Chapter 17

1.3K 175 8
                                        

Setelah urusannya dengan oniel dan Shani selesai. Freya pun diperbolehkan untuk pulang. Dan bekerja mulai Minggu depan saja.

Kenapa Minggu depan?

Entah ini sebuah kebetulan atau apalah itu. Setelah mewawancarai Freya tadi. Seseorang di bagian administrasi diperusahaan tersebut mengajukan resign. Mulai Minggu depan juga. Jadilah Freya. Masuknya Minggu depan.


WhatsApp
To : Gith

Gith
07:11

Lo sekolah kan?
07:11

Temuin gue
Bentar, di warung depan ya
07:12




Setelah mengirimkan pesan itu ke gith. Dia segera tancap gas menuju sekolahnya, lebih tempatnya warung depan sekolahnya. Masih menggunakan pakaiannya yang rapi.

Beberapa menit menempuh perjalanan, akhirnya ia sudah sampai pada tujuan, ia pun masuk ke dalam warung. Pemiliknya adalah wanita paruh baya, yang sudah 7 tahun lamanya berjualan makanan disini.

Plak

Gith  memukul bahu freya, mengagetkan saja. Tapi tanpa berdosa menunjukkan cengirnya yang khas dari seorang gith.

"Abis dari mana Lo? Kayak orang penting aja nih gue liat liat" sambil menganalisis pakaian freya yang menyita perhatiannya.

"Gue abis dimasukin oniel diperusahaan milik saudaranya dia"

"Waw, Bagus dong" jawab gith mengangguk angguk "sekarang udah gak miskin lagi" cengirnya lagi.

"Itu masalahnya!"

"Gue takut, abis marsha lahiran. Gue juga bakalan di kick dari perusahaan"

Freya kembali memakan gorengan yang berada didepannya, dengan wajahnya yang terlihat pasrah.

"Gak usah dipikirin lah, hal yang belum terjadi. Lo tu jadi orang, ngikutin alur aja napasih. Ribet banget gue liat liat"

Benar kata Gith, dirinya terlalu berlebihan memikirkan hal yang belum terjadi. Sambil merenung Freya melanjutkan kunyahannya.

Gith jadi kesal dengan temannya yang selalu overthinking dengan hal yang belum terjadi.

Seakan akan semua masa depan itu menyeramkan. Nyatanya semuanya tidak semenyeramkan itu. Jika di kick dari sana. Masih bisa bekerja ditempat lain kan. Masih banyak peluang lain yang terbuka.

"Oh iya, flora sekolah kan?" Tiba tiba freya menanyakan hal itu, yang mana membuat gith mengerutkan alisnya seperkian detik. Ia tampak heran

"Ngapain nanya dia? Bukannya  udah putus?" Seingat gith, temannya ini pernah bilang akan memutuskan flora karena akan menikah dengan marsha.

"Ee e... Gimana gue ceritainnya ya" gugup freya terlihat ragu.

"Cerita aja cerita" gith, berusaha santai, sembari menyedot minuman milik freya.

"Gue sebenernya belum putus sama dia"

Byuuurr

Minuman gith tidak jadi masuk ke tenggorokan. Mendengar pengakuan yang mengejutkan barusan.

"Kok Lo gitu!" Entah kenapa emosi Gith tersulut untuk beberapa waktu.

"Kan Lo tau alesannya... Gue sama marsha tu cuma sembilan bulan, abis itu kita cerai"

"Ya gak gitu juga dong fre. Kasian marsha... Gue tau marsha salah... Tapi diakan cuma punya sembilan bulan doang sama Lo... Setidaknya Lo beri dia keistimewaan sebentar aja sebagai wanita"

Freya terbungkam mendengar jawaban gith. Karena dia agak setuju, Entah kenapa.

Tapi, selama ini Freya sudah berusaha melindungi Marsha dari bahaya apapun. Bahkan dia juga berusaha untuk tidak menyakiti hati Marsha. Apa itu tidak cukup?

Selfish || Fresha Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang