Bab 30-END

20.1K 428 5
                                    

Gerry merangkul pinggang Maya mesra. Pria itu ikut tersenyum tatkala melihat wajah sumringah istrinya. Saat ini keduanya tengah berada di grand opening sebuah usaha milik Bia.

Dengan perlahan Bia memotong tali pita berwarna merah dengan senyum anggun. Wanita yang telah melahirkan dua bulan yang lalu itu merupakan pemilik dari sebuah toko cake & bakery yang hari ini resmi dibuka.

Maya bertepuk tangan tatkala lirikan mata Bia menatap ke arahnya. Sebagai pemilik cake & bakery Bia memberikan beberapa kata sambutan dan harapan agar usaha yang dirintisnya berjalan lancar.

Acara grand opening ini dihadiri oleh beberapa teman karib Gerry dan Bia. Mereka menikmati berbagai varian cake & bakery yang telah tersedia.

Bia tak pernah melunturkan senyumnya sedikit pun. Wanita yang sudah mempunyai buntut itu berjalan menghampiri Maya dan Gerry yang tengah duduk di salah satu meja bundar.

"Hi guys," sapa Bia dengan wajah berbunga-bunga.

Gerry melambaikan tangannya singkat sembari mengkode agar wanita itu bergabung dengan mejanya.

"Congrats ya, akhirnya mimpi lo kesampaian juga." Maya mengucapkan kalimat tersebut seraya menyikut lengan Bia pelan.

Bia tersenyum simpul. "Berkat kalian berdua. Thanks, udah mau nampung aku selama ini. Sekarang, kalian nggak perlu repot ngurusin aku lagi." Bia tertawa kecil ditengah mengucapkan kalimat tersebut.

Dibalik usaha yang Bia dirikan, Gerry dan Maya dengan baik hati membantu wanita itu. Mereka memberikan pinjaman modal untuk usaha Bia.

Awalnya Gerry hendak memberi secara cuma-cuma. Akan tetapi Bia menolak keras kebaikan teman semasa SMA nya itu. Bia berjanji akan mengembalikan kembali modal yang dipinjamkannya.

Tidak hanya itu, saat ini Bia sudah tidak tinggal di rumah Gerry dan Maya. Wanita itu sudah memiliki rumah sendiri. Dan plot twist nya, rumah Bia berada tepat di sebrang rumah Gerry.

Bia akan memperjuangkan hidupnya, terlebih saat ini ia sudah mempunyai anak laki-laki yang ia beri nama Naka.

Gerry terkekeh, "Nggak ngerepotin sama sekali. Ya 'kan sayang?" ujar Gerry meminta pendapat Maya.

Maya berdeham mengiakan. "Gue jadi punya teman. Selama ini, gue selalu ngerasa sendiri kalau Gerry lagi nggak di rumah. Untung ada lo, ya meskipun di awal-awal, lo itu nyebelin." Maya berucap dengan gamblang.

"Jujur banget kamu," sahut Bia seraya terkikik geli.

Maya meringis kecil tatkala merasakan tendangan kuat dari perutnya. Sontak hal itu menyita perhatian Gerry yang langsung sigap mengelus perut buncit Maya.

"Anak-anak, kalian jangan nakal ya di dalam sana. Sebentar lagi kita akan bertemu," gumam Gerry sembari memberi elusan lembut diatas perut sang istri.

"Sebentar lagi jadwal kamu melahirkan 'kan May?" tanya Bia sembari menikmati secangkir teh.

Maya mengangguk kecil diiringi ringisan dari mulutnya. Maya agak ngilu tatkala tendangan dari dalam perutnya tak kunjung mereda.

"Wah kayaknya mereka lagi rebutan cari perhatian deh. Halo anak-anak! Ini Tante Bia, nanti kalau kalian sudah lahir, main ya sama Naka!" ucap Bia antusias seraya mengelus perut buncit Maya sekilas.

Maya tersenyum kecil melihat wajah Bia yang sejak awal memancarkan aura yang tak pernah redup. Keputusannya untuk menjadikan Bia sebagai teman tidak salah. Maya berhasil membuat Bia bangkit dari keterpurukan wanita itu dalam waktu singkat.

Maya memang bukan tipikal orang yang pandai berbasa-basi. Akan tetapi, tindakan yang dilakukannya selalu berhasil membuat orang termotivasi dan dihargai.

Married with Playboy (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang