Ponselnya sudah bergetar sejak tadi dan setelah dicek, yang menelfon dan mengirimkannya pesan berasal dari orang yang sama. Fea tersenyum lebar memandangi layar ponselnya sebelum akhirnya menerima panggilan itu.
"Kamu ngapain? Kenapa nggak angkat telfon?" Suara kemarahan pria itu langsung menyambutnya penuh kekesalan.
"Aku abis ngerjain tugas Kak," jawabnya jujur.
Arsal menghela nafasnya masih kesal. "Seenggak bisa itu angkat telfon?"
"Aku mau fokus dulu Kak, susah kalau kebagi-bagi. Aku mau selesaiin dulu baru liat hape," dia masih membela dirinya. Toh dia memang mengatakan yang sebenarnya walau dia tau Arsal tidak peduli dengan alasannya sama sekali.
"Setidaknya kamu bisa ngabarin sebentar Fea. Aku di sini ngira kamu kenapa-napa."
Fea menarik senyum di bibirnya walau Arsal tidak dapat melihatnya. Dia tau kekhawatiran pria itu. "Aku nggak apa-apa Kak. Kan tadi udah aku chat kalau seharian aku di rumah aja,"
"Yaaa bisa aja kamu keluar sayang. Nggak bilang-bilang."
"Nggak lah, kan Kakak bisa liat lokasi aku di mana,"
Arsal terdengar menghela nafas lagi.
"Kakak jadinya pulang besok apa lusa?" Fea mengalihkan pembahasan sebelum Arsal kembali menyudutkannya.
"Lusa kayaknya, masih ada yang bermasalah di sini,"
Sudah dua hari sejak Arsal terbang ke Surabaya karena ada urusan kantor yang mengharuskannya pergi. Selama itu pula Arsal seperti uring-uringan sendiri karena tidak bisa mengawasi Fea dengan baik. Apalagi perempuan itu terkadang terlambat atau bahkan tidak mengangkat telfonnya.
"Oh yaudah,"
"Kamu kayaknya seneng kalau aku nggak ada yah?" Katanya penuh kecurigaan.
"Apaan sih Kak? Nggak lah."
"Bener?"
"Iya. Kakak pulang cepet deh, nggak kangen sama aku?" Suara manja dari perempuan itu membuat Arsal menarik sebuah senyum di bibir.
"Kangen. Kangen di dalam kamu,"
"Iiiiih stop." Kata Fea kegelian sendiri dengan pembahasan Arsal.
Arsal terkekeh dengan reaksi perempuan itu. "Tadi makan malam di bawah apa delivery?" Tanya Arsal mencari hal lain yang bisa ditanyakan kepada perempuan itu.
"Dibawain makanan sama Mama karena aku nggak turun-turun,"
"Kenapa nggak turun?" Suaranya terkesan menuntut untuk segera dijawab.
"Kayak yang tadi aku bilang Kak. Aku mau selesaiin dulu baru makan dan lain-lain,"
"Harus makan dulu lah baru lanjut kerjain lagi. Emang deadline banget?"
"Besok sih tapi aku takut keburu mager gitu loh Kak."
"Yaudah lah, tapi kamu udah makan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ODD LOVE II
RomanceKesalahan yang dilakukannya berapa tahun lalu membuat Fea banyak berubah. Keceriaan dan penuh kebahagiaan kini tidak lagi terlihat pada dirinya. Hidupnya kini hanya berfokus untuk mengobati kekecewaan yang dulu dia torehkan pada Papanya. Tetapi, bah...
