22. terungkap

6 0 0
                                    

"Terungkap."

~~~~~~

Berada di atas rooftop seorang diri dengan berakhir mendapatkan bentakan kecil dari hafiz itu memang tak pernah ada di pikirannya. Kini Asa masih berdiri menikmati hembusan angin dengan awan mendungnya, sepertinya langit pun tahu bahwa ada makhluk hidupnya yang sedang bersedih hari ini.

Asa tersenyum masam seorang diri, mengasihani hidupnya yang malang itu. Tindakannya ini memang bukan tindakan yang benar, tetapi Asa pun tidak bermaksud membohongi semua temannya. Hanya saja, tidak ada di rencananya bahwa ia akan ikut serta menyelesaikan kasus ulah dirinya sendiri.

Asa sudah tidak mempunyai siapa-siapa lagi yang dekat dengannya selain mamanya sendiri. Asa paham pasti mamanya akan sangat kecewa jika mengetahui apa hal yang telah Asa lakukan. Tetapi, ini semua demi rasa dendam yang selama ini ia pendam. Dendam yang seharusnya tidak pernah ada lagi di dalam hidupnya, tetapi Asa tidak pernah berhasil menghilangkan dendam tersebut.

_________

Keesokan harinya di sekolah, Asa masuk lebih awal dari biasanya. Sudah sejak tiga hari yang lalu, Asa dan kedua temannya itu menjadi canggung. Diawali karena Mora yang tak menegur sedikit pun kepada dirinya.

Hari ini, selepas pulang sekolah Asa menyuruh kedua temannya, Hafiz, dan kedua teman Hafiz untuk ikut dengannya. Tepat di atas rooftop sekolah Asa mengajak mereka berkumpul. Karena hanya tempat itu yang tidak dipenuhi dengan siswa sekolahnya.

"Ra, Fiz, sesuai janji gue kemarin kalau gue bakal ceritain ke kalian secara langsung." Asa mulai membuka suara kepada semua teman-temannya yang sudah berada di hadapannya itu.

"Mungkin yang belum tau, kalian bisa liat vidio yang gue kirim di grup." Sebelum Asa mengumpulkan mereka, Asa sudah lebih dulu membuat grup chat untuk mengirimkan beberapa vidio nantinya.

Semua teman di hadapannya kini menatap layar ponselnya secara bersamaan. Di luar dari Hafiz, Lino, dan Mora, kedua temannya mengerutkan dahi saat melihat hasil rekaman CCTV tersebut. Zee dan Alfa baru kali pertama melihat vidio itu. Ekspresi Zee benar-benar terkejut, seperti tidak menyangka bahwa hasil vidio CCTV itu bisa menyala dan tersimpan rapih.

"Sesuai bukti yang ada, di vidio itu, gue." Sontak mereka semua berteriak terkejut. Selain Hafiz dan mora mereka terbelalak terkejut, karena mendengar pernyataan dari ucapan Asa itu.

"Hah? Ma-maksud lo gimana Sa?" tanya Zee menjadi orang pertama yang bertanya kepada Asa.

"Iya, gue salah satu dari pelaku itu." Lino menggelengkan kepalanya tidak menyangka.

"Lo lagi gak bercanda 'kan Sa?!" tanya Lino sebenarnya nada bicaranya itu sudah semakin meninggi.

"Dia serius," sahut Mora menjawab pertanyaan Lino.

"Topi yang di pake pelaku itu topi milik dia." Sahut Mora menambahkan lagi.

"Emang gak ada bukti kuat kalau itu gue juga sih, karena di vidio itu juga muka gue ketutup. Tapi gue cuma mau jujur aja, gue juga mau kasus ini cepet selesai." Ucap Asa kepada semua teman-temannya.

Sebagian temannya itu masih mencerna ucapan dari seorang Asa, tidak tahu harus berekspresi seperti apa setelah mendengar pernyataan Asa.

"Anjing! Tapi kenapa sih Sa?! Kenapa lo jahat banget kayak gini anjing!!" cetus Lino dengan makiannya, Hafiz yang mendengar tersebut ikut menoleh. Asa tahu pasti Lino sangat kesal saat mendengar ucapan jujur dari dirinya itu. Secara dari awal Lino ikut turut membantu menyelesaikan kasus ini.

Lino benar-benar terkejut dengan ucapan jujur Asa. Selama ini Lino sangat respect kepada Asa karena ingin membantu menyelesaikan kasus ini, tetapi pernyataan hari ini membuat Lino seakan-akan dibohongi dan hanya membuat dirinya sangat marah karena kekecewaannya itu.

If I'am?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang