Thea mengernyit saat melihat ponselnya menyala dan menampilkan nomor yang asing di sana. Tidak banyak orang yang tahu nomor ponselnya, makanya Thea merasa curiga. Dia memilih mengabaikan panggilan itu dan fokus memasak makan malam. Sampai panggilan itu kembali datang membuat Thea sedikit terdistraksi. Akhirnya Thea memilih mematikan kompor dan menjawab panggilan itu sejenak.
"It's me Davin."
Thea menghela napas pelan saat sadar siapa oknum yang menelpon. Di hari terakhir company visit, dia memang memberikan nomor ponselnya pada Davin. Tidak ada alasan khusus. Hanya saja lelaki itu yang meminta dan Thea merasa tidak enak untuk menolak.
"Aku lupa meminta kontak Theo padamu saat itu. Bisakah kau memberiku kontaknya yang baru?"
Ternyata Davin menelponnya untuk meminta kontak sang kakak. Memang sedari awal pun obrolan mereka sebagian menyangkut hal itu. Usut punya usut Davin sudah cukup lama hilang kontak dengan kakaknya. Sekarang ada hal penting yang ingin lelaki itu bicarakan.
Sebenarnya Thea tidak pernah suka bertelepon terlaly lama dengan orang lain. Apalagi dengan Davin yang terbilang masih asing. Makanya Thea memberikan kontak sang kakak dengan cepat agar sambungan telpon mereka berakhir. Dia akan meminta izin Theo nanti saja. Nampaknya sang kakak juga tidak akan marah.
"Okay. Thank you so much, Theala."
Thea hanya menjawab singkat dan memutuskan telepon begitu saja. Kembali pada kegiatan awalnya yang fokus memasak makan malam. Saat selesai, Thea sadar waktu sudah menunjukkan pukul tujuh lebih. Dia melirik pintu kamar Ray yang masih tertutup rapat dan memutuskan mendekat.
Setelah ketukan ketiga, pintu itu akhirnya terbuka. Thea sedikit mengernyit melihat ekspresi Ray yang terlihat masam. Bahkan tidak mengatakan apapun dan melenggang pergi menuju meja makan. Biasanya pun mereka memang tidak banyak bertukar kata, tapi malam itu Thea merasa aneh.
Thea tidak merasa ada masalah diantara mereka. Adapun kejadian saat company visit beberapa waktu lalu sepertinya sudah terlupakan. Baik dirinya dan Ray tidak mempermasalahkan itu lagi. Sikap Ray yang berubah seperti itu membuat Thea bertanya-tanya.
Keesokan harinya sikap Ray tidak lebih baik. Padahal belakangan Thea merasa lelaki itu cukup membuka diri dan kadang menyapanya saat di apartemen. Namun, sekarang sikap Ray begitu dingin. Meski tidak lagi mengganggunya saat di kampus, hal itu tetap membuatnya tidak nyaman.
Perilaku Ray yang seperti itu membuat Thea semakin bertanya-tanya setiap harinya. Namun, setelah banyak hari berlalu, Thea sepertinya menemukan jawaban atas pertanyaannya.
Fakta bahwa Ray dan Lin yang kembali berpacaran sudah sangat cukup menjawab segala pertanyaannya.
Thea mencoba bersikap biasa saja dengan fakta itu meski perasaannya terasa aneh. Seharusnya seperti dulu dia tidak akan mempermasalahkan apapun yang Ray lakukan. Termasuk ketika lelaki itu menjalin hubungan dengan perempuan manapun.
"Rayden itu memang gila. Bisa-bisanya kembali berpacaran dengan perempuan ular seperti Lindsay."
Thea menghentikan kegiatan mencuci tangannya dan melirik Caroline yang kini menggerutu. Usai kelas berakhir, Thea merasa sakit perut dan memutuskan pergi ke toilet lebih dulu. Di sana dia kembali berpapasan dengan Caroline.
"Kau tahu, Lindsay itu mulutnya sangat licin. Cih, aku sangat benci dia!"
Thea tidak tahu harus memberikan respon seperti apa mendengar Caroline yang mengeluarkan sumpah serapah untuk Lindsay sekarang. Dia menduga mungkin kedua perempuan itu punya masalah sendiri sampai Caroline terlihat kesal.
"Kau punya masalah dengannya?"
"Bukan aku, tapi temanku," jawab Caroline saat Thea iseng bertanya. Memancing orang seperti Caroline untuk berbicara sepertinya sangat mudah. Berikan satu pertanyaan dan Caroline akan menumpahkan jawaban panjang berisi begitu banyak informasi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Baby's Breath
Romance"Kenapa aku harus menikahi Theala?" "Karena kau pernah membuatnya menangis?" "Apa?" Rayden memandang sang ayah dengan pandangan bingung. Tidak mengerti apa korelasi dirinya yang pernah membuat Theala menangis dengan keharusan untuk menikahi gadis it...