23. kejujuran di depan mata

7 0 0
                                    

"Kebenaran semuanya terungkap."

~~~~

Matanya sinis menatap seseorang yang masih duduk dengan kedua tangan terikat di hadapannya. Menggunakan sarung tangan putih agar tidak memperlihatkan jejak, ia memegangi dagu bawah orang tersebut.

"Lo ngerti 'kan jadinya maksud gue apa hari ini? Gue gak sejahat ayah lo! Gue masih punya hati nurani, mungkin kalau gue mau bales dendam rasa sakitnya, gue bisa aja dorong lo ke bawah situ?" ucapnya dengan alis terangkat. Orang tersebut hanya berusaha membebaskan dirinya dari ikatan tali itu.

Pipi merah orang di hadapannya itu masih sangat terlihat jelas. Menandakan rasa sakit yang sangat menyakitkan. Asa hanya memberikan sedikit pelajaran untuk membalaskan dendamnya, menyampaikan beberapa pesan menyakitkan yang ingin sekali dirinya ucapan dari sejak lama. Kebenciannya itu, kekesalan, dan kekecewaannya semua terbalaskan saat detik itu juga.

Sekelebat ingatan Asa mengingat jelas dengan sadar kala dirinya menganiaya seorang Rizki. Tetapi, dalam sekejam saat Asa tidak memperhatikan seorang Rizki, Rizki kabur dari tempat duduknya. Pergi keluar dari kelas yang ia tempati itu.

Ia tidak mengejar, karena melihat seseorang yang menghampiri Rizki saat itu. Seseorang dengan membawa cutter lalu menodongkannya kepada Rizki. Dengan posisi Rizki tepat di ujung belakang tembok pembatas yang saat itu sedang masa perbaikan, sehingga tidak ada pembatas.

Seketika dengan cepat kejadian pun terjadi begitu saja. Rizki jatuh dan orang itu pun pergi meninggalkan tanpa melihat keadaan Rizki. Asa yang saat itu menyaksikan dengan jelas hanya menyiapkan ponselnya untuk merekam sebagai tanda bukti. Walaupun dirinya sendiri pun sangat terkejut melihat kejadian tersebut benar-benar di depan matanya secara langsung saat itu.

Tatapan Asa melihat satu persatu mata temannya. Menatap lekat, terlihat banyak kekesalan, kekecewaan, dan amarah. Air mata Asa pun turun dengan sendirinya, sudah tak bisa ia bendung lagi.

"No, Fa, lo selalu nuduh bahwa ini semua ulah Mora 'kan?"

"Zee ini yang selama ini lo takutin 'kan? Pura pura diem gak tau apa-apa jalan satu-satunya 'kan?"

''Ra, ini juga yang lo takutin selama ini 'kan? Takut kalau temen lo ketahuan?"

"Dan Fiz, ini juga yang mau lo tau 'kan? Semua hasil nyata kasus ini terungkap."

Keluhan Asa selama ini yang ingin ia ucapkan kepada teman-temannya itu. Mora yang selama ini mengetahui siapa orang dibalik jatuhnya Rizki tersebut. Mora tidak pernah mengungkapkan yang sebenarnya, hanya demi menutupi nama baik temannya itu.

"Ze, lo masih gak mau ngaku? Kalau lo itu orang yang diceritain kakanya Rizki?" tukas Asa, dengan menaikkan sebelah alisnya.

Sosok seorang di vidio tersebut adalah Zee, teman dekat Asa sendiri. Orang yang selalu Asa libatkan untuk ikut mencari tahu kasus ini. Saat kejadian itu, Asa tidak pernah menyangka bahwa orang yang berada di hadapannya Rizki kala itu adalah Zee, temannya sendiri. Waktu itu Asa hanya diam mematung tak menyangka.

Sejak kali pertama Hafiz mengajak dirinya untuk ikut serta menyelesaikan kasus ini, Asa sudah mengetahui semuanya. Waktu kedua temannya itu di wawancara, dan mereka semua berbohong dengan semua pernyataan mereka. Dalam lubuk hati pastinya sangat tertanam jelas kekecewaan itu, Mora benar-benar menutupi kejadian itu. Padahal Mora juga melihat dengan jelas tindakan yang dilakukan teman dekatnya sendiri.

"Lo mantannya Rizki 'kan Ze? Makanya waktu itu lo kaget pas gue bilang Rizki punya cewek?" Asa tertawa renyah dengan mata sinisnya yang tak pernah lepas menatap Zee.

If I'am?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang