¦6¦

133 17 0
                                    

Frostfire baru saja bangun dan mendapati rumah yang kosong. Ia bergegas menuju ke dapur untuk mencari makan malam. Ia melihat waktu yang sudah mencapai pukul 12 malam. Dirinya ketiduran lagi sore tadi.

Sesampainya di dapur, ia melihat makanan sisa yang sudah dingin.

Frostfire menghela nafas lelah. Ini sudah sering terjadi.

Dia mengambil makanan itu dan memanaskannya lagi. Setelahnya ia makan dengan tenang.

Sesudah makan, ia kembali ke kamarnya. Melihat hp-nya yang terdapat notifikasi dari grup circlenya.

Anack Didick Pack Elemental
6 Anggota

Gentartralalala :
Woi! Sopan dikibulinn setan wehhh Awokawokawok
Lu pada wajib ngetawain Sopan besok!

Gus Sopan :
Jahat banget kamu, Gen

Gentartralalala :
Biarin, wlekkk

You :
Dikibulin setan cem mana?
Jadi apa setannya?

Gentartralalala :
Jadi gue! Sopan dateng ke kuburan. Katanya abis ditelfon ama gue suruh kesana, padahal gue lagi ngorok di rumah

You :
Ga heran si kalo lu jadi setannya...

Gentartralalala :
Jingan!

Gus Sopan :
GEN! AKU BILANG APA?!

Gentartralalala :
Mangap ndoro🙏

Supra bapak :
Diam! Jgn brsk lu pd!

You :
Heh! Lu chat apa bege? Gue kagak ngerti

Supra bapak :
Lu yg bege! Gw blng DIEM!

Gentartralalala :
Ampun kanjeng ratu!

Frostfire terkekeh membacanya. Mereka memang agak-agak.

Tak lama anak itu meringis kesakitan. Luka di kakinya terasa perih kembali. Ia berjalan mengambil obat merah yang sudah ia beli dan memasangkannya dikakinya.

"Sshhh perih," ringis pemuda itu. Setelah diobati, ia kembali menaruh obat merahnya dan memilih untuk kembali tidur.

–––

"Sekarang aku ga punya uang, kau cari pinjaman ke orang lain sana. Sebentar lagi kita bakal diusir kalau ga bayar uang kontrakan."

"Udah! Ke saudara ku, ke teman ku. Sudah semua. Tapi mereka bilang ga ada uang! Kau sana kerja. Air terus yang dipikirin! Uang sekolah Glacier juga pikirin. Anak mu bukan cuma Air, mas!"

Glacier terbangun karena suara gaduh itu. Ia mengerjapkan matanya merasa tidurnya terganggu. Sudah biasa jika Ayahnya sudah pulang, maka perdebatan seperti ini pasti akan terjadi.

Glacier menghela nafas lalu mengambil Hp-nya dan menghidupkan lagu untuk menyumpal telinganya, setelahnya kembali tidur.

Waktu berlalu dengan cepat. Glacier terbangun. Dia tersadar akan Hp-nya yang terus memutarkan lantunan lagu. Ia bangun dari posisi tidurnya dan mengerjapkan matanya beberapa kali untuk menghilangkan kantuk. Rasanya berat sekali mata ini.

Ia melihat jam yang sudah menampilkan pukul setengah enam pagi. Dirinya bergegas menuju kamar mandi karena gerbang ditutup pukul setengah tujuh.

Human Sides [Tamat] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang