31: Berjalan Dengan Baik (21+)

750 24 1
                                    

"Kamu di mana?" suara pria di seberang sana langsung terdengar ketika dia mendekatkan ponsel ke telinganya.

                "Di apart, aku baru nyampe, kenapa?"

                "Oh okey tunggu. Aku dinner sama kamu,"

                Fea langsung menarik senyum di bibirnya, dia memang sudah menanti Arsal datang karena sejak kemarin Arsal terlihat begitu sibuk dengan urusannya di kantor. "Kakak selesai jam berapa?"

                "Jam tujuh aku udah di sana."

                "Okey. Aku tunggu,"

                Ketika sambungan itu sudah diakhiri, Fea meletakkan kembali ponselnya di kasur. Dia mau mandi dan turun ke bawah untuk membeli beberapa keperluan dapurnya yang sudah habis. Karena sekarang dia hidup bersama Arsal, maka kini di dapurnya tidak hanya berisi bahan makanan yang dia butuhkan, karena tentu Arsal tidak bisa mengikuti gaya hidupnya yang seperti itu.

                Fea sedang memanggang dada ayam fillet yang akan dia padukan dengan mashroom sause serta kentang sebagai tambahan karbo untuk Arsal serta beberapa potong brokoli sebagai seratnya. Dia sudah menyelesaikan masakannya, sisa menunggu kehadiran Arsal yang tadi memberinya info bahwa pria itu sudah di jalan.

                Ketika pintu apartemen dibuka, Fea langsung berlari kecil menyambut pria itu, tangannya mengalun ke leher Arsal sembari mengangkat sedikit tubuhnya. Arsal menciumnya. Sebuah ciuman singkat sebagai pengobat rindu karena kemarin Arsal tidak pernah menampakkan batang hidungnya sama sekali.

                "Masak apa kamu?" tanyanya, dia merangkul pinggang perempuan itu untuk berjalan masuk ke dapur.

                Arsal menaruh tas dan jasnya di sofa, dia juga menyempatkan diri untuk menarik dasi dari lehernya, benda itu yang sudah mencekik lehernya sejak pagi. Arsal menggerakkan kepalanya, membuat lehernya tidak sekaku tadi.

                "Kakak ada yang dipengenin?" tanyanya, dia menoleh pada Arsal namun pria itu segera menggeleng.

                "Nggak ada." Matanya tampak berbinar melihat piring putih yang langsung dia tahu bahwa itu untuknya.

                "Looks yummy, babe." Puji Arsal, dia menarik kursi lalu duduk di sana.

                Fea tersenyum mendengarnya lalu ikut duduk di kursi depan Arsal. "Tadi Kakak makan siang apa?" tanya Fea ketika Arsal sedang meneguk air yang telah dia sediakan.

                "Tadi abis meeting sama klien di kantor jadi dapet jatah makan siang."

                "Semacam nasi kotak gitu?"

                Arsal mengangguk. "Bukan beneran nasi kotak yah, tapi intinya aku makan yang disediain orang dapur."

                Fea paham, dia tidak lagi bertanya. Keduanya menikmati makan malam dengan tenang. Lalu begitu selesai, Arsal masuk ke kamar lebih dulu, dia lelah sekali hari ini. Dia mengambil satu potong baju dan celana dari dalam lemari, dia butuh mandi dan membersihkan dirinya sebelum kembali menemui perempuan itu.

                Arsal sudah tampak lebih segar, tetesan air dari rambutnya yang basah dia seka dengan handuk kecil sembari berjalan keluar dan mendapati Fea yang sedang duduk di sofa. Keduanya saling melempar senyum ketika mata mereka bertemu. Arsal duduk di samping perempuan itu.

                "Jadi besok berangkatnya dari sini?" tanya Fea saat pria itu menidurkan kepala di pahanya.

                Arsal mengangguk dengan matanya yang terpejam, dia menikmati gerakan tangan perempuan itu yang menyeka rambutnya yang basah dengn handuk.

ODD LOVE IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang