Chapter 10

1.6K 186 14
                                        

Perlukah kita menepati janji yang sudah kita buat kepada orang lain? Janji yang sama sekali tidak kita inginkan.

Bolehkah kita menarik janji tersebut?

Kalau tidak boleh. Bisakah kita potong janji yang pernah kita buat?

Maksudnya begini. Jika kita tepati 50 persennya, maka bisakah 50 persennya lagi kita ingkar.

Freya berpikir bisa.

Karena Sudah dua bulan berlalu. Dan dia berhasil untuk tidak menyakiti perasaan Marsha selama itu pula. Dia menjaga wanita itu dari segala marabahaya dan mencoba menjaga moodnya.

Sepenuh hati dan pikiran dia mengontrol emosinya ketika ia ingin marah.

Bisakah Freya mendapat gelar si penepat janji sekarang. Janjinya kepada mama chika untuk tidak menyakiti hati Marsha waktu itu.

Tapi...

Ada satu yang tidak mampu Freya tepati.

Yaitu, menjauhi flora.

Apalagi memutuskan hubungan asmaranya.
























Dua bulan kemudian

Perut marsha mulai memperlihatkan tonjolan yang tidak besar, Bayi itu tumbuh dengan sehat. Wanita itu merawat bayinya dengan pandai. Dan menepati janjinya untuk selalu menjaga sang buah hati.

Kini umur bayi marsha sudah dua bulan lebih satu minggu dalam kandungannya. Ia rutin melakukan joging pagi bersama sang mama. Tak jarang dirinya juga ikut yoga bersama ibu ibu hamil lainnya.

Saat ini marsha berada di taman mini, dia jalan jalan pagi bersama sang mama.

Marsha memakai kaos berwarna merah muda dan celana biru langit dengan bahan yang tak ketat, tentu saja menghindari adanya bahaya.

"Kamu nanti ada jadwal periksa kandungan kan?" Tanya indah, memastikan.

"Iya ma, masih nanti kok jam 10"

"Yaudah kamu nanti diantar freya ya... Soalnya mama harus ketemu sama Tante Feni, ada janji"

Marsha hanya mengangguk, tapi dalam lubuk hatinya wanita itu ia bertanya tanya. Apakah mau suaminya itu?

Benar, Freya telah berubah menjadi lebih baik. Tapi bukan berarti suaminya itu mau untuk berduaan saja dengannya. Pasti selalu ada orang lain diantara mereka.

Karena selama ini, ketika ia dan Freya berduaan. Mereka berujung saling diam dan tidak mau untuk memperpanjang topik.

"Dia kemana sih? Akhir akhir ini keluar rumah Mulu" benar kata indah, kemana dia? Kenapa hampir setiap hari ia pergi keluar rumah.

"Dia ketemu kali ma sama temennya. Kan dia udah gak sekolah, pasti kangen" sebagai istri yang baik, Marsha mencoba untuk menutupi juga. Meskipun ia juga masih bertanya tanya kemana suaminya itu, kenapa suka keluar rumah.

"Mama telepon sekarang aja kali ya, biar nanti tinggal berangkat"

"Yaudah telepon aja" kali ini indah sedikit membantu marsha. Agar tidak mendengar penolakan. Karena kalau Marsha yang mengajak, pasti 80 persen ditolak.

Indah dan marsha melanjutkan perjalanannya, tapi kali ini adalah perjalanan pulang menuju rumah. Sudah cukup pemanasan untuk hari ini, marsha juga sudah terlihat kelelahan. Padahal jarak mereka jalan jalan tidak terlalu jauh dari rumah.































📞 Freya🤍 is calling you

Dan ya, apakah yang lebih membahagiakan daripada ini?

Menerima telepon dari suaminya sendiri. Karena sangat jarang seorang Freya memulai apapun lebih dulu. Selama ini hanya Marsha yang memulai.

Selfish || Fresha Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang