Baby's Breath 4

250 34 11
                                    

trigger warning: bullying, violence, drunk, mention of alcohol, nonconsensual sex. sekiranya gak berkenan, diskip aja yaaa. happy reading~~~






***










Thea sama sekali tidak mengerti apa yang terjadi dengan Ray. Selama seminggu belakangan, lelaki itu selalu mengganggunya saat di kampus. Salah satu yang paling ketara adalah saat Ray selalu menendang bangkunya setiap lewat membuat Thea terperanjat. Dua hari lalu juga lelaki itu tidak sengaja—ralat, Thea pikir sangat sengaja, menyenggol tubuhnya saat berjalan di lorong dan menumpahkan jus pada kemejanya.

Thea masih bisa tahan dengan semua itu sebenarnya. Hanya saja hal itu jadi sangat menjengkelkan ketika banyak rumor mulai bermunculan. Rumor yang paling kencang berhembus yaitu alasan Ray melakukan hal-hal seperti itu pada Thea adalah untuk membalas dendam. Entah bermula darimana, beredar rumor bahwa Thea telah merundung Lindsay—kekasih Ray. Makanya karena tidak terima Ray akhirnya membalas dendam. Padahal demi Tuhan, Thea saja tidak mengenal gadis itu apalagi menemuinya.

Tidak masuk akal, begitu pikir Thea. Meski dia sudah bisa dikatakan tebal kuping sejak dulu, tetap saja Thea merasa risih. Sejak masa sekolah memang sering ada saja orang yang menyebarkan rumor buruk tentangnya. Thea bahkan sadar bahwa banyak orang menganggapnya sebagai anak bungsu dari keluarga kaya raya yang arogan dan minim empati. Mungkin karena dirinya yang dinilai pelit ekspresi. Padahal itu karena Thea memang sulit mengekspresikan diri. Namun, orang-orang tampaknya tidak akan peduli. Mereka hanya akan peduli dengan hal-hal yang mereka mau saja.

Hari itu setelah kelas selesai, Thea berniat langsung bergegas pulang. Namun, dia sengaja keluar di akhir dan membiarkan teman-teman sekelasnya keluar terlebih dahulu. Membiarkan lorong berubah sepi karena Thea tidak suka melihat banyak orang.

Awalnya semua berjalan seperti biasa sampai saat di belokan lorong, Thea merasakan tubuhnya ditarik kasar. Dia tidak sempat melawan bahkan sesederhana berteriak karena mulutnya dibekap. Thea terkejut saat sadar dirinya dibawa ke gudang belakang kampus. Orang-orang yang membawanya ternyata tidak lain adalah teman sekelasnya sendiri. Jumlahnya ada empat orang. Thea tidak terlalu ingat siapa saja namanya. Lagipula dia tidak merasa pernah berinteraksi dengan mereka sebelumnya.

Matanya langsung terpejam erat saat seseorang mendorong tubuhnya sampai tersungkur di lantai gudang yang kotor. Tidak lama seseorang menjambak rambutnya dengan keras. Membuat kepalanya terasa nyeri dan perih.

"Dasar jalang tidak tahu diri! Berani sekali kau mencari masalah dengan Ray!"

Thea mengernyit mendengar itu. Tidak mengerti maksudnya sama sekali. Sekalipun, dia tidak merasa pernah mencari masalah dengan lelaki itu. Berinteraksi pun tidak pernah, kecuali seminggu belakangan karena Ray yang mengganggunya lebih dulu.

"Kau menyukainya hah?! Kau ingin mencari perhatian juga pada Ray sekarang? Cih dasar jalang menjijikkan!"

Disebut seperti itu secara berulang jelas membuat Thea tidak terima. Makanya dia mencoba melawan saat salah seorang mencoba menjambak rambutnya kembali. Tanpa sadar Thea bahkan berhasil memukul orang itu. Dia hanya merasa memang perlu membela dirinya di situasi sekarang. Thea bukan masokis yang akan menerima saja dirinya dianiaya seperti ini. Terlebih, Thea tidak pernah merasa melakukan kesalahan apapun pada mereka. Dia merasa sangat tidak pantas diperlakukan seperti ini.

"HOW DARE YOU PUNCH ME BITCH!"

Thea kembali memejamkan matanya saat rambutnya dijambak kasar dan tubuhnya dipukul berulang kali. Seberapa besar pun usaha Thea untuk melawan, pada akhirnya dia tetap kalah. Satu lawan empat orang jelas bukan pergelutan yang imbang. Maka pada akhirnya Thea hanya diam membiarkan mereka melakukan apapun sesuka hati. Memukul tubuhnya, menjambak rambutnya, menendang kakinya. Namun, dia tidak menangis atau bahkan meringis sedikitpun. Hal itu nampaknya membuat mereka semakin menjadi.

Baby's BreathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang