Frostfire saat ini tengah belajar untuk mengejar nilai. Akhir-akhir ini luka di kakinya sudah mulai mengering. Teman-temannya membantunya agar dirinya tampak sempurna dihadapan keluarganya.
Entah kenapa keluarganya gila kesempurnaan dalam mengerjakan sesuatu. Dan itu menyakiti Frostfire sangat. Namun begitu, fasilitas yang diberikan oleh orang tuanya juga tidak main-main.
Dia ingin mengejar peringkat yang tengah diduduki oleh Glacier. Sekali pun begitu, Glacier mengizinkannya asalkan tidak menggunakan cara yang curang. Dan jelas ia juga ikut berguru kepada Glacier.
Sudah sebaiknya dia membalas budi kepada Glacier. Karena perihal nilai ini dirinya harus kehilangan betisnya yang mulus.
Frostfire berhenti kala dirasa suntuk. Dia berjalan menuju dapur untuk membuat sesuatu. Awalnya dia hanya ingin membuat coklat hangat untuk menemani acara belajarnya. Tapi entah kenapa sekarang di meja makan sudah penuh dengan makanan buatannya.
Frostfire menggigit bibirnya bingung. Bisa-bisanya dia tidak sadar sudah memasak banyak makanan. Dia melihat ke arah jam yang sudah menunjukkan waktu makan malam. Oh, ternyata memang sudah seharusnya makan malam.
"Bi, tolong panggilkan Mama sama Papa, dong." Pinta Frostfire kepada Bibi pembantu di rumahnya. Bibi itu langsung menunduk sedikit dan kemudian pergi untuk memanggil atasannya.
Tak lama muncul lah sepasang orang tua Frostfire. Mereka tersenyum kepada Anaknya, lalu ikut duduk bersama di meja makan. Frostfire sedikit gugup. Ini kali pertamanya dia membuatkan makanan untuk keluarganya.
Selama ini, yang mengetahui kalau Frostfire bisa memasak hanya teman dan sepupunya. Sekarang, ia gugup. Takut masakannya berbeda dengan selera orang tuanya.
"Kenapa gugup begitu?" Tanya Mama Frostfire. Frostfire yang ditanya itu langsung menunjukkan senyumannya hingga giginya tersenyungging. Tapi dirinya tidak mengelak kalau ia gugup. "Ga papa, Mama." Jawab Frostfire pelan.
Mama Frostfire mengangguk. Ia memilih untuk memakan makanannya. Kebiasaan keluarganya saat makan bersama ada tidak boleh berbicara. Tak lama mereka mengambil tisu untuk mengelap bibir mereka. Nah, Frostfire makin gugup ga ketolong tu.
"Bi!" Panggil Papa Frostfire. Bibi pembantu rumah yang dipanggil langsung mendekat hingga menyisakan jarak 1 meter lebih. "Ya, tuan?" Tanya Bibinya.
"Masakannya begitu lezat malam ini. Saya ingin tau siapa yang memasak makan malam saat ini?" Tanya Papa Frostfire. Nah, makin jedag jedug ser tu jantungnya Frostfire. Kira-kira apa jawaban ornag tuanya saat Frostfire bilang kalau dirinya yang memasak?
"Em, maaf tuan. Sebenarnya, malam ini semua pelayan tidak ada yang memasak. Tadi saat saya akan ke dapur, saya sudah diperintahkan oleh den Frostfire untuk memanggil tuan dan nyonya." Jawab Bibi itu. Percayalah, tubuh Frostfire sudah meluruh ke bawah meja.
"Frostfire?" Tanya Papanya lagi. Bibi itu mengangguk menanggapi pertanyaan tuannya.
Papa Frostfire melihat Frostfire yang saat ini tubuhnya sudah bersembunyi di bawah meja menyisahkan matanya yang menatap Papanya.
"Berdiri, Frost! Papa mau tanya, kamu yang masak makan malam malam ini?" Tanya Papanya. Frostfire mengangguk kecil untuk menjawab.
"Ta-tadi, Frosty lagi mau buat coklat panas. Tapi waktu lihat bahan-bahan di kulkas, Frosty gatal pengen masak. Jadi Frosty masak deh." Jawab Frostfire yang perlahan-lahan mulai berdiri dari persembunyiannya.
Papa Frostfire berdiri lalu mengusak kepala Frostfire. "Begini baru anak Papa dan Mama. Bagus! Kamu sudah bisa masak. Bahkan lebih enak dari buatan koki mana pun." Puji Papanya membuat Frostfire meleleh. Senyumannya tidak lepas dari bibirnya. Mamanya juga menatapnya bangga.

KAMU SEDANG MEMBACA
Human Sides [Tamat] ✓
RandomDibalik topeng yang selalu manusia pakai, ada sisi lain yang tidak mereka tunjukkan. Mari adu nasib! Siapa yang paling menyedihkan? 16 + Cover by Monsta Calendar 2023