34: Alasan Untuk Tetap Bertahan

342 15 5
                                    

Arsal sedang duduk menunggu seseorang yang akan dia temui. Dia memang sengaja untuk tiba lebih awal. Bahkan dia sengaja untuk keluar lebih cepat dari kantor sebelum jam istirahat karena ingin menemui perempuan itu. Arsal melepaskan jasnya, meletakkan benda itu ke sisi kursi.

                Arsal menarik senyum di bibirnya ketika perempuan cantik dengan baju biru dan sendal kodoknya terlihat. Perempuan itu menghampirinya lalu memeluk tubuhnya erat. Sudah berapa lama dia tidak bertemu dengan tunangannya, bahkan komunikasi mereka akhir-akhir ini tidak begitu baik. Pria itu baru membalas pesannya ketika Sasa melaporkan kepada Livia, mempertanyakan apakah Arsal baik-baik saja.

                "Sorry aku pake ini karena aku ada jadwal ikut operasi sama Dokter habis ini," kata perempuan itu menjelaskan. Dia sudah menawarkan pada Arsal untuk bertemu nanti malam saja karena dia tidak bisa lama, tapi pria itu berkeras ingin bertemu.

                Sasa tentu sangat senang. Akhirnya Arsal merindukannya, sama seperti dia yang juga sangat merindukan pria itu.

                "Kamu yang mimpin?" tanya Arsal memastikan.

                Sasa menggeleng. "Bukan, aku ikut operasinya Dokter Samuel, dokter senior di rs ini, aku ngajuin diri jadi asisten." Jawabnya dengan semangat, khas Sasa sekali.

                Arsal mengangguk. Kalau ternyata Sasa yang memimpin operasi itu, dia tidak akan memberitahu alasannya meminta bertemu karena apa yang akan dia katakan nanti tentu tidak akan bisa diterima dengan mudah oleh perempuan itu.

                "Oh okey."

                "Kenapa kamu tiba-tiba ngajak ketemu, sayang? Ada apa?" tanyanya penasaran.

                Arsal tidak langsung menjawabnya, dia memannggil seorang pelayan untuk menghampirinya dan mencatat pesanan mereka. Setidaknya mereka akan makan bersama dulu. "Makan dulu, yah?"

                "Kata Tante Livi, Fea putus yah? She is fine? Itu kan patah hati pertamanya dia pasti sedih banget," tanya Sasa, dia sudah lama tidak ke rumah tunangannya itu karena Arsal sangat sibuk, kalau pun dia kesana juga percuma, tidak ada Arsal.

                "Ya, dia baik-baik aja." Jawab Arsal singkat, tidak berminat untuk membuat Sasa bertanya lebih lanjut.

                "Baguslah, pas dikasih tahu sama Tante Livi aku sedih banget tau dengernya. Yah nanti Fea bakal dapat yang lebih baik lagi deh, amin."

                Arsal mengangguk saja. "Makan dulu." Ucapnya menyudahi pembahasan itu selagi pramusaji sudah datang membawakan beberapa menu pesanan mereka.

                Sasa tersenyum senang. Dia memang kerap kali merasa kesepian walau dia mempunyai hubungan dengan Arsal, tapi lebih dari itu, dia masih mencintai Arsal dengan sangat. Pria itu adalah pria terbaik yang pernah ditemuinya. Ditengah kehidupan Arsal yang sudah mapan, pria itu tidak pernah melakukan hal-hal aneh, Arsal hanya fokus bekerja sepanjang waktu.

                Saingannya hanyalah kerjaan Arsal saja. Dia tersenyum sendiri di tempatnya mengingat hal itu. Dia merasa menjadi wanita beruntung bisa dipertemukan dengan Arsal diera gempuran pria-pria selingkuh seperti di berita yang marak dibicarakan.

                Arsal menghela nafasnya ketika dia telah menyelesaikan makannya. Dan perempuan di depannya pun melakukan hal yang sama. Kedua pasang mata mereka bertemu. Arsal tahu perempuan ini adalah orang yang baik, pun dari keluarga yang baik-baik. Tidak ada yang salah sama sekali dengan Sasa.

                Andai dia bertemu dengan Sasa sebelum Fea, mungkin dia tidak perlu untuk mengecewakan perempuan itu. Tapi dari semuanya, dia tahu bahwa dia tidak boleh menjadi lebih jahat dengan melanjutkan hubungan mereka dan menyiksa Sasa dengan pernikahan yang tidak akan berjalan dengan baik.

ODD LOVE IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang