Baby's Breath 11

159 26 14
                                    

Kabar Ray dan Lin yang telah putus menyebar dengan cepat di kampus. Kabar itu ramai diperbincangkan bak informasi yang sangat penting dan patut diketahui banyak orang. Lalu seperti biasanya, nama Thea kembali terseret. Thea disebut-sebut sebagai kandasnya hubungan dua sejoli itu. Kini julukan Thea bertambah sebagai penghancur hubungan orang.

Meski begitu, seperti biasanya juga Thea tetap berusaha tidak peduli dan menebalkan telinga. Lagipula dia tidak merasa telah menghancurkan hubungan mereka berdua. Thea tidak merasa pernah mengusik hubungan mereka. Ray pun tidak pernah menyalahkan dirinya dan itu sudah cukup meyakinkan Thea bahwa dia memang tidak bersalah.

"Tidakkah kau mau menuntut Rayden?"

Thea menghentikan kegiatan mencuci tangannya sejenak dan melirik Caroline yang tengah sibuk mengoleskan lipstik di bibirnya melalui pantulan kaca. Saat ini mereka sedang berada di toilet. Begitu menyadari kehadirannya, Thea melihat orang-orang yang berada di toilet langsung pergi kecuali Caroline. Tidak mau repot memikirkan itu, Thea hanya fokus pada tujuan awalnya. Sampai pertanyaan Caroline membuatnya sedikit bingung.

"Kau tahu," ujar Caroline kemudian mengelap sedikit lipstik yang keluar dari garis bibirnya. "Setiap ada gosip tentang Rayden dengan siapa lah itu namamu selalu terseret. Tidakkah kau pikir itu sangat aneh?"

"Maksudnya?"

"Duh, kau ini tidak begitu pintar ternyata." Thea menipiskan bibirnya mendengar Caroline yang malah meledeknya. Meski dia tidak yakin gadis itu berniat meledeknya karena nampaknya memang seperti itu cara Caroline berbicara. "Bisa saja dia memang sengaja menyeret namamu agar citramu semakin jelek di mata orang-orang. Dengan kata lain, dia memang sengaja melakukan itu."

Thea mengernyit karena bingung bagaimana mungkin Caroline berpikir sampai ke sana. Dia bahkan tidak pernah terpikirkan tentang itu sebelumnya.

"Dan kalau iya, memangnya itu masuk akal? Kenapa dia sampai melakukan itu?"

"Karena dia menyukaimu?" Caroline malah bertanya balik membuat Thea menghela napas lelah. Seharusnya dia memang tidak meladeni gadis itu. "Para pria memang seperti itu. Kadang mereka melakukan hal di luar nalar untuk menarik perhatian kita. Mungkin Rayden ingin mendapatkan atensimu makanya bersikap seperti itu."

Thea mendengus kasar mendengar Caroline yang malah asyik mengarang indah sekarang. Sepertinya gadis itu akan serangan jantung jika tahu dirinya dan Ray sudah bertunangan.

"Ya, terima kasih atas insight-nya, tapi aku harus pergi sekarang."

Thea tidak menunggu tanggapan Caroline dan memilih berlalu pergi setelah mengeringkan tangannya. Dia tidak punya waktu mendengarkan omong kosong gadis itu.

"Hoyyy aku belum selesai!"

*

Thea sadari memang ada yang berbeda setelah Ray putus dengan Lin. Bukan hal yang buruk sebenarnya meski terbilang aneh. Ray jadi semakin sering berada di apartemen dan membantunya melakukan pekerjaan rumah tangga. Thea bisa bilang bahkan Ray sudah bisa mencuci sendiri sekarang. Kemajuan yang bagus.

Seperti akhir pekan itu Ray mencuci pakaiannya sendiri. Sejak kemarin, tahun ajaran resmi berakhir dan mereka mendapat jatah libur semester. Saat pagi Ray membantunya membersihkan ruang tengah kemudian mencuci dan mengeringkan pakaiannya sendiri.

Mereka berdua belum sarapan dan sepakat untuk memesan makanan saat siang hari setelah seluruh pekerjaan rumah selesai. Thea memilih memesan salad dan tuna panggang. Sementara Ray memesan burger dan kentang goreng. Thea sudah memperingatkan lelaki itu untuk memesan makanan yang lebih sehat, tapi Ray tidak mendengar. Pada akhirnya Thea menyerah dan membiarkan saja.

Baby's BreathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang