Suasana malam yang tenang menyelimuti kota kecil tempat Venesya dan keluarganya tinggal. Bintang-bintang bersinar terang di langit, seolah mengajak siapa saja yang melihatnya untuk merenung tentang keajaiban alam semesta. Venesya duduk di balkon rumahnya dengan buku "Sejarah Singkat Waktu" karya Stephen Hawking di tangannya. Ia terpesona oleh cerita-cerita tentang ruang, waktu, dan misteri kosmos yang belum terpecahkan.
Venesya sangat fokus membaca, matanya berkedip-kedip mengikuti kata demi kata yang tertulis dalam buku tersebut. Ia merasa seolah-olah sedang melakukan perjalanan ke berbagai sudut alam semesta yang luas ini.
"Venesya, kamu sedang membaca apa?" tanya ibunya, Bu Maria, yang baru saja bergabung di balkon dengan segelas teh hangat di tangannya.
"Ini buku tentang alam semesta, Bu. Buku ini ditulis oleh Stephen Hawking. Sangat menarik dan penuh dengan hal-hal yang membuat kita berpikir," jawab Venesya dengan antusias.
Bu Maria tersenyum. "Kedengarannya menarik. Bagaimana kalau kita jalan-jalan sejenak? Malam ini langitnya sangat cerah. Mungkin kita bisa melihat bintang-bintang lebih dekat."
Venesya mengangguk setuju. Ia meletakkan bukunya di meja dan meraih jaketnya. Mereka berdua kemudian berjalan keluar dari rumah, menikmati udara malam yang sejuk. Mereka berjalan perlahan menyusuri jalanan yang sepi, dikelilingi oleh keheningan malam.
"Saat membaca buku tadi, aku berpikir, apa sebenarnya alam semesta itu, Bu? Bagaimana semua ini bisa ada? Begitu banyak misteri yang belum terpecahkan," kata Venesya sambil memandang langit yang penuh bintang.
Bu Maria berhenti sejenak dan ikut memandang langit. "Alam semesta memang penuh dengan misteri, sayang. Bahkan para ilmuwan hebat seperti Stephen Hawking masih terus mencari jawaban. Tapi yang terpenting adalah kita terus merasa kagum dan ingin tahu. Itulah yang membuat kita manusia terus berkembang."
Venesya tersenyum dan melanjutkan langkahnya. "Buku ini membicarakan tentang lubang hitam, teori relativitas, dan big bang. Semuanya terasa begitu luar biasa dan sedikit sulit dipahami. Tapi aku sangat penasaran dan ingin tahu lebih banyak."
"Itu bagus, Venesya. Rasa ingin tahu adalah kunci untuk belajar dan memahami dunia di sekitar kita. Alam semesta ini begitu luas dan kompleks, dan kita mungkin tidak akan pernah sepenuhnya memahaminya. Tapi dengan terus belajar, kita bisa menemukan keindahan dalam pengetahuan dan pemahaman," kata Bu Maria sambil merangkul bahu Venesya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Little Philosopher : Next Generation
Teen FictionVenesya, seorang gadis remaja berusia 11 tahun, pindah dari kota romantis Venesia, Italia ke sebuah kota kecil di Indonesia karena pekerjaan ayahnya. Awalnya, Venesya merasa canggung dan kesulitan beradaptasi dengan budaya dan lingkungan barunya. Na...