44.

72 8 3
                                    

Ke esokan harinya, nani kembali bekerja. Ia tengah sibuk di dalam ruangan miliknya. Tiba-tiba seorang wanita yang menjadi sekertaris nya mengetuk pintu ruangan nya.

Nani menoleh ke arah pintu dan mengerutkan dahinya "ada seseorang yang ingin bertemu dengan mu pak" Nani terdiam, ia bahkan tak ingat jika ia memiliki janji dengan seseorang. Akhirnya nani pun membiarkan orang itu masuk.

Terkejut, melihat dew masuk ke dalam ruangan nya. Ia menyuruh sang sekretaris untuk pergi membiarkan mereka berbicara berdua.

Nani tampaknya sedang menjauhi dew setelah kejadian semalam. Ia bahkan terlihat gelisah, takut jika blue atau ibunya akan masuk ke dalam ruangan miliknya "dew... Apa yang kau lakukan di sini" Ucapnya.

"Kau menjauhiku? Ada apa dengan ekspresi mu, kenapa kau terlihat takut?" Ia terduduk di depan meja nani sembari menyilangkan tangan nya di dada.

"Dew, ibuku akan datang hari ini. Sebaiknya kau segera pergi" Nani berdiri mendekat kepada dew.

Dew mengerutkan dahinya "ibumu? Bukan kah bagus jika ibumu bertemu dengan ku? Dulu ibumu senang jika aku bersama mu. Lalu apa yang kau takutkan?" Dew menarik pinggang nani mendekat kepadanya.

"Dew, kau tak tahu alasan ibuku memindahkan ku kesini" Ucap Nani sembari terus mencoba untuk melepaskan dirinya.

Tiba-tiba pintu terbuka membuat nani langsung mendorong dew dengan sekuat tenaga.

Sang ibu melihat ke arah nani yang sudah terlepas dari dew, tatapan nya beralih kepada pria tinggi di sebelah nani. Menatap dew dengan tak suka "dew?" Ucapnya mendekat.

"Apa kabar nyonya cangkham" Ucapnya dengan sangat sopan.

"Aku baik baik saja. Bagaimana bisa kau tahu nani berada di Paris? Apa kalian sudah lama bertemu?" Tatapan nya beralih kepada nani. Membuat nani langsung tertunduk, takut jika Sang ibu akan marah kepadanya.

"Ah itu.. Blue adalah sepupu ku. Aku bertemu dengan nya saat nani dan blue mengunjungi rumah nenekku"

Setelah itu, suasana menjadi canggung sampai akhir suara telpon kantor berdering yang langsung di angkat oleh pemilik ruangan itu.

Akhirnya seseorang menyelamatkan nani saat ini. Ia di telpon oleh sekertaris nya untuk menemui seorang direktur dari perusahaan lain "aku harus segera pergi ibu. Tuan James ingin bertemu dengan ku untuk membicarakan sebuah proyek. Maaf jika aku harus meninggalkan ibu di sini"

"Tak apa, ibu juga akan pergi. Kalau begitu, ibu duluan" Ucap sang ibu mengelus rambut nani lembut.

Setelah kepergian sang ibu, nani langsung melirik kepada dew yang hanya diam sedari tadi "dew.. Kau tak perlu datang kemari"

"Kalau begitu, jawab pesan ku. Dan jangan menjauh hanya karena ciuman itu"

"Lupakan ciuman itu. Aku tak menyadari nya saat itu"

"Dulu kau juga mengatakan nya seperti itu bukan? Tapi kau tetap menikmati ciuman itu. Apa aku harus mempercayai ucapan mu?"

Nani terdiam, ia tak ingin membuat masalah nya menjadi panjang "lupakan. Aku akan membalas pesan mu jika aku tak sibuk" Dew juga tak ingin memperpanjang masalah nya. Ia langsung pergi dari sana.

Nani kembali terduduk dan memijat pelipisnya. Setelah merasa tenang, nani pun langsung bergegas untuk pergi menemui rekan nya.

Di sisi lain, blue masih sibuk di dalam ruangan nya. Akhir akhir ini ia benar benar harus mengurus semua masalah nya. Walaupun begitu, tak ada yang membaik, setiap harinya saham nya selalu turun karena tak ada yang ingin bekerja sama dengan perusahaan nya.

because I love you BxB (Dewnani)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang