_______
"Masih banyaknya kesenjangan sosisal yang tidak pernah adil dalam kehidupan."
•••••Tiga hari berturut-turut sedari kemarin, sekolah masih belum juga memulai pembelajaran. Sampai akhirnya hari ini adalah hari pertama guru masuk mengajar setelah kejadian itu.
"Anak-anak, seperti yang kita tau, sekolah sedang berduka atas kepulangan Rizki dari kelas 12 IPS 1. Karena itu, sekolah memutuskan untuk semakin mengetatkan pergaulan antar anak sekolah kita ini, sekolah akan menuntut kepada anak-anak yang melakukan pembully-an verbal maupun non verbal, kalian semua paham?" ucap guru mereka kepada mereka anak seisi kelasnya.
"Telat Bu, kenapa baru dituntutnya sekarang? Apa iya harus nunggu ada yang mati dulu, baru sekolah bertindak??" Sahut Asa secara tiba-tiba.
Seluruh siswa dengan sontak menengok ke arah Asa, mereka terkejut akan celetukan Asa itu.
"Heh Sa, jangan ngomong gitu!" Sahut Mora.
"Ya emang kenyataannya gitu 'kan Ra?" jawab Asa.
"Asa, sekolah juga gak tau kalau di lingkungannya ada kasus bullying, jadi tolong hargain keputusan sekolah. Setidaknya kita mau mencoba buat jadi lebih baik Asa," ujar guru tersebut menasehati Asa.
"Aamiin deh Bu, semoga sekolah lebih aware sama hal-hal kayak gini. Lagi pula anak-anak yang kena kasus bullying gak akan berani ungkap, jadi hal itu emang kewajiban sekolah buat nyari tau," Asa ikut menambahkan ucapan guru itu.
"Siap Asa, terimakasih juga atas sarannya. Oke baik, hari ini kita mulai lagi ya anak-anak pembelajarannya, tolong buka buku kalian masing-masing.''
Walaupun Asa tahu, sekolah hanya menutup telinga. Padahal sedari dulu kasus perundungan sudah terjadi di sekolahnya ini, tetapi mereka mengatakan baru mengetahui kasus perundungan ini.
Anak kelas hanya terkesima melihat ucapan Asa dengan gurunya itu, alih-alih tidak menyangka. Bahkan temannya sendiri tidak menyangka Asa berani berucap seperti itu kepada gurunya. Karena gurunya ini adalah salah satu dari wakil kepala sekolahnya, tetapi Asa berani berbicara seperti tadi.
"Sa, kok lo berani banget sih?" Sahut Mora teman sebangkunya.
"Gak tau gue juga, reflek aja mulut gue," jawabnya dengan ketidakpedulian.
"Aprove sih gue!!" ucap Mora sembari bertepuk tangan kecil.
Kelas mereka melanjutkan pembelajaran seperti biasa lagi, hari ini hari pertama sekolah mereka belajar seperti biasanya.
_____
Sepulang sekolah Asa masih ada kegiatan ekstrakurikuler, mungkin Minggu ini atau Minggu depan adalah hari terakhirnya ekskul sebelum dirinya benar-benar lepas dari ekskulnya ini.
"Bella," panggil seseorang dari arah belakang Asa saat ia sedang duduk di koridor sekolah.
Asa menoleh, terlihat anak laki-laki yang tengah berjalan menghampiri dirinya.
"Gue ada kabar nih," ucap anak laki laki itu.
Azhar Hafiz, dia adalah ketua di ekstrakurikuler mading angkatan Asa, dan Asa adalah wakil ketuanya. Hafiz juga anak laki-laki yang selama ini Asa kagumi, karena keterampilan dan kemampuannya dalam membuat sesuatu atau menyelesaikan sebuah perkejaan.
"Apa? kabar baik atau kabar buruk dulu nih? Kalau kabar buruk mending gak usahh ah,"ucap Asa kepada Hafiz.
"Yah lo pasti kayaknya gak mau sih, tapi gapapa kali terakhiran?"
KAMU SEDANG MEMBACA
If I'am?
Novela JuvenilIf I'am? Menjadi bagian siswa yang di tugaskan menangani kasus sekolahnya sendiri memang tidak terlalu buruk, hanya saja tidak pernah mereka bayangkan yang terjadi dengan kasusnya kali ini. Asabella Cassia, ditemani dengan seorang anak laki-laki yan...