Episode 6 : Keberanian untuk Berbeda

3 0 0
                                    

Hari itu, suasana sekolah kembali normal setelah insiden di UKS. Venesya dan teman-temannya merasa lebih kuat dan lebih bersatu dari sebelumnya. Mereka memutuskan untuk melanjutkan diskusi filosofis mereka dan memilih topik yang menarik perhatian semua orang: Alam dan lingkungan.

Di kelas, Venesya mendengar tentang seorang siswa bernama Fazli yang memiliki pandangan kuat dan berbeda tentang alam. Fazli dikenal sebagai siswa yang cerdas dan kritis, tapi juga sering terlibat dalam perdebatan sengit karena pendapatnya yang sering kali bertentangan dengan mayoritas.

Pada jam istirahat, Venesya memutuskan untuk mengundang Fazli ke diskusi mereka. Fazli awalnya tampak ragu, tetapi kemudian setuju. "Aku suka debat yang bagus. Mari kita lihat apa yang bisa kita pelajari dari satu sama lain," katanya dengan senyum tipis.

Mereka berkumpul di taman sekolah, tempat yang biasa mereka gunakan untuk diskusi. Venesya memulai dengan mengatakan, "Hari ini kita akan membahas tentang alam dan lingkungan. Mengapa alam penting bagi kita dan bagaimana kita bisa menjaganya?"

Fazli, dengan nada tegas, langsung memberikan pandangannya. "Alam memang penting, tapi aku merasa bahwa manusia terlalu sering mengagungkan alam tanpa berpikir kritis. Alam itu tidak selalu ramah dan sering kali kejam. Kita harus berhenti romantisasi alam dan mulai melihatnya dengan lebih realistis."

Syifa, yang selalu ingin tahu, bertanya, "Apa maksudmu, Fazli? Bisakah kamu menjelaskan lebih lanjut?"

Fazli melanjutkan, "Lihat saja bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, dan letusan gunung berapi. Alam bisa sangat destruktif. Manusia seharusnya lebih fokus pada bagaimana mengontrol dan memanfaatkan alam untuk keuntungan kita sendiri, bukan hanya melindunginya."

Venesya mengangguk dan menjawab, "Aku setuju bahwa alam bisa destruktif, tetapi bukankah itu juga bagian dari keindahannya? Alam memiliki kekuatan besar yang bisa membawa kehidupan sekaligus kehancuran. Tugas kita adalah menemukan keseimbangan antara memanfaatkan sumber daya alam dan melindungi lingkungan kita."

Anisa menambahkan, "Dan juga, banyak bencana alam yang terjadi karena perubahan iklim yang dipicu oleh aktivitas manusia. Jika kita tidak menjaga alam, kita justru akan mempercepat kehancurannya."

Fazli terlihat berpikir sejenak sebelum menjawab, "Aku paham maksud kalian, tapi aku masih merasa bahwa kita harus lebih fokus pada teknologi dan inovasi untuk mengatasi masalah lingkungan. Kita bisa menciptakan solusi yang lebih efektif daripada hanya bergantung pada alam."

Nisa yang kreatif berkomentar, "Inovasi dan teknologi memang penting, tapi kita juga harus belajar dari alam. Banyak teknologi yang terinspirasi oleh cara kerja alam. Jadi, bukankah menjaga alam dan memanfaatkannya secara bijak bisa berjalan beriringan?"

Diskusi berlanjut dengan penuh semangat, dengan setiap orang memberikan pandangan dan argumen mereka. Fazli dan Venesya, meskipun sering berbeda pendapat, mulai melihat nilai dalam perspektif satu sama lain.

Di tengah diskusi, Alif yang biasanya lebih pendiam, akhirnya angkat bicara. "Mungkin yang kita butuhkan adalah keberanian untuk menerima perbedaan. Alam itu sendiri penuh dengan keanekaragaman, dan mungkin kita juga perlu merangkul perbedaan pandangan untuk menemukan solusi terbaik."

Fazli tersenyum kecil. "Kamu benar, Alif. Mungkin kita perlu lebih banyak berdiskusi seperti ini untuk memahami pandangan yang berbeda dan bekerja sama untuk mencari solusi."

Setelah diskusi selesai, Fazli mendekati Venesya dan berkata, "Aku menikmati diskusi ini. Meskipun kita tidak selalu setuju, aku belajar banyak dari perspektifmu. Terima kasih."

Venesya tersenyum hangat. "Aku juga belajar banyak darimu, Fazli. Perbedaan pandangan membuat kita lebih kaya akan pemahaman. Mari kita terus berdiskusi dan mencari solusi bersama."

The Little Philosopher : Next GenerationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang