82.

17 1 0
                                    

"Arun kamu disini?". Tanya Devian dengan senyum lebar yg menghiasi bibirnya.

Devian menoleh kearah sang Papah untuk meminta penjelasan mengapa Arunika bisa berada disana dan satu mobil dengan Papahnya, namun Papahnya malah menoleh kearah lain dan pura - pura tidak melihatnya.

"Apa maksudnya ini semua Pah?, kenapa Papah ngerjain Devian dan buat Devian kesal". Devian menatap Papahnya dengan intens.

"Papah hanya ingin memberi pelajaran pada putra nakal Papah biar tidak semena - mena pada anak gadis orang". Ucap tuan David sambil berjalan memasuki restoran dengan mengkode Arunika agar mengikutinya. Devian yg mendengar ucapan Papahnya menjadi bingung.

"Dev gak ngerti Pah, apa Papah bisa jelasin dulu". Kata Devian sambil mensejajarkan langkah kakinya dengan Tuan David.

"Nanti kita bahas di rumah, lebih baik sekarang kita masuk, gak enak kalo membuat tamu menunggu terlalu lama". Ujar Tuan David masuk ke dalam restoran yg di ikuti Arunika dan Devian dengan wajah pasrahnya. Benar apa kata Papahnya, lebih baik di bahas di rumah dari pada di tempat umum seperti ini.

Saat memasuki restoran, Tuan David di arahkan oleh pelayan ke private room, di dalam ruangan pak Abdi telah menunggu kedatangan tuan David.

"Maaf menunggu lama pak Abdi". Ucap Tuan David saat berhadapan dengan pak Abdi dan berjabat tangan dengannya.

"Tidak apa - apa pak David, kedua putri saya juga masih dalam perjalanan, ayo silahkan duduk". Pak Abdi mempersilahkan duduk pada tuan David, Devian dan Arunika setelah berjabat tangan.

"Terima kasih, oh ya ini perkenalkan putra tunggalku Devian dan di sebelahnya adalah Arunika yg merupakan sekretarisnya". Kata tuan David memperkenalkan Devian dan Arunika yg merespon anggukan kepala tanda hormat.

"Senang bisa bertemu langsung dengan putramu yg tampan ini pak David". Pak Abdi menoleh kearah dua putrinya yg baru saja masuk dan duduk di sampingnya, "Perkenalkan ini kedua putri kembarku namanya Rania dan Tania". Ucap pak Abdi memperkenalkan kedua putrinya senyum merekah di bibirnya.

Arunika kaget melihat perempuan di hadapannya, "Rania.. Ini beneran lo?". Tanya Arunika yg langsung di balas pelukan dari Rania sambil menganggukkan kepalanya.

"Gue kangen banget sama lo Arun, bagaimana kabar lo?, kenapa lo gak pernah chat atau telepon gue sih?". Tanya Rania bertubi - tubi. Rania adalah sahabat Arunika sewaktu di New York, mereka kuliah di kampus yg sama namun jurusan yg berbeda.

"Gue baik, sorry gue sibuk makanya gak bisa ngabari lo, hehe". Ucap Arunika sambil menggaruk tengkuknya yg tidak gatal.

"Ini beneran kak Arun ya?, saudara kembarnya kak Raditya?". Tanya Tania antusias saat melihat wajah Arunika. Tadi Tania ingin menebak jika yg di depannya adalah Arunika namun Tania takut kalo dia salah orang, karena saat ini Arunika berpenampilan berbeda dengan sewaktu kuliah dulu. Dulu Arunika tampil sederhana sedangkan sekarang Arunika memakai pakaian rapi ala kantoran yg membuatnya bertambah anggun dan kharismatik. Memang Tania tidak satu universitas dengan Arunika maupun Rania, tapi Tania cukup akrab dengan Arunika. Berkat nasehat dan dukungan semangat dari Arunika akhirnya Tania bisa keluar dari hidupnya yg rumit.

Pak Abdi memotong pembicaraan tiga perempuan di depannya, "Kalian bertiga sudah saling kenal?". Tanya pak Abdi menatap heran kearah kedua putri kembarnya.

"Arun itu adalah sahabat yg sering aku ceritain Pih". Kata Rania, "Dia juga saudara kembarnya Raditya yg pernah nolong Papih sama Tania". Lanjutnya lagi.

"Ya ampun ternyata dunia sempit sekali ya.., gimana kabar Raditya nak Arun?, Om dengar dia sekarang berada di jakarta". Kata Pak Abdi ramah.

"Kabarnya baik Om, iya kebetulan ayah juga ikut pulang ke indonesia". Jawab Arunika dengan senyum tipis.

"Kapan - kapan Om akan mampir ke rumahmu, bolehkan?, Om belum sempat mengucapkan terima kasih dengan benar kepada saudara kembarmu itu". Ucap pak Abdi yg langsung di iyakan oleh Arunika.

"Iya Om, pintu rumah kami selalu terbuka untuk Om sekeluarga". Jawab Arunika. Arunika memang dekat dengan si kembar Rania dan Tania, namun dengan pak Abdi dia hanya mengenalnya lewat cerita dari si kembar dan belum pernah bertatap muka langsung.

