6: Engaged

498 23 2
                                    

Fea membuka pintu rumahnya, menenteng tas dan kantongan yang berisi titipan Mamanya. Sama seperti yang sudah ditebaknya, Papa dan Mamanya sedang tidak ada di rumah karena tidak ada mobil mereka di garasi, hanya ada satu mobil yang sudah tiga bulan ini mulai dikenalinya.

                Fea meletakkan barang yang dibawanya di meja dapur lalu saat hendak naik ke kamarnya, dia melihat ada dua orang sedang duduk di sofa depan TV dengan cemilan di meja. Fea menghela nafas tapi tidak mempedulikannya.

                "Hai Fea..." panggil seorang perempuan berambut panjang yang dikenalinya.

                Fea membalas senyum itu sebelum menjawab sapannya. "Hai Kak, udah lama datengnya?" Tanyanya berusaha menanggapi sebaik mungkin, walau sebenarnya ia lebih bersyukur jikalau perempuan itu tidak menyapanya.

                "Iya tadi sama Arsal ke sininya," Fea hanya mengangguk dengan senyum kikuk di wajahnya, sementara pria yang ada di samping perempuan itu memilih diam tidak menanggapi.

                "Oh iya, Fea naik dulu Kak," ucapnya berpamitan lalu buru-buru naik ke atas tanpa menunggu jawaban dari lawan bicaranya.

                Fea membuka gagang pintu dan masuk di sana, merebahkan punggungnya. Dia sebenarnya butuh mandi setelah beraktivitas seharian ini. Tapi rasanya dia sudah terlalu lelah sampai tidak sadar bahwa ternyata kenyamanan ranjangnya membuatnya jatuh tertidur.

                Jika ada yang bingung dengan ketidak peduliannya terhadap Arsal berarti orang yang pertama itu justru dirinya sendiri lah. Fea masih tidak mengerti bagaimana bisa Fea akhirnya setidak peduli ini dengan Arsal dan apa pun yang pria itu lakukan.

                Sejak kepulangan pria itu berapa bulan lalu sampai akhirnya memilih kembali menetap di Jakarta, mulai bekerja kembali sama seperti dulu. Fea tidak terlalu mempedulikannya, apalagi ketika tau bahwa Arsal sudah mempunyai pacar yang berawal dari perjodohan yang dilakukan Livia. Semua itu sudah tidak artinya lagi untuk Fea. Semua sudah berlalu dan dia sekarang hidup untuk hari ini.

                Lagipula Fea sudah tidak tinggal di rumah, dia hanya pulang saat weekend, setidaknya waktunya untuk bertemu dengan pria itu sangatlah sedikit. Bahkan selama tiga bulan ini, Fea berusaha untuk tidak menimbulkan interaksi apa pun dengan pria itu.

--odd love 2--

                Setelah tidur sebentar dan mandi, Fea turun ke bawah karena sejak tadi Livia sudah berulang kali memanggilnya untuk ikut bergabung di bawah. Semuanya sedang berkumpul di meja makan, termasuk dengan satu pendatang baru dikeluarga mereka.

                Fea mengambil duduk di samping Livia persis di depan Arsal sementara ada seorang perempuan lain yang kini menduduki kursi yang sejak dulu menjadi miliknya.

                "Jam berapa sampenya, Nak?" Tanya Ezra memulai pembicaraan karena saat kedatangannya, anak perempuan kesayangannya itu ternyata sedang tidur.

                "Sekitar jam limaan kayaknya Pah," jawabnya disela suapannya.

                "Kok kamu belinya banyak banget? Padahal tau kalau yang makan paling cuman Mama aja," kata Livia tiba-tiba membahas isi dari kantongan yang tadi dia temukan di meja dapur.

                "Itu rasanya beda-beda Mah,"

                "Sama aja, topping-nya aja kayaknya yang beda,"

                "Nggak Mah, itu emang beda rasanya. Kayak ada tambahan di adonannya gitu loh," kata Fea masih mencoba menjelaskan apa yang tadi dijelaskan pelayan di toko.

ODD LOVE IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang