Di sekolah tempat Venesya dan teman-temannya belajar, ada seorang peserta didik bernama Adit yang dikenal dengan perilakunya yang unik dan sering kali dianggap aneh oleh teman-temannya. Adit adalah anak yang selalu bersemangat, penuh energi, dan cenderung melakukan hal-hal yang tidak biasa bagi kebanyakan orang. Namun, di balik semua itu, Adit memiliki pandangan hidup yang berbeda dari teman-temannya.
Suatu hari, saat istirahat, Adit terlihat sedang asyik bermain di halaman sekolah. Namun, apa yang dia lakukan benar-benar menarik perhatian teman-temannya. Adit berlari mengelilingi lapangan sambil mengayunkan tangan seperti sedang memegang pedang khayalan. Dia juga sesekali berhenti dan berpose seolah-olah sedang bertarung dengan musuh yang tak terlihat.
"Apa yang dia lakukan?" bisik salah satu temannya, Nino, kepada yang lain. "Dia terlihat seperti sedang bermain sendirian, melawan musuh yang bahkan tidak ada!"
"Aneh sekali," sahut temannya yang lain, Dika. "Siapa yang bermain seperti itu? Itu benar-benar tidak masuk akal."
Meskipun begitu, Adit tampak sangat menikmati permainannya. Wajahnya berseri-seri, dan dia sama sekali tidak terganggu oleh tatapan heran teman-temannya. Bagi Adit, permainan yang dia lakukan memiliki makna tersendiri, meskipun bagi orang lain itu terlihat seperti tindakan yang absurd.
Tidak jauh dari sana, Venesya dan Syifa sedang duduk di bawah pohon sambil memperhatikan Adit dengan rasa ingin tahu.
"Kenapa ya Adit selalu melakukan hal-hal seperti itu?" tanya Syifa sambil tersenyum kecil. "Apa dia tidak peduli kalau orang lain menganggapnya aneh?"
Venesya mengangguk sambil berpikir sejenak. "Aku rasa, Adit punya caranya sendiri untuk menikmati hidup. Mungkin apa yang dia lakukan terlihat aneh bagi kita, tapi bagi dia, itu adalah cara untuk merasa bebas dan bahagia."
Syifa memandang Adit yang masih asyik dengan permainannya. "Mungkin, tapi aku penasaran apa yang dia pikirkan saat melakukan semua itu."
Setelah beberapa saat, Adit akhirnya berhenti berlari dan duduk di bawah pohon, tidak jauh dari Venesya dan Syifa. Dia mengambil napas dalam-dalam, masih dengan senyum lebar di wajahnya. Venesya yang penasaran, akhirnya mendekati Adit.
"Adit, kamu kelihatan sangat senang dengan permainanmu tadi," kata Venesya dengan lembut.
Adit menoleh dan tersenyum. "Iya, aku merasa bebas saat bermain seperti itu. Mungkin bagi orang lain itu terlihat aneh, tapi aku merasa seperti pahlawan dalam ceritaku sendiri."
Syifa, yang ikut mendekat, bertanya, "Tapi, tidak masalah buatmu kalau orang lain menganggap itu aneh?"
Adit menggelengkan kepalanya. "Tidak masalah sama sekali. Terkadang, hidup ini memang absurd. Kita mencoba mencari makna dalam hal-hal yang mungkin tidak punya makna bagi orang lain. Tapi itu justru membuat hidup ini lebih menarik, bukan?"
Venesya tersenyum, terkesan dengan cara Adit melihat dunia. "Kamu benar, Adit. Kadang-kadang, kita terlalu sibuk memikirkan apa yang dianggap normal oleh orang lain, sampai-sampai kita lupa untuk menikmati hidup dengan cara kita sendiri."
Syifa mengangguk setuju. "Mungkin kita semua perlu belajar dari kamu, Adit. Hidup ini tidak selalu harus masuk akal bagi orang lain, selama itu membuat kita bahagia."
Adit tersenyum lebar. "Hidup ini penuh dengan hal-hal yang tidak bisa dijelaskan. Kita hanya perlu menerima bahwa kadang-kadang, yang absurd adalah bagian dari keindahan hidup."
Percakapan itu berakhir dengan ketiganya tersenyum, menyadari bahwa apa yang dianggap aneh atau tidak masuk akal oleh orang lain, bisa jadi adalah sumber kebahagiaan bagi seseorang. Dalam absurditasnya, Adit telah menemukan kebebasan dan kegembiraan yang mungkin sulit dimengerti oleh orang lain, tapi baginya, itu adalah cara hidup yang paling benar.
![](https://img.wattpad.com/cover/371183996-288-k605103.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Little Philosopher : Next Generation
Teen FictionVenesya, seorang gadis remaja berusia 11 tahun, pindah dari kota romantis Venesia, Italia ke sebuah kota kecil di Indonesia karena pekerjaan ayahnya. Awalnya, Venesya merasa canggung dan kesulitan beradaptasi dengan budaya dan lingkungan barunya. Na...