Setelah berbasa - basi Devian, Tuan David dan pak Abdi melanjutkan obrolan mereka dengan mendiskusikan kerja sama yg akan mereka kerjakan ke depannya. Lalu di lanjutkan makan siang bersama.

Sesudah makan siang, Rania meminta izin ingin berbicara bertiga dengan Arunika.

"Pih Om David boleh gak kalo aku pinjam Arunika'nya sebentar, aku ada perlu dengannya". Kata Rania meminta izin pada Papihnya dan tuan David.

"Maaf sebelumnya Rania tapi Om minta waktunya sebentar untuk berbicara mumpung ada kalian semuanya disini". Di perhatikannya satu per satu mulai dari Devian hingga putri kembar pak Abdi, "Saya kemarin sudah sepakat dengan pak Abdi jika mulai besok Rania akan bekerja di perusahaan saya sebagai sekretaris Devian dan menggantikan Arunika untuk sementara waktu". Kata tuan David membuat Devian tersentak kaget. Devian menoleh kearah Papahnya dengan tatapan tajam.

Begitupun Rania, dia merasa keberatan jika harus menjadi sekretaris Devian yg selalu menampilkan wajah datarnya apalagi Rania memang dari awal tidak berminat untuk terjun di perusahaan, biarkan saja Tania kelak yg akan mengurusnya, Rania ingin menggapai cita - citanya menjadi desainer terkenal.

"Devian gak setuju Pah, jika papah ingin dia masuk di perusahaan kita lebih baik dia di tempatkan di posisi lainnya bukan menggantikan Arunika". Tolak Devian dengan tegas. Devian itu memang rewel jika menyangkut partner kerjanya, dari sekian banyak yg pernah menjadi sekretarisnya hanya Erick dan Arunika-lah yg cocok dengannya.

"Aku juga keberatan Om jika harus mempunyai partner kerja yg sifatnya dingin dengan karyawannya". Rania tak mau kalah, dia tak terima karena merasa di tolak oleh Devian, "Gue heran sama lo Run kenapa lo bisa betah dengan manusia es batu itu, gak takut beku lo". Bisik Rania pada Arunika yg masih bisa di dengar oleh semuanya.

Sedangkan Devian yg mendengar itu tak menghiraukan sama sekali, yg penting kekasihnya percaya padanya dan paham dengan sifatnya yg dingin dengan wanita di dekatnya terkecuali Arunika dan Oma Renata.

Pak Abdi yg mendengar bisikan putrinya pada Arunika pun langsung menegurnya, "Rania gak sopan bicara seperti itu, ayo cepat minta maaf atau papih tidak akan mengabulkan impian kamu itu".

Dengan malas Rania meminta maaf pada Devian dan hanya di balas deheman singkat oleh Devian.

"Tapi Pih Rania tetap gak mau bekerja di kantoran, lebih baik ganti saja dengan Tania yg sudah berbakat di bidang bisnis, ayolah pih please.. Kali ini saja biarkan Rania menggapai cita - cita yg sedari dulu Rania impikan". Ucap Rania membujuk Papihnya untuk menuruti keinginannya, karena selama ini dia telah mengikuti apa yg papihnya inginkan. Ya, sebenarnya pak Abdi sengaja mengundang tuan David makan siang karena ingin meminta bantuannya supaya salah satu dari putri kembarnya bisa bekerja di perusahaan tuan David sebelum terjun langsung di perusahaan yg sudah di rintisnya, karena pak Abdi yakin jika putrinya langsung bekerja di perusahaannya pasti akan banyak karyawan yg sungkan untuk mengajarinya walaupun karyawan itu jabatannya tinggi dan lebih berpengalaman dari putrinya. Pak Abdi juga berpikir jika putrinya bekerja di perusahaan orang lain tentunya akan merasakan bagaimana susahnya bekerja dan bisa bersungguh - sungguh untuk belajar berbisnis.

"Baiklah Papih akan menuruti keinginanmu kali ini tapi kamu harus bisa sukses dengan pilihanmu". Pak Abdi menoleh kearah Tania, "Dan kamu Tania mulai besok kita kembali ke jerman, kamu akan bekerja di perusahaan rekan kerja papih". Lanjutnya yg di angguki oleh Tania.

"Maaf pak David jika keputusan ini terasa seperti mempermainkan bapak". Pak Abdi merasa bersalah dengan Tuan David, pasalnya dia yg meminta putrinya agar menjadi karyawan MW Group dan sekarang dia juga yg menolaknya.

"Tidak apa - apa pak Abdi, aku maklumi kalo putrimu lebih memilih cita - citanya di banding bekerja di kantoran". Lalu tuan David menoleh kearah putranya, "Dan sepertinya memang hanya Arunika yg pantas berada di samping Devian untuk menjadi sekretarisnya". Imbuhnya. Tuan David sadar jika dari awal dia tidak akan bisa memisahkan putranya dengan Arunika meski itu hanya semata - mata untuk memberi pelajaran putranya saja.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 04 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My CEO is My Ex (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang