Sekarang apa yang harus Freya lakukan. Saat Marsha memilih untuk tinggal dengan orang tuanya lagi. Lebih memilih pulang ke rumahnya, daripada ke apartemen bersamanya.
Semalaman penuh dia tenggelam dalam pikiran yang berantakan. Kenapa Marsha bisa membuatnya gila seperti ini. Yang seharusnya Freya merasakan lega karena istrinya itu memberi dia jarak. Malah yang Freya rasakan adalah kehampaan hati yang entah kenapa bisa muncul begitu saja.
"Marsha gak mau cerita sama saya. Kenapa dia sering menangis. Kamu apakan anak saya?" Saat Freya sedang asik dengan lamunannya, dia mengetik asal keyboard komputer didepannya. Membuat oniel yang barusan datang langsung paham, bahwa anaknya dan sang menantu sedang ada masalah. Namun kali ini, oniel bertanya tidak dengan nada yang keras. Dia mencoba untuk berdamai dengan menantunya.
Ternyata jam sudah menunjukan pukul satu, jam istirahat kantor. Freya tidak menyadari itu. Yang dipikirkan hanyalah bagaimana cara agar Marsha kembali tinggal di apartemen lagi.
Sudah seminggu sejak Freya mulai bekerja di kantor Shani. Dan kerja Freya termasuk dalam yang terburuk. Freya tidak punya pengalaman apapun tentang administrasi. Tapi dia juga yang tidak fokus saat tutor disana mengajari Freya. Itu membuat Shani tidak cocok dengan kinerja freya.
"Saya yang salah om" Freya juga tidak berminat untuk menghindar dari oniel lagi. Mungkin kali ini oniel akan menyuruhnya untuk segera berpisah dengan Marsha, karena untuk pertama kalinya si tua itu melihat anaknya menangis. Biasanya Marsha tidak membiarkan hal itu terjadi, tapi kali ini berbeda.
"Kenapa?"
Freya melihat pada mata oniel untuk beberapa saat, lalu dia merasa bahwa sekarang adalah waktu yang tidak cocok untuk diceritakan. Freya menggeleng menanggapi oniel "gak papa. Saya akan selesaikan masalah ini sendiri. Saya minta maaf, karena saya Marsha nangis" dia ingin pergi berlalu meninggalkan oniel. Tapi sebelum jauh, oniel menahan lengan freya.
"Kalaupun kamu nyakitin anak saya. Saya harap itu bukan kekerasan" oniel benci jika ada yang menyakiti marsha dengan kekerasan. Tapi jika yang Freya lakukan adalah masalah hati. Oniel sepertinya menyerah sudah.
"Saya lihat lihat memang kalian susah untuk disatukan... Saya minta maaf sama kamu. Karena maksa kamu untuk tanggung jawab... Tapi semua orang tua pasti mau melakukan yang terbaik kan jika itu menyangkut anak... Saya tau kamu orang baik, mangkanya saya percaya kamu" oniel tiba tiba menjadi mertua yang lemah lembut.
"Saya juga udah tau, kalau anak yang ada diperut Marsha bukan anak kamu, saya tau. Zee pacarnya Marsha datang ke saya tiga hari setelah kejadian itu..." Oniel masih menunduk merasa bersalah. "Dia ngakuin semuanya... Tapi Marsha pilih kamu" oniel menghapus air matanya yang mengalir tiba tiba.
"Saya juga pilih kamu... karena saya tau kamu orang baik. Kamu temannya Marsha dari kecil" keadaan menjadi hening untuk sesaat. Semua unek-unek yang ingin oniel sampaikan, akhirnya terlaksana juga. "Sekali lagi, saya minta maaf atas semua yang terjadi... Sekarang semua keputusan ada ditangan kamu. Kalau kalian tidak bahagia dengan pernikahan ini, kalian tidak perluh teruskan"
Oniel melangkah menjauhi Freya yang masih mencerna semua kalimat oniel barusan. Bagaimana perasaan Freya yang membuncah saat oniel mengaku sudah mengetahui semuanya tapi tetap melanjutkan pernikahan anaknya. Yang seharusnya Freya marah akan hal itu, tapi entah kenapa semua amarah Freya tertutup dengan perasaan lain. Perasaan yang menyangkut marsha sekarang.
Entah kemana perginya keinginan Freya untuk menggugat sang istri ketika nanti bayinya lahir. Entah menghilang kemana semangat hidupnya saat sekarang jauh dari sang istri.
****
Malam hari ~~
Seorang gadis cantik sedang berada di meja belajarnya untuk mengerjakan tugas sekolah. Dia menutup semua buku ketika tugasnya sudah tuntas.

KAMU SEDANG MEMBACA
Selfish || Fresha
FanfictionMarsha, Seorang gadis yang memiliki hubungan yang baik baik saja dengan pacarnya, tiba tiba harus menerima kenyataan bahwa dirinya telah di bodohi. Gadis itu menemukan sebuah cara untuk mengatasi masalah pribadinya. Tapi cara itu membuat banyak pe...