Berita harian terus memberitakan wanita yang menghabisi dirinya sendiri di apartemen sang kekasih. Hampir semua orang membicarakan kasus ini karena surat wasiat yang ditinggalkan korban. Bukan hanya itu, karena salah satu akun Instagram lady_red membahas kasusnya, semakin banyak orang yang penasaran hingga menyita lebih banyak perhatian orang-orang lagi termasuk para anggota kepolisian di unit Reserse Kriminal Jakarta siang ini.
"Akun ini lagi. Kasus ini tuh gak akan ribet kalau akun ini gak ngeluarin spekulasi sembarangan kaya begini!" tukas Rega. Bagaimana dirinya tak kesal? Tim-nya harus dipanggil dan dimarahi habis-habisan karena kasus yang sedang mereka tangani ini sudah menjadi konsumsi publik, dan mereka dituntut untuk segera menyelesaikan penyelidikan sebelum asumsi publik semakin liar. Jika sudah begitu, instansi mereka lagi yang dipertaruhkan reputasinya.
"Menurut gue ini bukan cuma asumsi sembarang. Gue udah pantau akun ini sebenernya, dan hampir 80% teorinya itu terbukti benar setiap kali ada kasus," sahut Kunto dari kursi kerjanya. Laki-laki berkulit sawo matang dan berambut pendek hitam itu menunjukkan layar ponselnya kepada dua rekannya.
"Coba kalian baca. Gue malah penasaran, apa yang dipikirin lady_red tentang kasus ini," imbuhnya.
"Gue pernah iseng sama anak tim cyber crime buat cari tahu orang di balik akun ini. Tapi gak ketemu. Dia pakai identitas palsu. Gue yakin, siapa pun orang yang ada di balik akun ini, pasti bukan orang biasa," komentar Maya. Salah satu perempuan dalam tim tersebut.
Merasa dua rekannya tak sependapat dengannya, Rega hanya menggerutu pelan dan berbalik hendak pergi. Namun, suara dari atasan timnya mengurungkan niat Rega.
Begitu Tama berjalan keluar dari ruang komandannya, para anggotanya pun otomatis berkumpul mengelilinginya.
Laki-laki dengan tinggi badan 178 cm yang saat itu memakai kemeja berwarna hitam dengan lencana kepolisian yang menggantung di lehernya, kini menatap para anggotanya.
"Oke, Saya baru dapet perintah dari komandan untuk mulai melakukan penyelidikan kasus mayat perempuan di apartemen itu. Laporan dugaan tindak kriminal sama keluarga korban sudah masuk, kan?" tanya Tama.
"Sudah masuk pagi ini, Pak. Jenazah korban juga sudah dibawa ke laboratorium forensik untuk di autopsi," jawab Maya sambil meraih sebuah map berisi kertas print laporan dugaan tindak kriminal dan klip mengenai data diri korban, lalu memberikannya kepada Tama.
Tama membaca kertas-kertas tersebut dengan cepat.
"Kami menduga ini kasus bunuh diri akibat permasalah cinta, Pak. Tapi, pihak keluarga dan tunangannya yakin kalau korban gak mungkin melakukan bunuh diri," ucap Kunto menjelaskan secara singkat.
"Ditambah postingan dari akun -"
"Udah yang itu gak usah dibahas, gak penting," sergah Tama sambil menutup map tersebut dengan kesal. Kemudian, dia menatap ketiga anggotanya lagi sambil berpikir bagaimana mencari bukti dalam waktu dekat? Karena ia hanya diberi waktu kurang dari satu minggu.
"Rega dan Maya, datengin tunangan dan keluarga korban. Minta keterangan dari mereka. Untuk saat ini, fokus kita ke tunangannya. Oke?"
"Siap, Pak."
"Kunto ikut saya ke TKP sekarang, koordinasi juga sama petugas yang duluan sampe di sana. Jalan semua!"
"Siap, Pak!"
Mereka berempat serentak berjalan meninggalkan kantor sesuai arahan dari Tama. Mereka harus segera menyelesaikan kasus ini, sebelum publik semakin riuh.
Inilah yang membuat Tama sangat membenci sosial media. Orang-orang yang tidak memiliki kapasitas berbicara tentang suatu kasus, malah dibebaskan berbicara dan memperkeruh keadaan. Siapa pun di balik akun lady_red adalah orang yang hanya mengacaukan penyelidikan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lawless Partner
RomanceBagaimana jadinya jika seorang pengacara yang skeptis dengan kinerja kepolisian harus bekerja sama dengan anggota kepolisian itu sendiri? Kasus kematian adiknya, membuat Yuna menjadi saksi hidup seorang pembunuh berantai yang sejak lama diincar ole...