juga. Tapi disana ada kakaknya icel. Sepertinya dia tidak sadar.
"Itu kakak kamu bukan?" Icel menoleh, dan melihat sendiri. Benar itu seperti ashel.
"Lah? Iya. Ngapain dia disini? Tadi diajakin mama belanja gak mau" bingung gadis itu.
"Samperin yuk" mereka berjalan untuk menyusul ashel yang sepertinya belum sadar akan keberadaan adik dan temannya.
Keduanya berjalan mendekat ke ashel, sungguh kebetulan yang menyenangkan. "Ash..." Marsha ingin berteriak memanggil temannya itu. Tapi terlihat sosok pria lebih dulu menemui ashel. Kenapa dia?
Refleks Marsha menggandeng lengan icel untuk berhenti berjalan. Membuat icel kaget seperkian detik. Lalu gadis itu juga melihat pada kakaknya, yang sudah tersenyum lebar bersama seorang pria. "Kak Marsha... Itukan?... Kak Zee" Marsha tau. Tapi kenapa temannya itu menemui mantan terbrengsek Marsha. Bukan hanya bertemu, mereka juga saling bertukar tawa dan peluk.

KAMU SEDANG MEMBACA
Selfish || Fresha
FanfictionMarsha, Seorang gadis yang memiliki hubungan yang baik baik saja dengan pacarnya, tiba tiba harus menerima kenyataan bahwa dirinya telah di bodohi. Gadis itu menemukan sebuah cara untuk mengatasi masalah pribadinya. Tapi cara itu membuat banyak pe...