5: Move on?

696 19 0
                                    

Ada kalanya seseorang telah benar-benar selesai dengan masanya, menjalani hidup yang berbeda, tidak lagi terbayang dengan apa yang dulu pernah terjadi di masa lalu. Pada waktu-waktu yang sudah berlalu terlalu lama, sangat mungkin untuknya memilih menyudahi segalanya. Menutup bukunya rapat-rapat.

                Hidupnya tidak lagi berpaku pada sesuatu yang lama, yang telah usang termakan waktu. Karena hidup masih terus berjalan, dan dia berhak untuk merasakan kebebasan atas perasaannya yang dulu terkurung selama bertahun-tahun.

                Cuaca terlalu terik hari ini, dengan segelas es latte di tangan, Fea berjalan memasuki gedung besar yang tampak ramai karena memang sedang jam istirahat, seluruh penghuni gedung keluar menikmati waktu melakukan aktivitas bebas.

                "Hallo Miss..." sapa beberapa anak perempuan padanya.

                Fea tersenyum lebar. "Haii..." balasnya tak kalah bersemangat.

                Berada di lingkungan ini dan menjadikannya sebuah pekerjaan bukan hanya dia jadikan sebuah tempat mencari uang untuk hidup, namun tempat ini dengan orang-orang yang ditemuinya juga membuatnya menjadi hidup, dia merasa begitu bersyukur bisa menjadi bagian di sana.

                Setelah lulus kuliah, hampir empat bulan menganggur, bahkan hampir desprate karena tidak mendapat pekerjaan, dibulan kelima akhirnya dia mendapat panggilan untuk wawancara dan dewi fortuna berpihak padanya, Fea diterima dan sudah bekerja di sana selama lebih dari dua tahun. Dan rasanya dia masih sangat betah, tidak ingin ke mana-mana.

                Fea mendorong sebuah pintu yang di sampingnya bertuliskan COUNSELING ROOM dan masuk di sana. Dijam istirahat, biasanya Fea keluar sebentar untuk membeli kopi lalu kembali ke ruangannya untuk memakan bekal yang memang sudah dia siapkan pagi tadi.

                Ketika sedang menikmati makan siang sambil menonton acara kuliner di ponselnya, dia seketika menoleh ketika seseorang membuka pintu, bibirnya tersenyum, membalas senyum dari seseorang yang masuk.

                "Permisi Ibu Ilmira," ucap wanita itu.

                "Ada apa, Bu?" Tanyanya ramah.

                Wanita itu menggeleng, mengambil duduk di sebuah kursi depan Fea. "Nggak ada sih, mau ke sini aja ngobrol sama Ibu,"

                "Saya kirain ada gosip terbaru," wanita itu tertawa seraya menggelengkan kepalanya.

                "Nggak ada, Bu."

                "Kirain ada Bu, soalnya kan Ibu sering nge-update-in saya berita artis-artis," Fea terkekeh, dia sudah paham sekali dengan karakter Bu Sindi ini, tipikal wanita yang suka sekali bercerita tentang apa pun, apalagi mengenai hal-hal viral terbaru.

                "Aduh puyeng Bu kalau mau ngikutin yang viral terus, tiap hari ada aja kayaknya,"

                Fea mengangguk setuju, makanya dari dulu dia tidak pernah peduli dengan yang terjadi di dunia maya. Perkembangannya terlalu pesat untuk dia yang tidak begitu aktif di sana.

                "Bu Sindi udah makan siang?"

                Wanita yang ditanya mengangguk. "Udah, Bu. Tadi sebelum ke sini saya udah makan,"

                "Oh ya udah saya makan yah, Bu. Sambil cerita aja, saya ladenin kok," ucapnya jujur, Fea memang suka mendengar rekan kerjanya itu bercerita. Karena sejak dulu pun dia memang suka mendengar orang bercerita.

ODD LOVE IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang