chapter 46

18 1 0
                                    

Assalamu'alaikum wr. Wb 🤗

Selamat membaca 🤗

~~~~~°°°°°{}°°°°°~~~~~

"tunggu sekitar 15 menit lagi, dia pasti akan datang" ucap Arjuna.

Sembari menunggu kedatangan pemilik teater tersebut Arjuna dan ketiga temannya itu pun langsung duduk santai di stage teater tersebut sembari membakar sebatang rokok yang mereka keluarkan dari saku celananya.

Sementara itu disisi lain, kini terlihat seorang pemilik teater tersebut sedang mengacak acak rambutnya sembari berfikir dan kebingungan.

Alasan nya adalah, ia harus segera menyetorkan uang dan juga membawa surat hak milik teater.

Akan tetapi pemilik teater itu juga berfikir, bagaimana jika nantinya member yang diculik itu akan di bunuh dikarenakan ia tidak mampu membawa uang sebanyak itu.

Tak lama setelah itu pemilik teater tersebut pun langsung mendapatkan sebuah cara bagaimana agar ia bisa menyelamatkan para member yang diculik tersebut.

"Larangan adalah perintah" itulah yang dipikirkan pemilik teater tersebut.

Memang pada awalnya Arjuna dan kawan kawannya itu menyuruh agar pemilik teater datang sendiri tanpa membawa detektif ataupun anggota kepolisian.

Akan tetapi pemilik teater tidak menghiraukan larangan dan perintah dari Arjuna dan kawan kawannya tersebut.

Tak lama setelah itu pemilik teater itu pun langsung menelfon dan menghubungi kepolisian serta detektif kepolisian tersebut.

Pemilik teater kini telah menyalakan ponselnya dan langsung menelpon nomor kepolisian.

Drethh........ Drethh......... Drethh........

Suara dering ponsel.

Dan yang menjawab telfon tersebut adalah seorang komandan polisi mereka yaitu ananda sukma.

Sekitar 10 menit mereka berdua berbicara lewat telpon. Dan yang mereka berdua bicarakan adalah tentang kejadian yang di alami oleh pemilik teater tersebut.

Setelah mendengar penjelasan dan peristiwa yang dialami oleh pemilik teater tersebut ananda sukma pun langsung menutup telfon dan langsung berjalan menuju ke ruang kerja kepolisian serta mendatangi ruangan detektif tersebut.

Ananda sukma telah memerintahkan para detektif itu untuk segera datang ke teater, serta telah menyuruh anggota kepolisian berjumlah kurang lebih 15 orang untuk datang dan mengepung para pembunuh tersebut.
















































15 menit mulai berlalu.

Kini pemilik teater itu telah sampai ditempat sembari membawa koper hitam berisikan uang yang dimintai oleh komplotan pembunuh tersebut, akan tetapi uang yang ia bawa tersebut tidaklah sesuai dengan yang yang di minta pembunuh tersebut. Pemilik teater tersebut hanya membawa uang sekitar 90 juta rupiah saja, padahal hasil kesepakatan tersebut ia harus membawa uang sebanyak 200 juta.

Dengan hati yang tenang tersebut pemilik teater langsung berjalan melewati lorong teater dan langsung menuju ke dalam teater tersebut.

𝐭𝐡𝐞 𝐥𝐚𝐬𝐭 𝐦𝐢𝐬𝐬𝐢𝐨𝐧 (𝐩𝐞𝐦𝐛𝐮𝐧𝐮𝐡𝐚𝐧 𝐝𝐢 𝐭𝐞𝐚𝐭𝐞𝐫)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang