Maksud Davidson

195 32 8
                                    

✨HAPPY READING✨

Kegelisahan melanda istana Amarantha dengan ketegangan yang terasa di setiap sudut. Tiga pangeran hilang dan setiap prajurit yang ada telah dikerahkan untuk menyusuri hutan.

Para pangeran yang lain turut serta dalam pencarian, bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi pada saudara mereka.

Raja Dariel duduk di aula utama, menatap tegang para penasihat dan anak-anaknya yang berkumpul.

Permaisuri Deline dan Selir Agung tak bisa menyembunyikan kecemasan mereka. Namun, Selir Marley yang menyimpan dendam terhadap putra mahkota, justru merasa senang dalam diam.

Tiba-tiba, Zaron, salah satu pangeran, masuk dengan napas terengah. Wajahnya serius, dan ada kilatan tak biasa di matanya. Ia mendekati Raja Dariel dan berbicara dengan suara rendah namun tegas.

"Ayahanda, saat aku di hutan tadi… seekor burung gagak datang padaku. Burung itu... berbicara padaku," ujar Zaron, membuat ruangan terdiam. Beberapa orang saling berpandangan dengan bingung dan tak percaya.

"Apa yang dikatakannya?" tanya Raja Dariel, meski dengan raut wajah ragu.

Zaron menatap langsung ke arah ayahandanya. "Burung itu bilang bahwa tiga pangeran kita… dibawa ke Kerajaan Arcanum melalui pintu rahasia."

Kabar itu membuat para hadirin terkejut. Seluruh perhatian kini tertuju pada Zaron.

"Mana mungkin seekor gagak bisa berbicara, mungkin saja itu hanya ilusi sihir agar kerajaan kita membenci kerajaan Arcanum dan terjadi pertikaian antara kedua kerajaan ini," ujar salah satu mentri kerajaan.

"Untuk apa aku berbohong, sebelumnya aku memang belum pernah mendengar binatang berbicara, namun saat gagak itu mengucapkan demikian, kalungku bersinar dan aku yakin itu semua bukan ilusi semata," tegas Zaron.

Raja Dariel sejenak memejamkan mata, berpikir keras. Namun sebelum ia bisa mengambil keputusan, Kenneth menyela dengan cepat.

"Jika benar Arcanum yang melakukannya, mereka tidak akan mengakuinya begitu saja," kata Kenneth. "Aku sebaiknya menyelinap masuk ke Arcanum sendiri. Kita harus cari tahu lebih dalam sebelum bertindak."

Sementara mereka semua berbicara, Hoshea maju beberapa langkah dan menundukkan kepalanya, memberi hormat kepada Raja. "Yang Mulia, izinkan aku melapor. Para warga yang terkena penyakit kini mulai memberontak. Mereka menyerang warga lain, menyebabkan kekacauan di kota," ucapnya dengan nada prihatin.

Raja Dariel menghela napas dalam-dalam, bimbang antara melindungi rakyatnya atau menyelamatkan anak-anaknya yang hilang.

Namun, Halton, yang selalu menunjukkan kebijaksanaannya, melangkah maju dan menatap ayahandanya dengan penuh keyakinan.

"Jika Ayahanda berkenan, biarkan kami, para pangeran yang lain, pergi mencari saudara-saudara kami. Ayahanda bisa tetap di istana dan mengurus rakyat yang membutuhkan bantuan," ujar Halton.

Raja Dariel terdiam, memandang putranya dengan rasa bangga. Dengan anggukan mantap, ia pun menyetujui usulan Halton. "Baiklah, Halton. Aku percayakan tugas ini padamu dan saudara-saudaramu. Temukan saudara kalian dan bawa mereka pulang dengan selamat. Aku akan menangani situasi di dalam kerajaan."

Dengan perintah tersebut, para pangeran segera bersiap untuk menjalankan misi mereka, meninggalkan Raja Dariel yang kini harus menghadapi dua krisis besar di kerajaan Amarantha.

...

Dalam kesunyian yang mencekam, Erland membuka matanya dengan kepala yang terasa berat dan tubuh yang lemah.

An Imbalance In My World  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang