______
"Fake? Semua orang akan palsu pada waktunya.''
••••••••
Sore hari ini sekolah cukup ramai, sudah mulai berkegiatan seperti biasanya di sore hari, hari Jumat. Ekskul paskibra dengan barisan pasukannya, ekskul cheers dengan gerakan yang anti mainstream-nya, dan Pramuka dengan tali-temalinya itu.
"Mau lo dulu atau gue dulu yang ngasih keterangan nih Bel?" tanya Hafiz kepada Asa.
"Ah, gue dulu aja juga gapapa," jawab Asa mengajukan diri lebih dulu.
"Yaudah okayy, gue nyalain kamera sekarang yaa?"
Asa hanya mengangguk tanda mengiyakan.
Kini sebelum anggota madingnya itu, mereka berdua lebih dulu di wawancara.
"Okay, jadi gimana? Lo dimana dan pulang jam berapa waktu Jumat lalu?" tanya Hafiz dengan permulaan.
"Lo inget kan? Gue izin pulang duluan waktu itu? Mungkin sekitar jam empat gue izinnya, karena gue mau ambil obat di apotek buat nyokap gue. Itu sih terakhir gue di sekolah," jelas Asa kepada hafiz.
"Oh iya iya, inget, berarti lo gak ada liat yang aneh di sekolah di jam segitu?"
"Enggak, gue gak merhatiin sekitar sih. Gue langsung balik karena takut keburu hujan juga waktu itu," jawab Asa lagi. Walaupun memang ternyata hari itu tidak jadi turun hujan.
"Okee deh, gue terima yaa keterangan lo,"
"Okay, udah kan berarti?" tanya Asa.
"Iyaa udahh!" Giliran gue sekarang," Hafiz langsung mematikan kamera sementara. Mereka bertukar tempat duduk, yang dimana Asa menjadi orang yang akan wawancarai Hafiz.
"Okay, udah gue nyalain lagi ya." Ucap Asa.
"Jadi, dimana dan jam berapa lo pulang waktu Jumat lalu?" Asa menanyakan hal yang sama kepada Hafiz.
"Gue emang balik paling akhir sih, karena gue megang kunci ruang Mading pas itu. Jadi gue paling akhir nunggu anak-anak pada balik, tapi gue balik sebelum anak cheers, pak Ujang juga liat kok," ungkap Hafiz.
"Ngeliat ada yang aneh di sekolah?"
''Enggak, gue cuma liat lampu lantai atas lorongnya mati, padahal gak biasanya dimatiin," ucap Hafiz.
"Mati?"
"Iyaa, itu doang sih selebihnya gue gak liat yang aneh,"
"Okee deh, gue tulis yaa keterangan lo."
Hafiz mengacungkan jempolnya kepada Asa.
"Udah nih, anak-anak udah pada diluar 'kan? Panggil mora dulu aja, dia yang pertama," ucap Hafiz.
"Oke deh, wait ya gue panggil." Asa jalan menuju pintu, untuk memanggil
Mora."Nah, gimana Mor siap gak?" Hafiz berbasa-basi.
"Yaelah kayak mau wawancara apa aja," sahut Mora. Hafiz hanya terkekeh.
"Yaudah gue mulai yaa," Hafiz melirik Asa untuk menyalakan kameranya.
"Gimana Mor? Pas Jumat lalu, lo ada dimana dan pulang jam berapa?" tanya Hafiz.
"Gue balik ya bareng anak-anak lainnya, jam berapa sih? Gue gak inget deh, paling jam setengah lima?" ucapnya.
"Iya jam segituan, tapi lo liat ada yang aneh gak disekitaran sekolah?"
"Engga. Em, kalian udah cek CCTV kah?" tanya Mora.
KAMU SEDANG MEMBACA
If I'am?
Novela JuvenilIf I'am? Menjadi bagian siswa yang di tugaskan menangani kasus sekolahnya sendiri memang tidak terlalu buruk, hanya saja tidak pernah mereka bayangkan yang terjadi dengan kasusnya kali ini. Asabella Cassia, ditemani dengan seorang anak laki-laki yan...