|||
Bagaimana menjelaskannya, aku diantara benci namun seharusnya tidak. Aku menghadiri acara pernikahan, aku menghargai seluruh keputusan siapapun dengan pilihan mereka untuk menikah tapi ikatan pernikahan tidak diperuntukkan untukku. Entahlah, hanya saja menurutku pernikahan hanya formalitas semata. Sebuah legalitas janji diatas kertas, itu bukanlah jaminan akan sebuah kehidupan yang bahagia. Kebahagiaan tidak cukup dibuktikan dengan sebuah surat sah pernikahan, pada kenyataannya adalah seperti apa kita akan menjalani kehidupan pernikahan untuk mendapatkan kebahagiaan yang diharapkan.
"Jadi, kapan kau dan jennie akan menikah ?"
Tidak akan !
Aku memutuskan untuk tetap menjalani apa yang sedang kami jalani, tak ada yang berbeda. Aku bosan dengan banyak pertanyaan kapan kalian akan menikah ? Menikah itu menyenangkan lisa, they told me such a nonsense !
Menyenangkan ?
I don't think so, 3 tahun pertama mungkin ya tapi tak ada yang bisa memberikan jaminan tahun-tahun setelahnya. Aku hanya meminimalisir kemungkinan pertengkaran serta perpisahan diantara aku dan kekasihku. Bertahun tahun kami melewati banyak waktu berharga tanpa pernah satu kalipun terucap kata perpisahan dan aku tak ingin pernikahan memicu segala kemungkinan yang tidak diharapkan.
Tidak !
Aku tak melihat kebaikan dalam pernikahan selama aku hidup, beberapa pasangan mendapatkan apa yang mereka impikan namun tidak sedikit pernikahan menjadi awal dari hancurnya sebuah hubungan yang sebelumnya begitu manis penuh cinta. Aku tak ingin melalui hal itu bersama kekasihku. Dia kekasihku satu dan selamanya, jennie.
Hanya segelintir pasangan menikah yang mendapatkan kejutan serta hadiah kebahagiaan dari Tuhan, selebihnya tidak.
"Kami bahagia sepert ini"
"Aku tahu kalian bahagia tapi kurasa jennie menginginkan tujuan itu"
Selalu !
Dia tak henti membahasnya meski mencuri waktu diantara perbincangan berkualitas kami dan aku tak menyukai itu, dia selalu mensisipkan obrolan tak penting tentang pernikahan.
Pernikahan diartikan sebagai bersatunya dua insan yang memiliki perbedaan dan diikat dalam sebuah naungan yang disebut rumah tangga. Pernikahan merupakan satu momen sakral yang begitu berarti bagi banyak orang dan diharapkan hanya dilakukan sekali dalam seumur hidup. Akan tetapi sebuah pernikahan tidak hanya dinikmati dalam satu hari bahagia yang dihiasi pesta namun juga sebagai pengingat untuk kehidupan selanjutnya bersama pasangan.
Aku melihat banyak hal terjadi pada orang-orang disekelilingku, tak ada contoh baik mencerminkan kebahagiaan sebuah pernikahan, semua omong kosong !
"Lisa---"
"Jisoo, tolong jangan pernah membahas tentang pernikahan jika kalian sedang bersama karena setelah berada dirumah, jennie menjadi pribadi berbeda. Diamnya adalah memikirkan sesuatu dan aku tahu apa yang ada dalam kepalanya tentu mengenai pernikahan. Beberapa hari lalu kami kembali berdebat tentang hal yang sama, aku bosan karena dia selalu memberikan pentunjuk entah secara langsung ataupun menyindirku dengan halus jika jennie ingin segera menikah. Tapi jisoo, kami tak membutuhkan pernikahan, hubungan yang sedang kami jalani sudah lebih dari cukup"
Bukan karena kurangnya cinta, tapi kurangnya kejujuran, keterbukaan yang membuat pernikahan tidak bahagia. Kebanyakan pernikahan tidak menciptakan cinta, pernikahan bisa menciptakan petaka bagi setiap pasangan yang sebelumnya hidup penuh cinta dan aku bukan orang yang ingin mengorbankan hubunganku yang sebelumnya indah demi sebuah pernikahan yang hanya sekedar formalitas dengan akhir yang masih menjadi tanda tanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Commitment
RomanceKisah cinta sepasang kekasih dengan perbedaan prinsip akan sebuah pernikahan. Salah satu tak akan pernah siap dengan sebuah komitment karena tak pernah melihat kebaikan dalam sebuah pernikahan, ia kehilangan kepercayaan pada sebuah pernikahan. Prins...