36: Perlahan Menyelesaikan

282 16 1
                                    

                Fea merasakan sentuhan seseorang di tubuhnya, dia membuka matanya dan mendapati Arsal yang ternyata sudah ada di sampingnya, rambut pria itu masih setengah basah dengan aroma sabun yang masih tercium kuat. Fea melemparkan senyum tipisnya pada pria yang pulang sangat terlambat, bahkan Fea pikir Arsal tidak akan datang hari ini dan langsung pulang ke rumah, sementara Fea sangat merindukannya.

Tangannya terjulur memanjang memeluk Arsal. "Kakak udah makan? Aku nggak masak karena kirain nggak ke sini," tanyanya dengan suara lemah.

Arsal menggeleng. "Nggak perlu, tadi makan dulu sama orang kantor baru pulang." Jawabnya tidak mengubah posisi mereka. Arsal menghela nafasnya panjang, ada begitu banyak yang masih mendekam dalam kepalanya sampai dia memilih untuk tidak memikirkannya dan mencari sebuah ketenangan dengan mendatangi Fea.

"Tidurlah." Ucapnya ketika merasakan Fea yang hendak mengeluarkan pertanyaan lagi. Dia sudah tidak ada tenaga.

Perempuan itu setuju, dia menikmati sapuan tangan Arsal pada lengannya hingga dia benar-benar jatuh tertidur.

--odd love 2--

Cahaya matahari pagi menemani Fea untuk menyiapkan sarapan serta bekal untuk Arsal. Hari ini dia libur, sekolah sedang ada acara dan dia tidak begitu dibutuhkan di sana sehingga Fea memilih untuk tidak ke sekolah selama tiga hari ke depan. Rambutnya sudah dia ikat tinggi-tinggi agar tidak terjatuh pada nasi goreng seafood yang dia buatkan untuk Arsal serta ayam goreng mentega dan buah untuk bekal pria itu.

Ketika mendengar pintu dibuka, Fea sontak menoleh, dia melempar senyum lebar kepada pria yang muncul dari sana, sudah terlihat tampan dengan kameja dan dasi yang melekat di tubuhnya serta jas yang digenggam.

"Kamu libur?" tanya Arsal terheran melihat Fea yang masih mengenakan pakaian rumahnya.

"Iya, sekolah lagi ada acara dan aku boleh nggak dateng,"

Arsal menarik kursi dan duduk di sana, menunggui sampai perempuan itu mendekat kepadanya menyerahkan segelas teh. Pagi minum teh aja yah, kopi nanti kalau udah di kantor, kata Fea berapa waktu lalu ketika dia meminta untuk dibikinkan kopi saat sarapan. Dan Arsal hanya menurut saja.

"Jadi nanti mau pulang?"

"Mau, udah ditelfon sama Papa juga," jawabnya sembari mendekat meletakkan cangkir kecil untuk Arsal.

"Jam berapa?"

"Yah paling siangan Kak, kenapa?"

Arsal menggeleng. "Nggak kok, hati-hati pulangnya, langsung kabarin kalau udah sampai."

"Yes Sir. Kakak rapi banget, ada meeting?" tanya Fea, dia mengigit potongan strawberry dari piringnya.

"Iya, ada meeting di luar sama klien."

Fea hanya mengangguk mengerti, dia tidak lagi bertanya agar Arsal bisa menyelesaikan makannya dengan tenang. Ketika sudah selesai menghabiskan isi piringnya, Fea mengambil kotak bekal yang sudah dia isi dengan lauk untuk Arsal, dia membawanya ke meja makan.

"Aku ada siapin vitamin juga buat Kakak, diminum yah, awas kalau nggak." Ancamnya dengan wajah serius. Dia menutup resleting tas kecil itu setelah memasukkan kotak bekal ke dalamnya.

Arsal tersenyum senang, dia meraih tangan perempuan itu, membimbingnya untuk duduk di atas pahanya. Arsal merengkuh pinggang kecil itu. "Kayaknya aku nggak butuh siapa pun di dunia ini selain kamu." Ucapnya serius.

ODD LOVE IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang