¦29¦

77 11 0
                                    

"I'm home!" Seru Sori dengan riang sembari membawa banyak makanan

"Misi pakett!" Seru Sori  lagi saat tidak melihat tanda-tanda kehadiran manusia. Merasa tidak ada Jawaban, Sori langsung masuk ke kamarnya.

"Kenapa ga ada orang? Tumben?" Pikir Sori. Ia mengganti baju seragamnya lalu kembali keluar. Hari ini ia senang sekali saat nilainya melesat tinggi di pengumuman eligible. Karena itu dia membeli banyak makanan. Berhubung ia juga baru saja menemukan banyak uang dijalan.

Sori berjalan ke dapur. Lagi-lagi keluarganya tidak ada di sana.

Kalau kalian mau tau, pengumuman eligible (rangking nilai satu angkatan) di sekolah ini diumumkan lebih cepat dibandingkan dengan sekolah lain. Sebagian besar sekolah melakukan perangkingan saat bulan januari awal. Tapi sekolah ini justru melakukannya lebih cepat. Itu pun atas perintah kepala sekolah baru mereka yang baru saja dilantik seminggu yang lalu.

Nah! Hari ini, adalah hari pengambilan rapor. Seluruh orang tua dari kelas 10 sampai kelas 12 datang untuk menggambil rapor. Terkecuali orang tua Sori. Bukannya tidak mau mengambilkan, tapi Sori-nya yang tidak mau rapornya diambilkan oleh orang tuanya.

Sebenarnya rapor tidak akan diberikan jika bukan orang tua yang mengambilnya. Jadi, Sori minta tolong kepada Mama untuk mengambilkan rapornya juga. Biasanya dia minta tolong ke Ayahnya Sopan. Tapi dia jadi sedikit tidak enak karena terus-terusan meminta tolong kepada Ayah Sopan.

"Mereka ke mana dah? Giliran orang lagi seneng mereka ngilang!" Seru Sori kesel.

Tak lama terdengar suara sepeda datang. Itu sepeda orang tuanya. Sori dengan riang bergegas berlari keluar rumahnya. Dirinya tersenyum lebar melihatnya.

"Kalian dari mana aja?" Tanya Sori penasaran. Tapi rasa penasaran itu hilang saat melihat Adik-adiknya turun dari sepeda juga masih mengenakan seragamnya.

"KITA BENTAR LAGI LULUS, KAK!" Seru Daun dan Cahaya girang bukan main. Sori juga tersenyum kecil. "Gue juga bentar lagi lulus kali," Kata Sori menanggapi.

"Yeu, Kak Sori mah gitu! Kita, kan, lagi seneng-senengnya!" Celetuk Cahaya. "Yeu, gue juga lagi seneng-senengnya kali. Eh, kalian malah ngilang ga ada di rumah!" Balas Sori yang membuat mereka tertawa.

"Memangnya ada apa, Kak?" Tanya Daun dan Cahaya barengan. "GUE ELIGIBLE PERINGKAT KE-3 SEANGKATAN!! HUAAAA!" Seru Sori membuat telinga mereka pekak. Memangnya Sori ni agak-agak.

"Heh, jangan teriak! Kedengaran tetangga ga enak."

"Hehe,"

"Btw, gue bawa banyak makanan buat makan bareng!" Seru Sori yang masih diambang pintu. Rencananya dia mau lari ke dapur buat kasih lihat makanannya tapi urung karena suara Adik-adiknya yang begitu nyaring

"YEY! MAKAN ENAK!" Seru mereka berdua meninggalkan Sori yang masih menutup telinganya yang mulai berdengung. Uh, mereka menyebalkan.

–––

Frostfire tersenyum menunjukkan nilainya kepada orang tua mereka. Walaupun posisi rangking Frostfire masih dibawah Glacier. Tapi, nilai mereka nyaris sama. Hanya beda satu angka di belakang koma. Begitu juga Api yang hanya beda satu angka dibawah Frostfire.

"Bagus. Tapi lebih bagus kalau kau bisa di atas si peringkat 1." Puji orang tua Frostfire. Frostfire mengangguk sembari tersenyum lebar. Setidaknya kali ini kakinya sudah kembaki mulus dan akan tetap mulus.

"Restoran Frostfire juga sudah jadi terkenal ditelinga masyarakat. Juga pengunjungnya yang ramai. Dan itu menjadi poin plus untuk mu. Rekor pencapaian belajar memanah kamu sudah melampaui batas target." Papa Frostfire membaca informasi terkait peningkatan spesifik dari Frostfire.

Human Sides [Tamat] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang