Tiga hari setelah terjadinya masalah yang menimpa marsha. Pelaku sebenarnya alias zee datang ke rumah Marsha dengan perasaan bersalah dan bertanggung jawab. Nafsunya sungguh diujung tanduk kala itu.
Zee membawa ayah dan ibunya, setelah apa yang dilakukannya terhadap marsha. Bermaksud ingin bertanggung jawab. Dia benar mencintai Marsha dan cinta tersebut tidak lah main main. Namun hari itu, sungguh diluar dugaan zee. Dia menyatakan bahwa dirinya khilaf dan panik, sehingga pergi begitu saja.
Selayaknya seorang oniel, papa dari marsha itu dibuat emosi akan kebenaran yang ada. Kemudian langsung memukul zee didepan orang tuanya. Pria itu tidak melawan, tidak pula merasa marah. dia merasa pantas mendapatkannya.
"Anak sialan!"
"Asal kamu tahu! 3 hari lalu saya mukulin orang karena saya kira orang itu pelakunya!"
Papa marsha, semakin menggila, semakin keras juga pukulan yang zee terima. Mendengar kenyataan yang benar benar kenyataan. Mau ditaruh mana mukanya jika dia salah orang seperti ini.
"Papa udah capek sama kamu!" Ucapnya pada marsha "kamu bohongi papa mama, dan semua orang" lanjutnya.
"Sekarang terserah kamu mau sama siapa. Papa gak peduli" oniel sangat kecewa berat, putrinya pandai berbohong seperti ini.
Dengan perasaan yang tidak karuan, dan deru nafas yang terdengar memburu, oniel beranjak meninggalkan ruang tamu. tapi sebelum papanya semakin jauh, marsha memeluk papanya untuk menahan agar mendengarkan ucapan marsha kali ini saja
"PAPA!...marsha bakalan tetep sama freya pa hiks" ucapnya diiringi tangis. Entah kenapa dirinya. Semenjak kejadian itu, marsha merasa aman didekat sahabat kecilnya, dan kian takut dengan keberadaan Zee.
Oniel berbalik, dan menatap marsha masih dengan kekecewaan "kamu ingatkan pesan freya ke kamu?... Dia bakal ceraikan kamu, kalo saja ini bukan anaknya" oniel meneteskan air mata.
"Marsha gak peduli. Pokoknya marsha gak mau sama zee pa. Mar-marsha takut, gak mau sama dia hiks"
"Iya-" balas oniel mulai luluh, sembari membalas pelukan anaknya, lalu memberi kecupan pada ujung kepala marsha. Dengan memilih freya, setidaknya anaknya aman. Oniel sangat paham Freya adalah orang baik. Dia emosi waktu itu karena hanya ada Freya disana, satu satunya pria, semua orang tua akan berpikir seperti itu jugakan. Pria paruh baya itu sangat malu akan pola pikirnya yang pendek.
Selepas memeluk putrinya, oniel berbalik melihat keluarga yang sedari tadi menangisi kelakuan anaknya yang memalukan keluarga "pergi dari sini kamu!" teriak oniel, mengusir zee dan keluarga.
Pernikahan jadi dilakukan, oniel mempercepat tanggalnya, sebelum semuanya berubah dan akhirnya batal. Putrinya akan menderita sendirian menahan malu. Tentu oniel tidak ingin itu.
Freya bersiap untuk pernikahannya hari ini dengan marsha. Ternyata marsha benar Tengah hamil setelah melakukan check. Freya memakai jas pengantin berwarna hitam dan kemeja putih dengan pita merah di lehernya. Meski hari pernikahan dijuluki sebagai hari paling membahagiakan, itu tidak berlaku bagi seorang Freya Jayawardana. Dia seperti kosong tanpa expresi sepanjang acara.
Pengantin wanita baru saja keluar dari ruang hias. setelah berdandan, merias dirinya dengan cantik. Marsha tidak bisa menahan senyumnya. bukan karena pernikahannya, tapi karena freyanya. Freya yang bertanggung jawab menerima dia menjadi istrinya. Merelakan segalanya meskipun dibumbui keterpaksaan dari tuntutan oniel. Dia sungguh berterima kasihlah pada sahabat kecilnya itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Selfish || Fresha
FanfictionMarsha, Seorang gadis yang memiliki hubungan yang baik baik saja dengan pacarnya, tiba tiba harus menerima kenyataan bahwa dirinya telah di bodohi. Gadis itu menemukan sebuah cara untuk mengatasi masalah pribadinya. Tapi cara itu membuat banyak pe...