Baby's Breath 29

87 13 3
                                    

Kematian orang terdekatnya yang pertama kali Ray pahami adalah kematian kakeknya saat dia berumur 14 tahun. Kakeknya adalah seorang veteran perang dan telah hidup nyaris seratus tahun. Hari itu kematian kakeknya diiringi tangis dari seluruh keluarga besarnya. Ray ingat ayahnya juga menangis, sama seperti dirinya. Meski mereka jarang bertemu, Ray bisa mengatakan bahwa hubungan mereka cukup dekat dan sangat baik.

Tiga tahun setelah kakeknya dari pihak ayah meninggal, kakeknya dari pihak ibu juga meninggal. Kesedihan itu seperti beruntun karena satu bulan setelahnya neneknya dari pihak ibu juga meninggal. Omong-omong neneknya dari pihak ayah sudah meninggal saat dirinya belum lahir jadi sekarang Ray sudah tidak mempunyai kakek dan nenek satupun baik dari pihak ayah maupun ibu.

Peristiwa itu terjadi sudah beberapa tahun lalu dan meski sedih, Ray bisa menjalani kehidupannya kembali dengan normal seperti biasa tidak lama setelahnya. Mungkin karena ikatan yang tercipta diantara mereka tidak begitu kuat sehingga Ray merasa baik-baik saja seiring waktu berlalu. Masalahnya Ray tidak tahu akan seperti apa kehidupannya berjalan jika seseorang yang begitu dekat dengannya meninggalkannya untuk selama-lamanya.

Di hari Thea pulang ke rumah, sang istri meminta Ray untuk menggendongnya ke kamar. Ray tidak menolak. Dia akan dengan senang hati melakukan itu. Jika Thea kehilangan seluruh fungsi tubuhnya pun, maka perempuan itu tidak perlu khawatir. Ray akan membantunya melakukan apapun. Dia siap menggantikan semua itu. Hal yang dipinta Thea setelah itu adalah ingin melihat Ale.

Ray dengan senang hati menggendong Ale dan mengambil posisi duduk di pinggir ranjang. Tepat dia samping Thea yang terbaring dengan wajah dibingkai senyum tipis. Thea terlihat memaksakan diri untuk bangun meski sangat sulit dan berakhir dibantu oleh ibunya. Thea bersandar lemas di bahu sang ibu dengan memperhatikan Ale dalam gendongannya.

Bayi itu terlihat tenang dengan mata bulatnya yang memandang Thea tanpa berkedip. Ray hanya diam memperhatikan ibu dan anak itu yang seolah berkomunikasi lewat tatap.

"Ma... Ma... Ma..."

Sampai kemudian matanya membola terkejut melihat Ale yang menggeliat sambil terus mengeluarkan serupa. Ray memandang Thea yang juga terkejut. Begitu juga dengan ibu mertuanya.

"Mama... Mama..."

Detik setelah suara itu kembali terdengar, Ray langsung meneteskan air mata. Begitu juga dengan Thea. Meski di saat bersamaan Ray juga melihatnya mengulas sebuah senyum. Tidak lama dia melihat tangan Thea yang terangkat. Mungkin ingin menyentuh Ale meski berulang kali gagal. Thea memang tidak menggerakkan badannya sama sekali sekarang.

Ray berniat membantu, tapi ternyata ibu mertuanya lebih dulu melakukannya. Tangan beliau menggenggam jemari Thea dengan lembut kemudian menuntunnya untuk menyentuh pipi Ale. Ray ikut terkekeh saat mendengar Ale yang menguar tawa begitu tangan Thea menyentuh wajahnya. Tawanya yang terdengar begitu bahagia dan langsung memenuhi seisi kamar.

Sekarang Ray akan percaya bahwa sentuhan seorang ibu itu punya kekuatan magis tersendiri. Dia sudah menyaksikannya langsung. Seharian itu Ale bahkan terlihat senang meski hanya diam di kamar dan berbaring di samping Thea. Padahal Mama mengatakan saat Thea dirawat di rumah sakit, Ale sempat mengalami demam.

Saat malam hari pun Ale merengek saat ditidurkan di box bayi. Baru tenang saat direbahkan di samping Thea. Tangan mungilnya bahkan terangkat berulang kali seperti ingin memeluk ibunya. Entah mengapa juga sepanjang malam itu Ale terus berbaring menghadap Thea meski Ray sudah membenarkan posisinya berulang kali. Dia hanya takut Ale akan merasa pegal. Namun, ketika itu terus berulang, akhirnya Ray membiarkan. Mungkin bayi itu sedang ingin berdekatan dengan ibunya, bahkan dalam tidur sekalipun.

Di keheningan malam, pandangannya tertuju pada dua kesayangannya yang tertidur dengan pulas. Ray bisa melihat Thea yang terpejam dengan wajah pucatnya. Sementara tangan Ale yang begitu mungil terentang di atas perut Thea. Pemandangan yang indah dan akan sangat indah jika Ray mampu menyaksikannya untuk waktu yang lebih lama.

Baby's BreathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang